Seminar Edukasi “Peduli Digitalisasi Selamatkan Demokrasi”

BULELENG – Guna mengimplementasikan secara nyata proses pembelajaran dalam menempuh mata kuliah Event Organizer, STAHN Mpu Kuturan Singaraja mengadakan seminar edukasi bertema “Peduli Digitalisasi Selamatkan Demokrasi” yang diikuti 41 orang tersebar di SMK/SMA se-Kabupaten Buleleng bertempat di Aula Kampus Menjangan STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Jumat (5/5/2023).

Tampil sebagai narasumber Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Buleleng, Nyoman Kappa Tri Aryandono, dan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kabupaten Buleleng (Diskominfosanti) yang di wakili Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik, Putu Suryada Shanti. Seminar dibuka Ketua Jurusan Dharma Duta, Nyoman Suardika.

Dalam kesempatan ini, Tri Aryandono menyampaikan pemilih pemula mempunyai kelebihan dan potensi lebih aktif dalam menggali informasi calon pemimpin kedepan yang memiliki kemampuan digital yang lebih tinggi sehingga mampu mengedepankan kelebihannya itu untuk dapat hak pilihnya nanti.

Tri Aryandono menambahkan, dengan kecenderungan politik di jaman sekarang, terutama beralih ke media sosial, ia harap pemilih pemula ini bisa jadi pemilih yang cerdas. Dalam artian dapat menyaring informasi mana yang benar dan mana yang salah.

Ia berharap, Kesbangpol dapat turun bukan hanya ke masyarakat, tapi juga ke sekolah yang ada di Kabupaten Buleleng. Agar pemilih pemula lebih mampu menggunakan hak pilihnya karena pemilih pemula memiliki persentase tinggi dalam pemilihan di Kabupaten Buleleng.

Selain itu, Nyoman Suardika menyampaikan, mahasiswa dan siswa adalah tulang punggung dari perubahan pembangunan karena di jaman sekarang teknologi luar biasa tetapi banyak masyarakat menjadi korban dari teknologi tersebut. Karena teknologi yang mengendalikan manusia, padahal manusialah yang seharusnya mengendalikan teknologi.

Nyoman Suardika menambahkan, ketika kita memahami digitalisasi semua bukan hanya demokrasi yang akan terselamatkan. Tetapi semua akan terselamatkan karena digitalisasi ini merupakan media. Baik buruknya tergantung kita memaknai penggunaan teknologi tersebut.

Ia berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan kedepannya agar generasi muda dapat memahami penggunaan teknologi dan media sosial. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *