SEKDA ADI ARNAWA BUKA RAKOR TPID KABUPATEN/KOTA SE-BALI

MANGUPURA – Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa, membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota Se-Provinsi Bali di Ruang Kriya Gosana, Puspem Badung, Rabu (25/11/2020). Turut hadir Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Rizki Ernadi Wimanda, Plt. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Badung A A Ngr. Bayu Kumara Putra, serta Perwakilan TPID Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali.

Dalam sambutannya Sekda Adi Arnawa menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas dilaksanakannya rapat koordinasi TPID se-Bali di Kabupaten Badung. Melihat dari tema Rakor ini, menurut Adi Arnawa, ini merupakan langkah yang sangat tepat dan strategis di tengah-tengah kebutuhan akan produksi pertanian dan peternakan di Bali dan di Badung khususnya yang cukup tinggi.

“Sebagai destinasi pariwisata, Bali dan Badung tentu memiliki konsekuensi yang begitu besar dalam memenuhi kebutuhan pangan dari produksi pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan pemetaan terhadap produksi-produksi yang ada di Bali maupun di Badung,” pesannya. 

Lebih lanjut Adi Arnawa juga sependapat dengan adanya kerjasama antardaerah dalam upaya peningkatan dan pemenuhan kebutuhan produksi pangan. “Kami sangat mendukung langkah kerjasama antardaerah ini, sehingga kedepan mampu menekan gejolak harga kebutuhan pokok di pasaran. Untuk itu jangan berdiam diri, diperlukan sinergitas antar daerah untuk menekan angka inflasi dan dapat menjamin tidak ada kelangkaan produksi yang menjadi kebutuhan kita di setiap daerah,” ujarnya, seraya berharap apa yang menjadi kendala dalam pertemuan ini dapat segera teratasi dan inflasi di Bali bisa ditekan serendah mungkin.

Sementara itu Ketua Panitia Rakor TPID AA Ngr. Bayu Kumara Putra melaporkan, TPID Badung menginisiasi pelaksanaan Rakor TPID Kabupaten/Kota se-Bali dengan topik Pemetaan Surplus Defisit Produksi dan Peningkatan Kerjasama Antar Daerah. Topik ini dipilih karena hampir setiap daerah belum mampu memenuhi kebutuhan bahan pangannya dari produksi sendiri, sehingga diperlukan adanya kerjasama antar daerah.

“Ada beberapa daerah yang sudah menjalankan kerjasama antar daerah, ada juga yang belum. Yang sudah melakukan kerjasama namun belum optimal dan perlu ditingkatkan lagi. Untuk itu melalui forum ini diharapkan kita dapat membahas bersama-sama, sehingga kerjasama antardaerah dapat dilaksanakan secara optimal,” jelasnya. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *