77BULELENG – Jika tak hal-hal krusial, tahun ini Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Sejumlah program studi (prodi) akan dibuka begitu Undiksha menjadi PTN-BH, yakni Prodi Psikologi, Farmasi, Teknik Kedokteran, atau Fashion Design.
Pada acara “Sinergi Informasi Bersama Media Buleleng” di Ruang Ganesha II Gedung Rektorat Undiksha, Senin (17/11/2025), Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, mengatakan, perubahan status menjadi PTN-BH menandai peningkatan tanggung jawab Undiksha dalam memberikan layanan pendidikan yang lebih luas kepada masyarakat Bali dan Indonesia.
Menurutnya, perubahan status ini akan membawa perubahan besar pada tugas dan tanggung jawab Undiksha. Kata Prof. Lasmawan, saat ini Undiksha memiliki sekitar 19 ribu mahasiswa aktif, tetapi jumlah tersebut dinilai belum mampu menjawab tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan tinggi.
Prof. I Wayan Lasmawan mengungkapkan, Undiksha akan terus memperjuangkan penambahan daya tampung, terutama pada program studi favorit agar akses masyarakat terhadap pendidikan semakin terbuka. Menurutnya, keberadaan Undiksha multiplier effect-nya sangat baik untuk perekonomian di Singaraja. Terbukti di musim liburan, terlihat kesannya agak berkurang keramaian di Singaraja.
“Kalau tidak ada hal-hal yang critical, mudah-mudahan tahun ini PTN-BH sudah keluar,” tambah Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.T.I.
Ia menegaskan, ada sejumlah manfaat yang akan diperoleh Undiksha ketika resmi berstatus PTN-BH. Salah satunya adalah terbukanya peluang mengikuti berbagai skema internasional. Dengan PTN-BH, Undiksha bisa mengikuti skema World Class University.
Dikatakan, status PTN-BH juga akan memperbesar kemampuan pendanaan operasional perguruan tinggi. Dampaknya, mahasiswa akan merasakan lebih banyak program internasional dan pengembangan akademik lainnya.
Selain itu, tambah Prof. Rasben, dengan menjadi PTN-BH memberi fleksibilitas bagi Undiksha dalam membuka program studi baru yang prospektif dan sesuai kebutuhan dunia kerja. Terdapat beberapa prodi yang tengah dipertimbangkan. Diantaranya prodi Psikologi, Farmasi, Teknik Kedokteran, hingga Fashion Design.
“Dengan PTN-BH, seperti yang saya sampaikan tadi, Pak Rektor bisa membuka prodi-prodi yang prospektif yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja. Tetapi Pak Rektor benar-benar harus melihat apakah itu benar-benar prospektif tidak untuk dibuka, biar tidak menjadi beban suatu saat nanti,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, dengan menjadi PTN-BH, Rektor Undiksha pun bisa menutup prodi berdasarkan pertimbangan senat akademik.
“Prodi yang peminatnya sudah tidak banyak, masyarakat sudah tidak membutuhkan, atau ada prodi yang tumpang tindih di Undiksha, ya sudahlah kita matikan, kita buka yang lebih prospektif. Contoh misalnya, yang sudah ada di pikiran Pak Rektor itu ada Psikologi, Farmasi, Teknik Kedokteran, Fashion Design, itu yang akan dibuka,” tegasnya.
Tetapi, kata dia, Rektor akan meminta kepada fakultas untuk melakukan need assesment atau studi kelayakan untuk melihat apakah masyarakat benar-benar membutuhkan atau tidak. Juga melihat berapa prodi yang sudah ada di Bali biar tidak saling rebutan mahasiswa dan lulusannya tidak terserap dengan baik.
“Jadi studi kelayakan itulah yang akan menjadi salah satu petimbangan penting bagi senat akademik universitas untuk menentukan prodi bisa didikan atau tidak,” katanya.
Sementara Wakil Rektor 2 Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Artanayana, menjelaskan, Undiksha akan membangun stadion dan convention centre. Stadion rencananya akan dibangun di Kampus Jinengdalem.
“Ada sisa tanah di seberang sungai Kampus Undiksha Jinengdalem, di Alasangker. Kami mohon dukungan untuk dibangun stadion Undiksha. Itu juga nanti untuk masyarakat Buleleng,” katanya.
“Kami menunggu dari Gubernur Koster untuk membantu membangun stadion ini,” tambah Prof. Artanayasa.
Selain itu, Undiksha akan membangun gedung convention centre pada 2026 nanti. “Kalau ini bisa berdiri akan menjadi tempat pertemuan terbesar di Bali utara. Lokasinya di Lapangan Sepakbola Undiksha saat ini. Lapangan sepakbola sendiri akan pindah ke stadion di Alasangker.
“Gedung convention centre ini akan menampung sekitar 4.000 peserta,” ujarnya. Menurutnya, dibutuhkan dana sekitar Rp 250 miliar untuk membangun gedung tersebut. Ia mengaku mengajukan proposal ke pusat. (bs)

