2023, Banyak Pengusaha Pariwisata dan Pelaku UMKM akan Bangkrut

Jangan Sampai Terlambat, Pemerintah Pusat harus Bantu Bali Sekarang Juga

DENPASAR – Anggota Komisi VI DPR RI, Nyoman Parta, mendesak pemerintah pusat untuk segera membantu Bali. Sebab, di tahun 2023 akan banyak pengusaha pariwisata, pelaku UMKM dan pemilik rumah dengan KPR di Bali akan mengalami kebangkrutan dan/atau kredit macet.

“Pemerintah pusat harus membantu Bali sekarang juga. Jangan sampai terlambat,” kata Parta, Jumat (22/4/2022), saat melakukan zoom meeting yang difasilitasinya. Zoom meeting mempertemukan stakeholder pariwisata, pelaku UMKM dan pemilik kredit KPR dengan pihak BNI. Hadir dalam zoom meeting tersebut Direktur Utama BNI, Roke Tumilar.

Dalam pertemuan di zoom meeting tersebut, kata Parta, kalangan pelaku pariwisata, pelaku UMKM dan pemilik Kredit KPR menyampaikan ancaman kebangkrutan yang akan dialaminya pada 2023. “Sesuai POJK Nomor 17/POJK.03/2021 yang mengatur tentang perpanjangan stimulus perekonomian bagi debitur perbankan yang terdampak Covid-19, sampai dengan 31 Maret 2023 akan berakhir. Maka relaksasi dan restrukturisasi akan berakhir, sehingga pembayaran kredit pokok dan bunga akan terakumulasi dengan pembayaran yang normal,” kata politisi PDI Perjuangan asal Gianyar ini.

Menurutnya, tentu saja hal itui akan sangat menyulitkan. Di satu sisi beban lebih besar, sedangkan kemampuan membayar makin tidak ada. Sementara untuk penambahan modal tidak dimungkinkan karena terbentur dengan berbagai peraturan.

“Pemerintah melalui Bank Himbara wajib membantu Bali, dengan berbagai program penyelamatan ekonomi Bali dengan melakukan langkah avirmatif, perpanjang masa relaksasi dan restrukturisasi, berikan seringan-ringannya dan bahkan langkah pemutihan, terutama untuk UMKM,” ujar Parta.

Kata dia, beberapa langkah yang harus dilakukan akan didiskusikan lebih teknis dalam forum berikutnya. “Astungkara ada solusinya,” tambahnya.

Ia menjelaskan, kunjungan wisata pada Januati 2022 sebanyak 143.744 orang, Februari 2022. yaitu 18.455 orang. Bandingkan dengan sebelum pandemi, pada Januari 2019, yaitu 1.201.735 dan Februari, yaitu 1.243.996 wisatawan.

“Jadi kedatangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara masih sangat jauh dari jumlah idealnya. Yang menyebabkan ekonomi Bali masih kontaksi sampai hari ini,” tandas Parta. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *