ANGGOTA DPR RI MINTA BALI BERANI AMBIL KEBIJAKAN EKSTREM

LAKUKAN TES SWAB MASSAL SELURUH RAKYAT BALI

DENPASAR – Kasus penularan Corona Virus Disease (Covid-19) di Bali terus meningkat. Angka meninggal dunia akibat Covid-19 semakin tinggi mencapai 147 orang. Melihat kenyataan ini, Pemerintah Provinsi Bali diminta harus berani mengambil kebijakan ekstrem guna menghentikan penularan Covid-19 melalui transmisi lokal.

Ketut Kariyasa Adnyana

“Pemrov Bali harus melakukan uji swab kepada seluruh rakyat Bali untuk memastikan apakah mereka tertular virus Covid-19, apa tidak. Pemprov Bali harus bergerak cepat, apalagi angka pasien di rumah sakit sudah mencapai 100 persen, tertinggi di Indonesia. Pemprov harus berani bertindak ekstrem dan harus berani menyiapkan anggaran dengan melakukan efesiensi anggaran di semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” ujar anggota Komisi IX DPR RI, Ketut Kariyasa Adnyana, Kamis (10/9/2020).

Menurut politisi PDIP asal Busungbiyu Buleleng ini, Pemprov Bali selama pandemi Covid-19 sudah bekerja keras. Berbagai kebijakan sudah dibuat sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Dengan harapan ekonomi masyarakat Bali bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Masyarakat Bali sebagian besar bekerja di sektor jasa pariwisata. Bali terdampak ekonomi yang paling parah, apalagi wisatawan asing dilarang ke Bali. Kalau pandemi Covid-19 berkepanjangan masyarakat akan makan apa? Saya percaya dengan kerja cepat Pemerintah Provinsi Bali dibawah komando Gubernur Bali Wayan Koster harus berani melakukan tes swab massal kepada seluruh warga,” katanya.

Kariyasa Adnyana menjelaskan, dengan tes swab secara massal, Bali bisa melakukan tindakan mengantisipasi penularan transmisi lokal yang belakangan ini semakin meningkat tajam. Kata dia, hanya itu yang bisa dilakukan sebelum vaksin massal dilakukan, yang waktunya juga belum dapat dipastikan. Apalagi vaksin merah putih baru bisa diproduksi tahun 2022.

“Saya usulkan tes massal, 75 persen bisa dilakukan tindakan antisipasi. Sebab, orang tanpa gejala (OTG) juga sangat banyak yang bisa menyebarkan virus pada keluarganya,” jelasnya.

Mantan Ketua Komisi IV DPRD Bali ini mengakui setelah new normal diterapkan, masyarakat telah menganggap remeh virus Covid-19 ini. Belum lagi sekarang ditemukan mutasi virus corona D614G atau G614 yabg telah ditemukan di Indonesia. Diindikasikan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dari virus aslinya. “Ada yang menyebutkan penyebarannya 10 kali lebih cepat dari Covid-19. Virus ini lebih berbahaya lagi dari penyebaran Covid-19. Masyarakat harus waspada, sebab kita khawatirkan sepuluh kali lebih menular,” katanya.

Kariyasa menambahkan, pandemi Covid-19 diyakini akan berkepanjangan. Para ahli juga belum bisa memastikan kapan masa puncaknya. Sama sekali tidak diketahui, sehingga diharapkan masyarakat harus patuh, taat dan penuh disiplin melaksanakan apa yang menjadi anjuran dan arahan pemerintah.

Pemprov Bali sudah bekerja keras, banyak hal sudah diperbuat oleh Gubernur Bali bersama bupati dan walikota di Bali. Tujuannya jelas, agar tetap ekonomi Bali bisa berputar dan semakin menggeliat. Banyak bantuan sudah diberikan kepada masyarakat, termasuk kepada masyarakat adat di Bali. Demikian juga pemerintah pusat sudah banyak menggelontorkan dana seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin, bantuan lewat program keluarga harapan (PKH)BLT kepada pekerja yang mendapatkan gaji dibawah Rp 5 juta lewat program BPJS Ketenagakerjaan, Kartu Pra Kerja bagi tenaga kerja yang kena PHK, termasuk bantuan modal usaha kepada UMKM di Bali.

Selain dilakukan tes swab massal, masyarakat diharapkan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan (prokes), pintu masuk Bali juga harus tetap dijaga ketat. Hal ini sangat penting dengan harapan ekonomi Bali segera dapat bangkit dan pulih kembali. Sebab, Bali menghandalkan pada sektor pariwisata. Tumpuan harapan dan kehidupan ekonomi masyarakat Bali ada di sektor pariwisata.

“Kalau kita tidak mau disiplin, susah pariwisata Bali bisa bangkit. Apalagi 59 negara di dunia sudah melarang warganya bepergian keluar, termasuk tujuan Bali. Artinya untuk sekarang ini kesehatan menjadi faktor utama, kalau Bali bisa bebas Covid, ekononi Bali akan segera bisa bangkit kembali,” pungkasnya. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *