Pendidikan sebagai Pembentuk Manusia Bahagia

  • Esai Dr. Surayanah *)

IMPLEMENTASI pendidikan di Indonesia selalu menjadi perhatian utama. Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki pemikiran kritis terhadap hal tersebut adalah Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara sangat menekankan pentingnya pendidikan yang menghargai keunikan dan keragaman individu yang salah satunya bertujuan untuk membentuk manusia yang bahagia. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut tentunya menjadi kritik implementasi pendidikan di Indonesia yang cenderung memberikan tekanan pada standarisasi maupun seragamisasi pada proses pembelajaran.

Pendidikan dalam upaya mencapai manusia yang bahagia lebih berfokus pada pembentukan karakter, sikap dan nilai-nilai positif pada individu. Meskipun demikian, penguatan dalam hal pengetahuan juga tidak ditinggalkan. Melalui pendidikan inilah, manusia dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan mewujudkan kehidupan yang memuaskan.

Secara meluas, pendidikan dalam membentuk manusia yang bahagia dilakukan melalui pengembangan potensi pribadi dan kontribusi pada masyarakat. Pendidikan harus memberikan kesempatan kepada individu untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka secara meluas. Dalam proses ini, individu dapat menemukan passion mereka dan mengembangkannya dengan maksimal. Dengan menemukan passion ini, manusia akan cenderung merasa terpenuhi dan bahagia.

Selain itu, pendidikan juga harus mendorong individu untuk berkontribusi pada masyarakat. Pendidikan harus mengajarkan kepedulian sosial dan memberikan kesempatan bagi individu untuk terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat.

Dengan berpartisipasi dalam kegiatan sukarela atau proyek sosial, individu akan merasakan kebahagiaan yang tak tergantikan karena dapat membantu orang lain dan membuat perbedaan positif dalam kehidupan mereka. Rasa kepuasan dan kebahagiaan ini akan semakin meningkat ketika individu menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk membuat perubahan positif dalam masyarakat.

Tujuan pendidikan sebagai pembentuk manusia bahagia akan membantu dalam pengembangan diri yang holistik. Pengimplementasian pendidikan untuk mencapai tujuan ini, seharusnya tidak hanya menekankan pada penguatan kecerdasan intelektual saat proses pembelajaran. Akan tetapi, aspek emosional, sosial dan spiritual manusia juga perlu diperhatikan.

Pendidikan yang menghasilkan manusia bahagia akan memberikan pengajaran tentang cara mengelola emosi, membangun hubungan baik yang sehat dengan orang lain dan menemukan makna dan tujuan hidup. Dengan demikian, individu akan memiliki rasa pemahaman dan penerimaan diri yang kuat, serta kemampuan untuk menjalin hubungan yang bermakna dengan orang lain.

Mencapai tujuan pendidikan yang menghasilkan manusia bahagia memberikan arti dan tujuan hidup yang lebih besar. Pendidikan yang hanya berfokus pada pencapaian materi dan kesuksesan eksternal seringkali meninggalkan individu dengan perasaan kosong.

Dengan menekankan nilai-nilai dan tujuan hidup yang lebih dalam, pendidikan dapat membantu individu dalam menemukan makna hidup mereka. Mereka akan memiliki pandangan yang terbuka dan lebih luas, mampu menghargai keadaan, dan memiliki pemahaman yang lebih tentang nilai-nilai yang benar-benar penting dalam kehidupan.

Dalam era yang semakin kompleks dan serba cepat ini, pendidikan yang bertujuan menciptakan manusia bahagia menjadi sangat penting. Tidak hanya memberikan penguatan intelektual, tetapi juga membentuk karakter, kesejahteraan mental dan fisik, serta memberikan makna dan tujuan hidup. []

*) Penulis adalah Dosen Universitas Negeri Malang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *