Kesetiaan
Lisan adalah senjata
Senjata bagi orang yang lihai memanfaatkannya Memang lidah tak bertulang
Tapi dampak hatipun terbelah
Berawal sebuah canda dan berujung pada jurang
Sobat, langit tak bohong
Kala sedih, hujanpun luntur
Sobat, langit tak bohong
Bagai tombak tusuk ulu
Tusuk perih, cabut perih
Perlu embun tetesan lembut
Selembut awan di malam nanti
Sobat, langit tak khianat
Apa daya hati terkurung
Dalam hampanya kesendirian
Dalam gelapnya kesedihan
Sobat, langit tak lupa
Di kala kita bersama dalam din yang lurus
Di atas jalan kebersamaan
Dihiasi sejuknya nasehat
yang teruntai setiap langkah juang
menempuh kalimat sekata
Bumi Menjerit
Betapa indah dunia ini
perhiasan yang tak kunjung punah Ketamakan manusia menjadi jadi bak jago merah murka
Pria gagah nan selalu optimis
Bercelana jingkrang, berbaju panjang
Berpeci dan 2 hitam di kening
Berteriak membangunkan manusia lalai
Diriku sendiri dalam kesepian
Tegun prilaku muda-mudi
terbang ke selatan & ke utara
ke timur & ke barat
ke sana kemari mengais dosa
Ya Rahman …
Beri hamba sejuta tabah
Syaithon nafsukan menemani
Membelokkan ke jalan buram
Ya Rahim …
Beri hamba sejuta kekuatan
Kekuatan hati yang tahan goncang
Walau dihampiri badai ombak
Tapi hati optimis ke jalan terang
Yaa Robbal ‘aalamin
Engkaulah pencipta hamba
Engkaulah pemberi hamba
Bantu hamba-Mu
Meniti jalan yang cerah …
Tentang Penulis
Rahmat Bintar Juniardy lahir di Kuta, Badung, Bali, 03 Juni 2001/11 Rabi’ul Awwal 1422 H. Selain menulis puisi, ia juga pernah menulis cerpen. Pendidikan yang pernah ditempuhnya antara lain SMK Muhammadiyah 2 Sukoharjo Jurusan Teknik Komputer Jaringan (2019-2021), lantas melanjutkan ke Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja dengan mengambil Jurusan Pendidikan Dasar (2021- sekarang ). Rahmat -begitu sapaan akrabnya, pernah dan aktif di sejumlah organisasi, seperti PR IPM SMK Muhammadiyah Sukoharjo, Forum Rohis Nusantara Jawa Tengah, PMM Al-Hikmah Undiksha (Coming Soon InsyaAllah di Tahun 2023), dan kini menjabat sebagai Sekbid Tabligh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Buleleng. Di Singaraja, Rahmat sementara tinggal di Jl. Camar, Kaliuntu