BULELENG – Tokoh Buleleng dan politisi PDI Perjuangan, Gede “Supit” Supriatna, menghadiri puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Selasa (17/9/2024). Kehadiran sosok yang diusung menjadi calon Wakil Bupati Buleleng ini semakin memperkuat keakrabannya dengan penglingsir atau tokoh, dan warga Pegayaman.
Momen peringatan Maulid Nabi di Desa Pegayaman memang selalu ramai dan meriah. Warga Pegayaman yang tinggal di luar desa, seperti di Jakarta, Lombok, Denpasar, Badung, Jembrana, Singaraja, dan kota-kota lainnya pulang kampung dan bersama warga Pegayaman yang tinggal di desa merayakan maulid.
Puncak perayaan maulid tahun ini dilaksanakan pada Selasa (17/9/2024). Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah acara digelar. Dan yang paling ditunggu warga adalah pawai budaya (pawai ta’aruf), dan pembagian telur dari sokok taluh. Warga Pegayaman tumpah ruah di pusat perayaan maulid yakni di Masjid Jami’ Safinatussalam.
Tokoh-tokoh atau penglingsir Desa Pegayaman berbaur dengan warga. Seperti Guru Penghulu/Imam Desa Pegayaman, H. Abdul Ghofar Ismail, Perbekel Desa Pegayaman, Agus Asyghor Ali, Ketua Takmir Masjid Safinatussalam, H. Rabihuddin, Budayawan Ketut Muhammad Suharto, serta tokoh-tokoh dan penglingsir lainnya.
Undangan dari luar Pegayaman juga banyak yang datang. Ada anggota DPRD Buleleng dari PKB, H. Mulyadi Putra, Ketua MUI Buleleng, HB Ali Musthofa, Kasi Bimas Islam, H. Ismail mewakili Kepala Kemenag Buleleng, Kasi Pendis H. Lewa Karma, Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh H. Agus Annurrachman, pimpinan Nahdlatul Ulama Buleleng, pimpinan Muhammadiyah Buleleng.
Juga tampak tokoh puri, dari kepolisian dan TNI, dan beberapa perbekel dari Forkomdeslu Kecamatan Sukasada. Sementara Pj. Bupati Buleleng diwakili Camat Sukasada, Drs. I Gusti Ngurah Suradnyana.
Supit tiba di Pegayaman sesaat acara pawai budaya akan dimulai. Dari tempat parkir mobil, ia harus melewati gang sempit menuju lokasi acara di Masjid Jami’ Safinatussalam. Warga Pegayaman yang cukup familiar dengan wajah mantan Ketua DPRD Buleleng ini menyapanya. Supir seperti gaya khasnya melemparkan senyum.
Tiba di lokasi, tokoh-tokoh Pegayaman menyambut hangat Supit. Mereka menyapa dengan akrab dan menyalami sosok yang tampil sederhana ini. Beberapa warga juga tampak menyalami.
Supit duduk di deretan kursi depan, di antara anggota DPRD Buleleng, H. Mulyadi Putra dan pimpinan Ponpes Al Iman, H. Nengah Surudin.
Acara puncak peringatan maulid diawali dengan pawai budaya. Pawai dilepas Guru Penghulu/Imam Desa Pegayaman, H. Abdul Ghofar Ismail. Dimulai deretan pertama para penglingsir Pegayaman, sekaa burdah, sokok taluh, dan menyusul siswa sekolah, ibu-ibu pengajian dan sekaa hadrah di akhir pawai.
Suasana tampak begitu semarak, dan penuh kegembiraan. Warga memadati tiap jalan yang dilalui peserta pawai budaya. Hingga finis kembali d Masjid Jami’ Safinatussalam yang dipenuhi warga.
Supit begitu antusias mengabadikan momen tersebut dengan HP-nya. Wajahnya tampak begitu bahagia, menikmati suasana peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lebih-lebih saat barisan para penglingsir dan sekaa burdah lewat.
“Seni burdah dan pawai sokok ini sungguh luar biasa. Ini harus dijaga, dilestarikan bersama, keunikan-keunikan tradisi dan budaya yang dimiliki Desa Pegayaman ini,” kata “Supit” Supriatna, saat didaulat untuk menyampaikan sambutan.
Supit juga memaparkan, Desa Pegayaman merupakan bagian dari jejak sejarah di Kabupaten Buleleng. “Masyarakat Pegayaman dulu, 400 tahun yang lalu, merupakan bagian dari pasukan Kerajaan Buleleng Panji Sakti. Sejarah ini harus kita jaga,” kata sosok kelahiran Tejakula ini.
Usai acara, tokoh-tokoh dan warga kembali menyalami Supit. Politisi tampak dengan bahagia menyapa mereka, dan melayani beberapa orang tokoh dan warga yang minta foto bersama.
Supit sendiri juga menyapa beberapa penglingsir Pegayaman, dan menyampaikan terima kasih. Ketika pamit dan menyalami Guru Penghulu/Imam Desa Pegayaman, H. Abdul Ghofar Ismail, ‘Supit” Supriatna bahkan memohon doa darinya. “Mohon doanya,” kata Supit sambil ‘sungkem’ ke Guru Penghulu.
Budayawan dari Pegayaman, Ketut Muhammad Suharto, mengaku gembira ”Supit” Supriatna bisa menghadiri peringatan Maulid Nabi SAW. “Pak Supit tampak sangat akrab dengan tokoh-tokoh dan warga Pegayaman. Ini saya apresiasi,” katanya.
Apalagi “Supit” Supriatna tampak demikian peduli dengan tradisi dan budaya yang berkembang di Desa Pegayaman. “Tradisi dan budaya di Pegayaman ini sangat akulturatif. Penuh toleransi. Saya bahagia Pak Supit ternyata perhatian dan peduli dengan tradisi dan budaya di Pegayaman,” kata Suharto, yang juga penulis buku “Ensiklopedia Desa Muslim Pegayaman Bali” ini.
Menurutnya, sebagai calon pemimpin Buleleng, Supit juga mengerti peran sejarah penglingsir Pegayaman. Menjadi pasukan istimewa di era Kerajaan Buleleng. Sejak Raja I Gusti Anglurah Panji Sakti. Peran semacam ini, meskipun dalam bentuknya yang lain harus terus disandang warga Pegayaman. Membangun Buleleng bersama masyarakat lainnya.
Suharto juga berharap kepada Supit jika terpilih menjadi Wakil Bupati Buleleng, agar depan Supit dapat selalu berdampingan membuat program-program desa berkelanjutan, khusus di Desa Pegayaman.
“Harapan saya kedepan untuk Pegayaman, Pak Supit bisa dan dapat selalu berdampingan dengan program-program desa berkelanjutan, khususnya di Desa Pegayaman,” tandas peraih Anugerah Seni Wija Kusuma dari Pemkab Buleleng ini. (yum)