Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Penguasaan IPTEK Pilar Fundamental Pembangunan Bangsa

JAKARTA – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, menuturkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi. Pekerjaan rumah inilah yang harus dituntaskan bersama, salah satunya melalui gagasan Visi Indonesia Emas 2045. Dimana pembangunan sumberdaya manusia dan penguasaan IPTEK menjadi salah satu pilar fundamental pembangunan bangsa.

“Pendidikan berkualitas yang mencakup segala dimensi sistem pembelajaran, mulai dari kurikulum, sumber daya pengajar, hingga infrastruktur, harus dapat dinikmati seluas-luasnya oleh masyarakat. Sehingga, dapat menghasilkan manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan berdaya saing global,” ujar Bamsoet usai menghadiri acara Wisuda Puterinya Beliza Shintya putri, Angkatan ke-20 Angkatan Navananta, SMA Labschool Kebayoran Jakarta, di Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Turut hadir antara lain Rektor Universitas Negeri Jakarta Prof Komarudin, Kepala Sekolah SMA Labschool Kebayoran Jakarta Risang Danardana, dan sivitas akademika lainnya.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menyadari sepenuhnya, bahwa mendidik adalah tugas yang berat. Merujuk pada hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2019, tingkat literasi Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara. Tahun 2021, World Population Review menempatkan Indonesia pada peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan sistem dan kualitas pendidikan di dunia.

“Khusus pendidikan sekolah menengah tingkat atas, data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mencatat, setiap tahun, dari sekitar 3,7 juta lulusan pelajar sekolah menengah tingkat atas, hanya sekitar 1,8 juta atau sekitar 49 persen yang berkesempatan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi,” kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menerangkan, seiring pesatnya lompatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia pun dipaksa untuk terus berlari agar tidak semakin jauh tertinggal. Belum sepenuhnya mampu beradaptasi dengan Era Revolusi Industri 4.0, saat ini seluruh elemen bangsa harus bersiap menyambut hadirnya Era Society 5.0.

“Di tengah upaya kita mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan, kita kembali diuji dengan hadirnya pandemi Covid-19. Selama lebih dari dua tahun, dampak pandemi telah menggerus berbagai sektor kehidupan kita, tidak terkecuali dunia pendidikan. Sebagai gambaran, hingga awal Mei 2021, ada sekitar 407.000 sekolah, sekitar 3,4 juta guru, dan sekitar 56 juta siswa terdampak Covid-19 di Indonesia,” urai Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum SOKSI ini menambahkan, pandemi memaksa semua pihak untuk melakukan berbagai langkah penyesuaian dan inovasi dalam proses belajar mengajar. Menyeimbangkan dua kutub kepentingan, yaitu antara pemenuhan kebutuhan pendidikan yang berkualitas di satu sisi, dan kebutuhan melindungi kesehatan anak didik, di sisi yang lain.

“Alhamdulillah, pendidikan yang berkualitas dan berorientasi pembangunan dapat dirasakan oleh putri kami, Belliza Shintya Putri, bersama siswa/i SMA Labschool Kebayoran lainnya yang selesai menuntut ilmu di SMA Labschool Kebayoran Jakarta. Semoga nilai-nilai positif yang telah diwariskan oleh SMA Labschool Kebayoran Jakarta, akan terus melekat dan membentuk karakter putra-putri kami ke depannya. Baik sebagai akademisi, sebagai bagian integral dari masyarakat, maupun sebagai sumberdaya manusia pembangunan yang potensial, yang senantiasa menjaga nama baik almamater,” pungkas Bamsoet. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *