Lamun dan Kemungkinan Menjadikan Buleleng sebagai Kabupaten Terbersih

NARASI tentang Buleleng memiliki bentang pantai terpanjang di Bali, sangat sering disampaikan di berbagai kesempatan. Secara keseluruhan Kabupaten Buleleng memiliki bibir pantai sepanjang 157,05 km. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, menjadikan Buleleng mempunyai potensi kelautan yang cukup tinggi. Salah satu pontesi laut yang dimiliki Buleleng adalah Padang Lamun. Lamun banyak ditemukan di perairan laut dangkal Buleleng, membentang dari barat hingga ke timur.

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Semua lamun merupakan tumbuhan berbiji satu, yang mempunyai akar, rimpang, daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat. Lamun sangat berbeda dengan rumput laut.

Di Buleleng Bali, Lamun mulai menjadi bagian dari kegiatan konservasi ekosistem laut. Konservasi Lamun mulai dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pengawasa (Pokmaswas) Penimbangan Lestari, Desa Baktiseraga, Buleleng, Bali. Proses konservasi lamun dilakukan secara mandiri oleh Pokmaswas Penimbangan Lestari dengan melibatkan akademi kelautan Universitas Pendidikan Ganesha. Pendampingan dilakukan oleh Dr. Gede Iwan Setiabudi.

Lamun

Konservasi Lamun di Pantai Penimbangan dilakukan dengan menggunakan Alat Bantu Tranflanstasi Lamun Organik (Abtralo). Penggunaan Abtralo dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan Lamun di Pantai Penimbangan. Abtralo dapat mempercepat pertumbuhan Lamun. Jika secara alami padang lamun dapat tercipta dalam waktu 10-15 tahun, jika menggunakan Abtralo diperkirakan bisa mempercepat pertumbuhan Lamun dalam waktu 5 tahun. Percepatan pertumbuhan Lamun di Pantai Penimbangan diperlukan untuk menunjang pelaksanaan konservasi terumbu karang dan penyu, yang telah lebih dahulu dilakukan.

“Lamun itu mempunyai banyak manfaat, di antaranya untuk menjernihkan air laut, habitat ikan, udang, dan biota laut kecil lainnya. Selain itu, karena di Penimbangan telah lebih dahulu ada konservasi terumbu karang dan penyu, Lamun bisa mendukung itu. Lamun bisa jadi pelindung karang, juga sumber makanan untuk penyu dan yang tidak banyak orang tahu, Lamun itu playing ground untuk lumba-lumba. Kita kan banyak ada lumba-lumba, jualan pariwisata kita kan itu saat ini,” ungkap Gede Iwan Setiabudi saat menjadi nara sumber acara Sharing Sesion Lamun Mitigasi Perubahan Iklim dan Pencemaran Lingkungan yang dilaksanakan di Angkringan Mula Keto, Rabu (24/8/2022).

Potensi fisik lamun memberi manfaat perlindungan terhadap alam, seperti menjaga kecerahan perairan dan melindungi bumi dari polusi. Dengan pontensi manfaat ini, Buleleng mempunyai pontensi besar dalam gerakan Blue Carbon. Penyerapan karbon melalui ekosistem pesisir dengan memperluas tutupan lamun di sepanjang pesisir pantai Buleleng yang mencapai ratus kilometer.

Acara Sharing Sesion Lamun Mitigasi Perubahan Iklim dan Pencemaran Lingkungan yang dilaksanakan di Angkringan Mula Keto, Rabu (24/8/2022)

“Sekarang negara terus mewacanakan tentang Blue Carbon. Tidak harus dengan mangrove, karena mangrove cuma bisa tumbuh di beberapa tempat di Buleleng. Sedangkan lamun bisa tumbuh di hampir semua perairan dangkal Buleleng. Jika dibandingkan secara luasan hutan mangrove dengan luasan padang lamun, serapan karbonnya sebelas dua belaslah antara mangrove dan lamun. Jadi Buleleng seharusnya memperbanyak padang lamunnya,” dosen Undiksha Singaraja ini.

Saat ini, data di Indonesia emisi karbondiaksoda per kapita mancapai 2,18 metrik ton. Serapan karbon oleh lamun sebanyak 0,6%. Dengan jumlah penduduk Buleleng yang lebih dari 700 ribu jiwa, total karbon yang dihasilkan mencapai, 1,5Juta Mt CO2/tahun atau 24 ton/ha/tahun. Luas padang lamun di Buleleng saat ini 525 hektar.

Artinya serapan karbon yang dapat dilakukan oleh lamun mencapai 12.600 ton/tahun. Dengan meningkatkan luas tutupan lamun di pesisir Buleleng, akan meningkatkan serapan karbon emisi. Ditambah dengan hutan tropis yang ada di Buleleng, sangat mungkin Buleleng akan menjadi kabupaten dengan udara terbersih di Bali. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *