SABTU, 12 Oktober 2024, di Jl. Hasanuddin. Pagi masih segar. Belum terasa hawa panas musim kemarau Singaraja. Warung kopi Dul Manan telah buka.
Sekitar pukul 07.30 Wita. Atau mungkin lebih sedikit. Warung yang bercat hijau itu, perlahan-lahan ramai. Satu dua warga berdatangan. Terus, semakin ramai. Sejumlah sepeda motor menepi. Parkir. Dan orangnya kemudian bergabung di Warung Kopi Dul Manan.
Ada apa gerangan? Kok tiba-tiba Warung Kopi Dul Manan yang berada di Jl. Hasanuddin Kampung Kajanan Singaraja itu begitu ramai. Sungguh tak seperti biasanya.
Semakin meninggi matahari, semakin bertambah orang yang datang. Orang-orang yang lewat, orang-orang yang ada di sekitar warung juga penasaran. Ada kejadian apa? Atau ada acara apa di Warung Kopi Dul Manan tersebut?
Ah, ternyata ini dia magnetnya. Ada Supit ngopi di sana. Ya Supit, nama akrab dari Gede Supriatna, SH. Calon Wakil Bupati Buleleng. Sosok yang berpasangan dengan dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG, sebagai calon Bupati Buleleng. Yang maju pada Pilkada Buleleng 2024.
Saat itu Supit hanya memakai kaos. Warna putih. Bercelana pendek. Hitam warnanya. Dan memakai sandal. Supit memilih duduk di bangku kayu panjang di luar warung. Di depan warung, tepatnya. Di atas trotoar, di bawah pohon perindang jalan.
Sejumlah tokoh Muslim Singaraja ikut bergabung ngopi bareng Supit, seperti H. Hasyim Baslum, Dodi Irianto, dan pemuda-pemuda dari Relawan Bahari (Banteng Matahari). Terlihat juga pentolan LSM di Buleleng Antonius Sanjaya Kiabeni. Tentu saja juga warga Kampung Kajanan.
Sejumlah warga yang bergabung ada yang harus duduk lesehan di trotoar karena tidak kebagian bangku atau tempat duduk. Beberapa warga lain memilih berdiri, menyimak obrolan santai antara warga dan calon pemimpin Buleleng tersebut.
Supit memesan kopi hitam, manis, dan jajanan khas Kampung Kajanan. Jajan lupis, yakni jajan yang terbuat dari ketan berbentuk persegi tiga, direbus. Ditaburi parutan kelapa dan dilaburi gula merah. Ditambah keladi rebus, ditaburi parutan kelapa dan dilaburi gula merah.
Ya Supit seperti ingin merasakan cara rakyat, cara warga Kampung Kajanan menikmati pagi. Seruput kopi hitam. Lantas santap lupis, seruput lagi kopi hitam. Berikutnya santap keladi rebus, satu dua suapan. Lanjutkan kembali seruput kopi hitam. Begitu seterusnya, sampai tuntas. Tuntas kopi hitamnya, tuntas lupis dan keladi rebusnya, dan tuntas nikmatnya.
Supit tampak begitu menikmati kuliner murah meriah tersebut. Ia bahkan meminta tambah keladi rebus. Sayangnya, keladinya sudah habis. Tak tersisa, di pagi itu.
Di sela-sela itu, diselingi obrolan santai kangin kauh. Antara Supit dan warga, yang terus berdatangan. Kadang politik, kadang tentang warga Kajanan, atau kadang-kadang Supit menanyakan tentang kabar sejumlah tokoh yang dikenalnya.
Entah berapa lama Supit ngopi bareng rakyat di Warung Kopi Dul Manan tersebut. Matahari terus meninggi. Hawa panas musim kemarau kota Singaraja mulai terasa. Supit telah bertemu rakyatnya, bertemu warga Kampung Kajanan, secara begitu sederhana. Ia pamit.
Warga Kampung Kajanan tampak begitu terkesan. Kesan yang mendalam. Begitu lama mereka merindukan pemimpinnya ngopi bareng, menikmati jajanan bareng, secara sederhana, di warung yang sederhana.
Diakhiri dengan foto bersama, dan salam penuh keakraban. Warga tampak bahagia, Supit tersenyum berbunga-bunga.
H. Hasyim Baslum mengomentari acara ngopi bareng Supit di Kampung Kajanan tersebut. Kata dia, Supit sudah pernah ke Kampung Bugis. Kali ini ia ajak ngopi di Kampung Kajanan. Dengan suasana santai. Bisa bincang-bincang, sekaligus menyentuh masyarakat golongan bawah.
“Ternyata acara ini disambut meriah, karena masyarakat Kampung Kajanan bisa langsung bertemu dan berkomunikasi dengan calon pemimpinnya. Alhamdulillah pada kesempatan itu, selain masyarakat bertanya dan berbincang-bincang, juga mendoakan semoga Pak Sudjidra dan Pak Supriatna sukses menjadi pemimpin Buleleng,” tandas H. Hasyim. (yum)