Fenomena Bullying Sebagai Salah Satu Dosa Besar Pendidikan

Esai Dr. Surayanah *)

INDONESIA saat ini mengalami tantangan yang besar dalam dunia pendidikan dengan adanya “Tiga Dosa Besar”. Pendidikan yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik, nyatanya menjadi tempat yang menyeramkan untuk didatangi.

Saat ini sekolah sebagai tempat menyelenggarakan pendidikan menjadi tempat terjadinya salah satu dari 3 dosa besar dalam pendidikan yang dinamakan bullying. Bullying sendiri merupakan suatu tindakan atau perilaku negatif yang dilakukan seorang maupun sekelompok orang yang lebih kuat kepada seseorang yang lebih lemah, baik menggunakan alat maupun tidak, dengan tujuan untuk membuat korban merasa tertekan secara fisik maupun emosional.

Perilaku bullying dapat berdampak serius bagi korban. Korban yang mengalami bullying akan merasa tertekan baik fisik maupun emosionalnya. Korban juga dapat berbuat nekat seperti mengakhiri hidupnya agar perilaku bullying yang dialaminya dapat berakhir.

Korban bullying biasanya tidak berani melaporkan kejadian yang dialaminya. Korban merasa takut untuk melaporkan kasus bullying yang dialami. Ketakutan korban didasarkan pada rasa takut akan mendapatkan perilaku bullying yang lebih parah apabila pelaku mengetahui laporan korban.

Selain itu juga, ketakutan karena tidak mendapatkan perlindungan dari berbagai pihak. Terlebih rasa kepedulian sesama teman sangat rendah. Teman sekelas korban bullying cenderung akan pura-pura tidak tahu dan menjauhi korban dengan alasan bahwa mereka tidak berani melawan pelaku dan takut apabila ikut mendapatkan perlakuan bullying.

Banyak kasus yang terjadi apabila seseorang yang berniat membantu korban bullying justru akan menjadi sasaran perlakuan bullying selanjutnya.

Penyebab terjadinya kasus bullying ini dari berbagai faktor, baik faktor internal siswa maupun faktor eksternal siswa. Kebanyakan kasus bullying ini terjadi karena kurangnya kasih sayang dari orang tua. Orang tua yang sibuk bekerja dan kurang meluangkan waktunya untuk memperhatikan perkembangan anaknya, membuat siswa menjadi sosok yang bebas dan berbuat sesukanya.

Pelaku bullying melakukan bullying untuk melampiaskan rasa ingin diperhatikan yang tidak didapatkan dari orang tuanya. Pelaku biasanya juga melakukan bullying karena merasa mempunyai kedudukan dan kekuasaan sehingga berhak untuk berbuat sesukanya dan merasa aman karena memiliki pelindung.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan seharusnya berperan aktif dalam menangani kasus bullying ini. Sekolah harus dapat bersikap tegas terhadap pelaku bullying bukan malah terkesan menutup-nutupi.

Sekolah diharapkan membuat kebijakan-kebijakan dan sanksi yang dapat memberikan efek jera untuk para pelaku bullying. Sekolah juga harus memberikan pendampingan serta perlindungan bagi korban kasus bullying.

Pendampingan dan perlindungan terhadap korban ini dilakukan agar korban berani dan mau untuk melaporkan kasus bullying yang dialaminya. Selain itu juga, agar korban tidak merasa sendiri dan melakukan berbagai hal nekat yang dapat merugikannya.

Upaya lain yang dapat dilakukan oleh sekolah agar kasus bullying dapat diminimalisir yaitu dengan menanamkan pendidikan karakter dalam diri siswa. Hal ini merupakan tugas guru kelas untuk dapat memberikan pembelajaran yang memuat pendidikan karakter.

Pendidikan karakter ini diharapkan mampu untuk membentuk siswa menjadi seorang pribadi yang memiliki rasa empati dan saling menyayangi antar teman. Harapannya dengan adanya hal ini dapat meminimalisir terjadinya kasus bullying.

Bullying merupakan salah satu dosa besar dalam dunia pendidikan yang harus diperangi. Dalam memerangi kasus bullying ini diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak, baik warga sekolah, keluarga, maupun masyarakat setempat. Setiap lingkungan mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memerangi kasus bullying ini.

Semua pihak harus lebih peka untuk mengidentifikasi adanya kasus bullying di sekolah. Tanpa adanya kerjasama dari semua pihak, maka penanganan kasus bullying ini tidak akan berhasil. []

*) Penulis adalah Dosen Universitas Negeri Malang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *