BULELENG – Politisi senior PDI Perjuangan yang juga anggota DPR RI, Ketut Kariyasa Adnyana, mempunyai penilaian tersendiri terhadap calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, serta calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali. Penilaian itu disampaikan Kariyasa Adnyana saat diberi kesempatan untuk orasi dalam kampanye Paslon Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna di Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, Sabtu (12/10/2024).
Menurut Kariyasa, calon Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra merupakan seorang dokter spesialis kandungan. “Apa ada yang lebih enak dari menjadi dokter?” tanyanya.
Sebagai seorang dokter spesialis mendapat bayaran mahal. “Sebagai seorang dokter spesialis kandungan, bermacam-macam bulu dia tahu, mulai dari yang kriting, kuning, uban, gundul, dll. Sudah dapat lihat, eh dikasih uang lagi,” katanya.
Namun, Sutjidra bersedia meninggalkan hal itu. Ia mau menjadi Wakil Bupati Buleleng selama dua periode, dan sekarang menjadi calon bupati. “Dokter Sutjidra punya klinik besar, punya rumah sakit. Banyak membantu orang sakit selama ini. Apalagi kalau jadi bupati nanti,” ujar Kariyasa Adnyana.
Sementara Gede Supriatna mau meninggalkan zona nyaman. Padahal, kata Kariyasa, Supriatna sudah terpilih menjadi anggota DPRD Buleleng pada Pemilu 2024 lalu. Bahkan ia kembali berhak menjadi Ketua DPRD Buleleng kalau tidak menjadi calon Wakil Bupati Buleleng. “Tapi ia bersedia meninggalkan zona nyaman tersebut untuk mengabdi kepada Buleleng. Begitu tulus ikhlasnya Supriatna,” paparnya.
Oleh karena itu, tegas Kariyasa Adnyana, masyarakat Buleleng wajib memenangkan Sutjidra dan Supriatna menjadi Bupati dan Wakil Bupati Buleleng. “Tidak perlu pintar-pintar ngomong. Yang penting lihat wajahnya. Kelihatan wajahnya tulus ikhlas. Lihat juga track record-nya. Lihat media sosialnya, Supriatna tidak pernah diam. Sehari bisa menghadiri belasan undangan,” jelasnya.
Kariyasa Adnyana yang juga mantan anggota DPRD Bali ini, juga mengingatkan pendukung Sutjidra-Supriatna. “Saya dengar ada yang mengatakan, kalau Sutjidra dan Supriatna pasti menang, kita akan dipilih. Tapi untuk Gubernur ragu-ragu. Ini mohon kepada saudara-saudara, jangan sampai seperti itu,” pintanya.
“Wajib hukumnya ketika memenangkan Sutjidra-Supriatna wajib juga memenangkan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta dalam pemilihan Gubernur,” katanya.
Kariyasa kemudian menjelaskan apa prestasi dan apa yang telah dikerjakan Wayan Koster. Ia mengatakan, Koster membuat jalan shortcut Denpasar-Singaraja. Menurutnya, gubernur-gubernur Bali sebelumnya tidak bisa menyelesaikan shortcut. “Yang menyelesaikan adalah Pak Wayan Koster (saat menjadi Gubernur Bali-red),” ujarnya.
Demikian juga pembangunan Turyapada Tower untuk mengatasi blank spot di Buleleng. “Turyapada Tower saat ini sudah berdiri megah. Itu akan menjadi ikon pariwisata baru buat Buleleng. Setara dengan menara Eiffel. Nanti ada jembatan kaca, ada gondola, museum dan sebagai. Itu akan menjadi pusat destinasi wisata baru bagi Buleleng. Pendapatan Buleleng akan bertambah,” katanya.
Koster ketika menjadi Gubernur Bali juga melakukan penataan Pura Besakih. “Jadi Pak Koster itu Gubernur yang kreatif. Tidak ada gubernur yang se-kreatif Pak Wayan Koster,” tandas Kariyas Adnyana.
Selain itu, kata dia, Koster juga yang memperjuangkan pembuatan Undang-Undang tentang Provinsi Bali. “Dulu ketika saya jadi anggota DPRD Bali, DPRD Bali pernah berjuang mengajukan RUU Otsus Bali. Namun, ditolak. Takut Bali nanti macam-macam, merdeka misalnya. Padahal RUU Otsus tersebut dimaksudkan untuk menyejahterakan masyarakat Bal,” katanya.
Akhirnya, dengan kekreatifan Wayan Koster, lahirlah UU Provinsi Bali. Dengan UU Provinsi tersebut ada pengakuan terhadap desa adat. Karena itu, ke depan APBN dapat membantu desa adat, pariwisata dan lingkungan dalam segi anggaran.
“Yang ketiga, yang luar biasa, Bali bisa memungut retribusi dari wisatawan asing. Saat ini baru uji coba saja sudah Rp 1 trilyun pendapatan dari situ. Itu karena adanya UU Provinsi Bali yang sepenuhnya dirancang Wayan Koster.
Sementara calon Wakil Gubernur Nyoman Giri Prasta dikenal bares saat menjadi Bupati Badung. Dengan program Badung Angelus Bhuana-nya, Giri membantu dana ke kabupaten, termasuk Kabupaten Buleleng. (bs)