KONI Buleleng Jamin Tak Ada Atlet Titipan untuk Porprov Bali 2022

BULELENG – Untuk menyeleksi atlet yang akan menjadi kontingen Buleleng pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XV tahun 2022, KONI Buleleng bekerjasama dengan Ganesha Sport Centre (GSC) melaksanakan tes fisik tahap I bagi calon atlet. Tes fisik tersebut dilaksanakan selama tiga hari, mulai Jumat (18/3/2022) sampai Minggu (20/3/2022) mendatang di GOR Undiksha di Kampus Jinengdalem, Singaraja. Sebanyak 742 atlet dari 43 cabang olahraga yang mengikuti tes fisik tahap I tersebut.

Ketua KONI Buleleng, Ketut Wiratmaja, SH, saat membuka tes fisik tahap I, mengatakan, untuk Porprov yang rencananya digelar November 2022 mendatang, Kabupaten Buleleng berencana akan mengirim kontingen kecil. Namun dipastikan membawa pulang medali emas untuk Bumi Panji Sakti.

Dikatakan, dari awal, pihaknya bersama seluruh pengurus sudah berkomitmen bahwa Kontingen Buleleng pada Porprov kali ini tidaklah terlalu besar. Pihaknya hanya akan mengirim atlet-atlet yang benar-benar siap berlaga dan siap meraih medali emas. “Small is gold”, itulah tagline yang dipasang KONI Buleleng.

Oleh karena itu, tandas Wiratmaja, disiplin menjadi utama dalam penentuan calon atlet yang memperkuat Kontingen Buleleng di Porprov Bali XV mendatang. Menurutnya, disiplin adalah harga mati bagi calon-calon atlet yang ingin berprestasi dalam Porprov mendatang.

Wiratmaja menegaskan, pihaknya akan secara ketat melakukan seleksi atlet. Menurutnya, KONI Buleleng tidak akan menerima atlet titipan dari siapapun. Pihaknya tidak main-main dalam menyiapkan Kontingen Proprov Bali. Lewat tes fisik yang berproses dan tanpa ada titipan diyakini akan lahir tim yang solid bagi Kontingen Buleleng di ajang Proprov nanti.

Sementara itu Ketua GSC Undiksha Singaraja, I Gede Suwiwa, mengatakan, dalam tes fisik pertama, seluruh atlet akan diwajibkan memenuhi 17 item tes. Mulai dari tens, tinggi/berat badan, ketebalan lemak, kecepatan antisipasi, fleksibelitas, keseimbangan, kekuatan tungkai kaki, kekuatan otot. Belasan item yang diujikan juga disebut Suwiwa disesuaikan dengan cabang olahraga.

“Tes ini untuk memberi jawab KONI terkait kondisi atlet yang akan mengikuti desentralisasi maupun sentralisasi. Hasil tes ini akan menjadi gambaran umum atlet kepada Pengkab. Selanjutnya menjadi referensi pelatih mentukan program latihan dan memperbaiki yang kurang,” kata Suwiwa. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *