PADAHAL PERANNYA SANGAT MENENTUKAN DALAM MEMBANTU PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DI TINGKAT KELUARGA
DENPASAR – Banyak perempuan, termasuk di Bali, yang menganggap bahwa virus Corona (Covid-19) itu tidak ada. Karena itu, perlu didorong agar elit perempuan ikut berkontribusi dalam memberikan pemahaman tentang Covid-19 kepada perempuan.
Itu disampaikan Ketua LSM Bali Sruti, Dr. Luh Riniti Rahayu, dalam webinar bertajuk “Perempuan Perubah Perilaku Keluarga dalam Pencegahan Covid-19 dan Ingat Pesan Ibu : Kepemimpinan Perempuan dalam Penanganan Pandemi”, Senin (14/12/2020). Webinar digelar Satgas Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Tampil sebagai pembicara, selain Dr. Luh Riniti Rahayu, yakni Ketua Udayana One Health Collaborating Center (OHCC), Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K). Bertindak sebagai moderator Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin.
Dalam paparannya berjudul “Perempuan Perubah Perilaku Keluarga dalam Pencegahan Covid-19, Dr. Luh Riniti Rahayu menjelaskan, dalam masa pandemi, perempuan punya peran sentral dalam keluarga. Yakni perempuan (ibu) adalah penyedia makanan bergizi. Perempuan juga merupakan penyedia peralatan cuci tangan, penyedia masker dan pemberi pesan postif kepada anak dan suaminya.
Menurutnya, selama pandemi Covid-19, perempuan juga mengalami tekanan fisik dan psikis yang paling berat di antara anggota keluarga. Selain itu, permasalahan yang dihadapi perempuan selama pandemi adalah kurang memahami tentang Covid 19 dan dampak-dampaknya.
“Banyak perempuan yang menganggap Covid-19 tidak ada. Mereka juga memakai masker yang tidak sesuai standar. Pelaksanaan upacara juga tanpa jarak. Mobilitas sulit dikurangi,” kata Dr. Riniti.
Bagaimana solusi terhadap permasalahan tersebut? Menurut Dr. Riniti yang juga Dosen Politik di Universitas Ngurah Rai ini, perlu ada sosialisasi yang berimbang yang menyasar kaum perempuan. Cara sosialisasinya juga harus cara perempuan. Dr. Riniti mendorong elit perempuan di Bali untuk berkontribusi dalam memberi pemahaman kepada kaum perempuan tentang Covid-19.
Selain itu, Dr. Riniti mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 bukan kutukan, bukan pula berkah. “Ia seperti angin puting beliung yang datang tiba-tiba. Ia seperti gempa yang meretak di kerak bumi. Semuanya bagian dari ‘keselarasan kosmik’ yang selaras dengan kekuatan alam. Tetaplah kita berdoa, agar alam kita ini harmoni kembali,” pesan mantan anggota KPU Provinsi Bali ini.
Sementara Ketua Udayana OHCC, Dr.dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK(K), mengatakan, dalam masa pandemi, perempuan bisa berperan membantu edukasi dan penguatan di tingkat keluarga menjadi fondasi kokoh untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. (bs)