Gelis (Gerakan Menulis Sekolah) : Mengatasi Krisis Minat dan Kualitas Menulis Siswa di Indonesia

Esai Dr. Surayanah *)

TULISAN bagus adalah bonus dari proses kebiasaan menulis jelek. Kebiasaan merupakan sesuatu yang telah mendarah daging pada seseorang. Kebiasaan jika dikembangkan akan menjadi sesuatu yang menguntungkan. Demikian pula dengan menulis, apabila siswa terbiasa menulis dengan baik dan benar maka ia pun akan memiliki keterampilan menulis dengan baik dan benar.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap orang.  Karena sejatinya, kemampuan menulis adalah kemampuan yang sangat penting untuk meraih keberhasilan di masa depan. 

Pada 2019, UNESCO mengidentifikasikan kemampuan menulis sebagai keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk komunikasi, pembelajaran masa depan, partisipasi penuh dalam ekonomi, serta kehidupan politik dan sosial dan berbagai aspek lainnya dalam keseharian. Peningkatan keterampilan menulis akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa.

Semakin banyak prestasi yang didapatkan oleh para siswa di Indonesia akan meningkatkan eksistensi Indonesia di mata internasional. Namun, menulis merupakan suatu kegiatan yang memerlukan  proses cukup panjang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sebab menulis merupakan sebuah keterampilan kompleks yang cukup rumit. 

Berdasarkan laporan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang diselenggarakan The Organisation for Economic Co operation and Development (OECD) menunjukkan posisi Indonesia di peringkat 72 dari 77 negara. Rendahnya peringkat yang diraih oleh Indonesia salah satu penyebabnya adalah rendahnya keterampilan dan kualitas menulis siswa di  Indonesia. Keterampilan menulis siswa Indonesia yang sangat rendah, membuat kompetensi kita tertinggal jauh dari negara-negara lain.

Pakar edukasi anak dari Wahana Visi Indonesia, Nurman Siagian, pada talkshow “Membangun Generasi  Cerdas Indonesia Melalui Kebiasaan Menulis” di The Icons, Morrissey Hotel, Jakarta Pusat (8/5/2018) mengemukakan bahwa keterampilan menulis siswa Indonesia sangat rendah, sehingga kompetensi kita tertinggal jauh dari negara-negara lain di dunia.

Nurman menjelaskan lebih lanjut, tradisi menulis di Indonesia merosot seiring pesatnya perkembangan gawai. Padahal, menulis dengan memiliki banyak manfaat karena mengasah berbagai keterampilan seperti berpikir kritis, daya ingat, motorik, dan menulis juga dibutuhkan untuk komunikasi, pembelajaran masa depan, partisipasi penuh dalam ekonomi, serta kehidupan politik dan sosial dan berbagai aspek lainnya.

Selain itu, sampai saat ini di Indonesia sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional, mengajarkan menulis dengan metode ceramah dengan teknik penugasan. Guru menentukan beberapa topik, lalu menugasi siswa memilih satu judul sebagai dasar untuk  menulis.

Dalam penugasan seperti ini, yang diutamakan adalah produk yang berupa tulisan dan pembahasan tulisan jarang dilakukan. Dengan model pembelajaran seperti itu, siswa mengalami kesulitan dalam menulis karena keharusan mematuhi topik yang telah ditentukan guru. Hal itu menjadikan kreativitas siswa tidak dapat berkembang secara maksimal dan turunnya motivasi siswa untuk menulis. Sehingga keterampilan menulis siswa pun rendah.

Keterampilan menulis dalam praktiknya masih terabaikan dan jarang dilatihkan pada siswa. Tidaklah mengherankan jika sampai perguruan tinggi pun para siswa belum dapat menulis dengan baik.

Keterampilan menulis tidak diperoleh secara “alamiah”, tetapi harus dipelajari dan dilatihkan dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, keterampilan menulis yang dimiliki oleh seseorang harus dilatih secara rutin dan konsisten. 

Latihan menulis sangat tepat jika dilakukan sejak usia muda yaitu saat seseorang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Anak usia sekolah dasar sedang pada masa perkembangan emasnya sehingga ketika diberikan pelatihan menulis yang baik anak akan lebih mudah menerima dan mengembangkannya.

Selain itu, latihan menulis sejak usia sekolah dasar akan membuat kebiasaan baru pada diri siswa.  Menulis merupakan suatu keterampilan yang keberhasilannya banyak ditentukan oleh banyaknya pengulangan. Sehingga makin sering menulis, makin baik hasil tulisannya.

Menyikapi pentingnya kegiatan pelatihan menulis, pihak sekolah dinilai memiliki peran yang sangat penting dalam membuat suatu kebiasaan siswa dalam menulis sejak usia muda. Karena menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan, pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan dan harus dimulai sejak menginjak di usia sekolah dasar.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar  menulis di jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar perlu mendapat perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target kemampuan dan kualitas menulis yang diharapkan. Dengan adanya permasalahan  tersebut, Gelis atau Gerakan Menulis Sekolah dirancang sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas menulis siswa sekolah dasar melalui kegiatan pelatihan menulis.

Gelis (Gerakan Menulis Sekolah) adalah sebuah program strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas literasi dan kecakapan menulis siswa di sekolah. Program ini dirancang untuk memfasilitasi siswa dalam menulis dan  mempromosikan budaya menulis di sekolah.

Dalam program Gelis, siswa diajak untuk mempraktikkan menulis dengan baik dan terstruktur, mulai dari menulis  catatan kecil hingga menulis karya tulis yang lebih panjang. Tujuannya adalah agar  siswa dapat menulis dengan baik dan mengembangkan kemampuan menulisnya untuk memperoleh kemahiran berpikir kritis, kreativitas, serta kemampuan berkomunikasi yang efektif.

Program ini juga memberikan kesempatan bagi siswa  untuk mengekspresikan ide dan pandangan mereka dalam bentuk tulisan, serta memperluas wawasan dan pengetahuan mereka melalui proses menulis. Dalam jangka panjang, program Gelis diharapkan dapat membentuk generasi muda yang  berpengetahuan luas, kreatif, dan mampu menghasilkan karya tulis yang  berkualitas.

Program Gelis dirancang untuk melatih siswa menulis setiap hari sebagai suatu kegiatan yang rutin dan menyenangkan. Dalam gerakan ini, setiap siswa akan  diharapkan untuk menulis setidaknya satu paragraf setiap hari selama 15-30 menit setiap hari sebelum atau sesudah pelajaran, baik itu tulisan bebas maupun berdasarkan topik yang diberikan oleh guru.

Tulisan-tulisan tersebut kemudian akan dikumpulkan oleh guru untuk dievaluasi dan diberikan masukan yang konstruktif. Dengan adanya masukan dari tulisan setiap hari, siswa akan lebih terbiasa dengan proses penulisan yang benar dan memadai. Gerakan ini akan membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan menulis yang baik dan benar, sehingga keterampilan menulis mereka dapat terus ditingkatkan.

Bantuan berupa sinergi antara pemerintah, masyarakat, guru, dan orang tua perlu diwujudkan. Hal ini dikarenakan tanpa salah satu pihak saja, program Gelis tidak akan berjalan maksimal. Pemerintah, orang tua, dan guru memegang  kontribusi penting sesuai dengan perannya masing-masing.

Pemerintah sebagai badan yang bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan dalam bidang pendidikan  memiliki peranan penting dalam jalannya program Gelis di setiap sekolah dasar. Pemerintah juga dapat ikut berkontribusi dalam mempromosikan Gelis sebagai solusi untuk meningkatkan minat dan kualitas menulis siswa.

Orang tua juga turut berpartisipasi dalam mendukung kelancaran program ini. Orang tua berperan dalam membantu penyediaan fasilitas kepada putra dan putrinya agar lebih semangat  dalam mengikuti program Gelis. Penyediaan fasilitas ini bisa berupa buku, alat tulis, dan buku bacaan saat di rumah.

Selain pemerintah dan orang tua, yang sangat berpengaruh pada jalannya program Gelis adalah guru. Sebagai pengajar, guru memiliki kemampuan untuk  menginspirasi, memotivasi, dan membimbing siswa dalam menulis. Dalam program ini guru berperan sebagai seorang mentor yang membantu siswa dalam memilih topik yang menarik dan relevan, memperbaiki tata bahasa dan ejaan, serta  memberikan umpan balik yang berguna untuk mengembangkan keterampilan menulis siswa.

Selain itu, guru dapat memberikan dukungan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menjalankan program Gelis dengan baik, seperti ruang kelas yang  nyaman dan peralatan menulis yang memadai.

Sinergi saja tidak cukup, langkah strategis untuk merealisasikan hal ini juga perlu dikembangkan. Langkah pertama, membangun kesadaran. Program Gelis dimulai dengan membangun kesadaran pada para siswa tentang pentingnya menulis.

Ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan menulis, seperti lomba menulis, workshop, dan seminar tentang menulis. Dengan mengadakan kegiatan semacam ini, siswa akan memahami manfaat menulis dan mengembangkan minat mereka pada kegiatan menulis.

Langkah kedua adalah dengan mengembangkan keterampilan. Setelah membangun kesadaran pada siswa, langkah selanjutnya adalah mengembangkan  keterampilan menulis. Program Gelis menyediakan pelatihan dan bimbingan dalam menulis yang berkelanjutan.

Adapun kegiatannya, seperti tips menulis, teknik  penulisan, dan penggunaan bahasa yang benar dan tepat. Hal ini akan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan menulis yang baik dan efektif.

Langkah ketiga dengan mendorong partisipasi aktif siswa dalam menulis. Program Gelis juga mendorong partisipasi aktif dari siswa dalam kegiatan menulis.  Para siswa diikutsertakan dalam lomba menulis, membuat jurnal atau blog, serta menulis karya ilmiah dan sastra. Hal ini akan memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan keterampilan menulis mereka dengan cara yang menyenangkan dan terlibat dalam kegiatan menulis secara aktif.

Gerakan ini akan membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan menulis yang baik dan benar, sehingga keterampilan menulis mereka dapat terus ditingkatkan. Selain itu, dengan adanya pengumpulan tulisan setiap hari, siswa akan lebih terbiasa dengan proses penulisan yang benar dan memadai, sehingga mereka dapat mengembangkan ide dan kreativitas mereka dalam menulis.

Gelis juga dapat menjadi ajang untuk meningkatkan minat siswa dalam menulis, dengan cara  memberikan penghargaan dan apresiasi kepada siswa yang menulis dengan baik dan konsisten setiap hari. Penghargaan tersebut dapat berupa sertifikat, hadiah, atau pengakuan yang lain yang dapat memotivasi siswa untuk terus menulis dan  meningkatkan kualitas tulisan mereka.

Pada akhirnya, dengan adanya Gelis (Gerakan Menulis Sekolah) ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kualitas menulis siswa Sekolah dasar di  Indonesia, sehingga mereka dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu, gerakan ini juga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa di Indonesia, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik di mata internasional. []

*) Penulis adalah Dosen Universitas Negeri Malang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *