- Oleh : Ni Wayan Karunia Wedani, Ni Kadek Wulan Dari, Aprilia Dwi Maharani, I Made Bawadi Adistanaya, Dema Satria Putra, Putu Mangku Suastika
DESA Sudaji merupakan salah satu desa di Provinsi Bali yang menyandang gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia. Meskipun terletak di Bali utara yang pada umumnya bukan merupakan daerah yang dominan dikunjungi oleh para turis asing untuk berwisata, namun Desa Sudaji sanggup membuat masyarakat Bali terkejut atas kesuksesannya menjadi Desa Wisata Indonesia.
Berada di kabupaten yang dijuluki sebagai kota pendidikan dan didampingi oleh berbagai perguruan tinggi yang ada, membawa semangat bagi masyarakat Desa Sudaji untuk membangun desa mereka sebagai desa wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan hingga terkenal seperti saat ini.

Keindahan alam Desa Sudaji
Berbagai kerja sama dan riset telah dilakukan oleh masyarakat Desa Sudaji untuk membangun desa mereka hingga menjadi desa wisata dan membuat banyak masyarakat Bali terheran atas pencapaian tersebut. Desa Sudaji, yang terletak di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng bukanlah desa biasa, melainkan mutiara tersembunyi yang terletak pada ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut. Desa Sudaji berhasil menyabet juara II dalam Kategori Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Namun, tak sekadar itu, Desa Sudaji dengan keindahan alamnya juga menorehkan prestasi yang membanggakan dengan menyabet peringkat keempat dalam 5th ASEAN Homestay Award oleh ASEAN Tourism Forum 2025.
Potensi Desa Sudaji Sebagai Desa Wisata



Air Terjun Fiji Air Terjun Cinta Bendungan Ganda Meru
Desa Sudaji memiliki berbagai potensi wisata yang layak untuk dikembangkan. Potensi tersebut merupakan bentuk keindahan yang perlu dilihat oleh masyarakat pelancong, tidak hanya bersembunyi dalam bayang-bayang masyarakat lokal saja. Air Terjun Fiji, Air Terjun Cinta, Bendungan Ganda Meru dan berbagai tempat wisata lainnya memiliki potensi yang menawarkan keindahan alam yang sebetulnya dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Desa Sudaji.
Selain tempat wisata yang bernuansa alam, Desa Sudaji juga memiliki bentuk wisata budaya berupa kegiatan pertanian tradisional dan tradisi adat masyarakat lokal yang autentik. Salah satu wisata budaya yang dapat disaksikan di Desa Sudaji adalah Tradisi Ngusaba Bukakak, yang merupakan simbol rasa syukur atas hasil panen petani yang melimpah.
Melalui sentuhan pengelolaan yang tepat, seharusnya Desa Sudaji bisa menjadi destinasi wisata unggulan di Bali utara. Desa Sudaji juga dikenal dengan konsep wisata yang mengedepankan kearifan lokal, pelestarian alam, dan budaya, termasuk seni tari khas seperti Tari Prabawaning Sudaji yang menggambarkan kehidupan masyarakat desa dalam bercocok tanam dengan tradisi Bali.
Desa ini juga menawarkan pengalaman wisata edukasi dan spiritual, seperti yoga, meditasi, serta aktivitas pertanian tradisional yang bisa langsung dilakukan oleh wisatawan, seperti membajak sawah dan memanen padi secara tradisional. Homestay di Desa Sudaji juga unik karena mengedepankan unsur alam dengan bahan bambu dan alang-alang, serta berada di lingkungan warga sehingga wisatawan dapat merasakan kehidupan desa secara autentik.
Potret Permasalahan Tempat Wisata di Desa Sudaji



Berbagai potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Sudaji ternyata masih terkendala oleh berbagai persoalan. Persoalan tersebut diantaranya kurangnya akses, baik akses informasi melalui media sosial tentang tempat wisata yang ada di Desa Sudaji dan kurangnya akses fasilitas yang memadai di beberapa tempat wisata. Keterbatasan informasi di media sosial menjadikan Desa Sudaji nyaris tidak terlihat di mata wisatawan secara digital, sehingga hanya segelintir orang yang mengetahui keindahan alam di tempat wisata Desa Sudaji.
Pernyataan Gede Suharsana, selaku Ketua Desa Wisata Sudaji cukup membuka mata kita bahwa promosi digital kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Sayangnya, potensi besar yang dimiliki Desa Sudaji belum sepenuhnya ditopang oleh kemampuan SDM dalam bidang video marketing. Padahal, di era serba digital seperti sekarang, satu video menarik di internet bisa jadi jembatan utama bagi wisatawan untuk mengenal dan akhirnya datang langsung ke desa.
Kalau masyarakat bisa lebih diberdayakan dalam hal ini, Sudaji bukan hanya dikenal sebagai desa wisata, tapi juga bisa jadi contoh desa digital yang maju tanpa meninggalkan akar budayanya.
Fasilitas pendukung seperti papan petunjuk, toilet umum, dan tempat istirahat juga belum memenuhi standar kenyamanan wisatawan. Permasalahan ini terjadi di beberapa objek wisata seperti Air Terjun Cinta yang terkendala dalam kondisi fasilitas berupa tidak adanya petunjuk arah dan kurangnya keterbaruan dari beberapa spot foto.
Di Air Terjun Fiji kurang fasilitas tangga, sebab lokasinya curam, dan beberapa jalan belum dipasang paving. Jadi, fasilitas jalan menuju ke Air Terjun Fiji masih kurang mendukung. Objek wisata Bendungan Ganda Meru juga merupakan tempat yang indah, namun wisatawan pendatang akan sulit menjangkau, terutama jika menggunakan mobil, karena jalan menuju ke Bendungan Ganda Meru merupakan jalan yang sempit, hanya bisa dijangkau oleh sepeda motor dan berjalan kaki.
Permasalahan ini juga disebabkan masih minimnya sumber daya manusia yang terlatih dalam pengelolaan pariwisata, sehingga menjadi hambatan dalam pelayanan yang optimal.
Tawaran Solusi Pentahelix
Dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi, diperlukan kolaborasi yang menyeluruh melalui berbagai pihak yaitu:
1. Pemerintah
Sejak ditetapkan sebagai desa wisata melalui SK Bupati Buleleng pada 11 Maret 2022, Desa Sudaji ibarat harta karun yang diselimuti hijaunya perbukitan. Keindahan alam yang dimiliki oleh Desa Sudaji sudah mulai dilirik oleh wisatawan, sehingga sangat perlu gencar melakukan berbagai promosi agar eksistensi dari keindahan alam dan budaya yang dimiliki oleh Desa Sudaji tak seperti iklan yang hanya numpang lewat saja, tetapi harus tetap bisa bertahan dan semakin berkembang.
Selain itu, semangat masyarakat Desa Sudaji semakin membara dengan adanya dukungan dari pusat. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif waktu itu, Sandiaga Uno, pernah datang ke Desa Sudaji, dan ikut mendukung penuh pengembangan community based tourism di Sudaji.
Juga pernah hadir Koordinator Astra Bali, Alexander Dewa, yang menunjukkan komitmen dukungan dalam pembangunan desa berkelanjutan. Astra melalui program Kampung Berseri dan Desa Sejahtera menggandeng Sudaji untuk berkolaborasi agar dapat mengembangkan Desa Wisata Sudaji.
Kunjungan Gubernur Bali, Mangku Pastika, ke Desa Sudaji menjadikan Desa Sudaji sebagai pelopor dan simbol kebangkitan pariwisata berdasarkan kebijaksanaan lokal Buleleng dan bahkan Bali. Tiga program hebat yang dikenal sebagai Dewi (Desa Wisata), Dedi (Digital Village) dan Devi (Virus Tourism Village).
2. Akademisi
Akademisi juga bisa berperan dan menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan di Desa Wisata Sudaji. Misalnya, pertama, penting untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola wisata secara mandiri. Hal ini bisa dilakukan melalui pelatihan keterampilan pariwisata seperti manajemen homestay, pelayanan wisata, dan komunikasi dengan wisatawan. Dengan demikian, masyarakat bisa merasakan langsung manfaat ekonomi dari pariwisata tanpa harus bergantung pada investor luar.
Kedua, perlu dilakukan edukasi mengenai konsep ekowisata dan wisata berbasis komunitas agar masyarakat sadar pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya lokal dalam pengembangan wisata.
Ketiga, untuk mengatasi lemahnya promosi, mahasiswa bisa mengadakan pengabdian masyarakat berupa pelatihan pembuatan konten digital seperti video TikTok yang sesuai dengan tren, agar promosi wisata lebih menarik dan menjangkau audiens yang lebih luas.
3. Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal di Sudaji juga turut prihatin atas kondisi permasalahan wisata, ditambah adanya permasalahan antara pemerintah desa dengan masyarakat desa yang menambah permasalahan baru bagi pariwisata di Sudaji.
Adanya permasalahan pariwisata di Desa Sudaji membuat masyarakat lokal yang ada di desa tersebut memikirkan solusi untuk permasalahan ini, diantaranya yakni: (1) Sosialisasi ke seluruh masyarakat desa dengan terjun ke masing-masing banjar untuk memberikan pemahaman mengenai potensi wisata desa dan rancangan wisata yang sudah di bangun.
(2) Setelah semua memiliki desain yang jelas, kemudian eksekusi dengan mendatangkan wisatawan misalnya ke salah satu objek wisata dengan menjelaskan tujuan, alur dan prosedur yang jelas untuk menguji arah wisata.
(3) Pengelolaan secara berkelanjutan, hal ini juga menjadi masalah besar dalam pengelolaan wisata desa karena banyak penunjang pariwisata yang sudah dibangun tetapi bersifat sementara dan rusak hal ini juga yang memberikan kesan wisata yang tidak serius dikelola.
(4) Pembentukan komunitas pariwisata terdiri atas tour guide dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan kualitas pelayanan, inovasi, dan menjamin pekerjaan tour guide desa mendapat penghasilan yang layak.
4. Media
Media memiliki peran penting dalam menyebarluaskan berbagai pesona keindahan Desa Sudaji untuk dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Platform media resmi mengenai pariwisata di Desa Sudaji juga dapat melakukan kerjasama dengan pihak influencer untuk menyusun promosi mengenai objek wisata di Desa Sudaji dengan kreatif, misalnya perlu menandai akun atau hastag khusus objek wisata yang ada di Sudaji, sehingga melalui saluran konten yang dibuat oleh influencer tersebut, masyarakat akan mengenal berbagai keindahan objek wisata yang ada di Desa Sudaji.
Selain itu, masyarakat lokal yang mengelola informasi objek wisata Desa Sudaji perlu memberikan akses informasi yang jelas, seperti waktu buka dan tutup tempat wisata, lokasi tempat wisata dengan akses jalan yang jelas, dan berbagai informasi pendukung seperti biaya dan fasilitas yang ada di beberapa objek wisata Desa Sudaji.
Strategi promosi yang juga perlu dipertimbangkan adalah menjalin kerjasama prabayar dengan media sosial atau influencer, di mana konten promosi dibayar di awal dan dibuat secara profesional sesuai target pasar. Kerja sama semacam ini tidak hanya lebih terarah dan terukur, tetapi juga dapat memastikan bahwa promosi dilakukan secara konsisten dan tepat sasaran.
Kesimpulan
Desa Sudaji merupakan permata tersembunyi dengan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Berbagai penghargaan yang diraih menunjukkan bahwa desa ini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata unggulan. Beberapa destinasi seperti Air Terjun Cinta, Air Terjun Fiji, dan Bendungan Ganda Meru masih sulit dijangkau akibat infrastruktur jalan yang belum memadai, minimnya fasilitas penunjang wisata seperti papan petunjuk, toilet, dan area istirahat, serta belum adanya sistem tiket dan pengelolaan kunjungan yang terorganisir.
Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal akibat terbatasnya akses informasi, kurangnya fasilitas pendukung, dan belum adanya sistem manajemen pariwisata yang terstruktur dan berkelanjutan. Situasi ini menunjukkan bahwa keindahan alam saja tidak cukup untuk mendorong kemajuan pariwisata.
Diperlukan kolaborasi nyata dari semua unsur pentahelix pemerintah, akademisi, masyarakat, pelaku usaha, dan media untuk membangun sistem pengelolaan pariwisata yang inklusif, terarah, dan berkelanjutan. Komitmen bersama, pemberdayaan SDM lokal, serta pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci agar potensi Sudaji dapat dikenal luas. Dengan langkah kolaboratif yang tepat, Sudaji tak hanya akan dikenal sebagai desa wisata yang bersih dan indah, tetapi juga sebagai model desa berbasis budaya dan komunitas yang mampu mandiri dan berkembang tanpa kehilangan jati dirinya. []
*) Para penulis adalah mahasiswa pada Prodi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Unversitas Pendidikan Ganesha Singaraja