DENPASAR – Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menghadiri upacara Padudusan Alit dan Pujawali di Pura Begawan Penyarikan Banjar Suka Duka Umasari, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara Sabtu (20/3/2021). Upacara yang diiringi dengan tari sakral Rejang Dewa dan pementasan topeng dihadiri juga oleh Camat Denpasar Utara, Nyoman Lodra, Perbekel Desa Ubung Kaja, Wayan Astika, tokoh adat serta warga banjar setempat.
Dalam upacara tersebut juga telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker. Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, yang ditemui usai upacara mengatakan, peran dan partisipasi warga banjar baik yang beragama Hindu maupun non Hindu sangat baik, dimana mereka saling bahu membahu dalam pelaksanaan upacara di wilayahnya.
“Kondisi ini perlu digetoktularkan di kalangan generasi muda apalagi berada di lingkungan yang hetroganitasnya sangat tinggi, dimana setiap orang sulit untuk bertemu antara yang satu dengan lainnya. Banjar inilah yang dimanfaatkan untuk metemu wirasa dan bersosialisasi diantara krama banjar dengan masyarakat lainnya sehingga komunikasi timbal balik yang terjadi akan lebih cepat dan tidak terjadi kesimpangsiuran,” ujar Kadek Agus.
Sementara Ketua Panitia Karya, Ketut Matulisi, mengatakan, upacara ini terkait dengan telah rampungnya pembangunan Bale Piasan, Pengapit Lawang, dan Pelinggih Ratu Nyoman Pengadang balai banjar setempat. Setelah rampung, warga masyarakat melaksanakan upacara Pedudusan Alit sekaligus dirangkai dengan Pujawali yang dipuput Ida Pedanda Gede Bukit Putra, Griya Buda Purnawati.
“Meskipun jumlah KK kami tidak terlalu banyak, namun memiliki cita-cita dan tekad yang besar untuk membangun sebuah paiketan, guna untuk memajukan banjar dan meningkatkan keharmonisan Krama dan umat sedharma sehingga umat terus mendapatkan bimbingan rohani, dan pencerahan. Dan yang paling pokok adalah pentingnya membangun Bale Banjar sebagai pengayom seluruh kehidupan dan kegiatan bermasyarakat dan kegiatan sosial budaya,” kata Ketut Matulisi. (bs)