DENPASAR – Gubernur Bali, Wayan Koster, diminta tetap membuka Bali untuk kunjungan wisatawan asing (internasional0 pada 11 September 2020 sesuai yang direncanakan. Sebab, kalau diundur, maka mundur pula upaya pemulihan sektor pariwisata Bali.
“Kami mendorong supaya Pak Gububer jangan berubah. Tetap buka tanggal 11 September untuk wisatawan internasional,” kata Ketua Asita Bali, Ketut Ardana, dalam suatu perbincangan.
Itu disampaikan menanggapi pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, bahwa Indonesia belum membuka sektor pariwisata untuk turis asing hingga akhir 2020. Padahal Bali sudah merencanakan membuka kunjungan dari wisatawan internasional pada 11 September 2020 mendatang.
Menurutnya, ketika Bali dengan percaya diri tetap menyatakan membuka pada tanggal 11 September, calon-calon wisatawan internasional akan mempelajari destinasi ini lebih dulu. “Mereka pasti pelajari Bali yang sekian lama sudah menjadi destinasi wisata. Kalau tidak ada trust terhadap destinasi ini, tidak mungkin mereka datang,” paparnya.
Jadi, kata dia, kalau dibuka pada 11 September, bukan berarti mereka (wisatawan asing) akan langsung datang ke Bali. Sementara jika dibuka awal tahun baru 2021 atau mundur dari rencana semula, itu juga akan memundurkan peluang. Kesiapan calon wisatawan atau biro-biro perjalanan di luar negeri pasti juga berpikirnya mundur. “Ya udah nanti saja kita promosikan. Pasti mereka berpikirnya begitu. Namun, Kalau Bali start tanggal 11 September, pasti mereka juga gencar untuk promosi,” jelas Ardana.
Ia menyakini, tidak mungkin begitu Bali dibuka, wisatawan internasional langsung tumplek bleg datang ke Bali dengan jumlah yang banyak. “Itu tidak mungkin juga. Pasti bertahap. Yang penting kita buka dulu. Paling Australia dulu datang. Australia sudah sangat kangen dengan Bali,” jelasnya.
Ardana mengatakan, Australia memang mengarahkan warganya traveling domestik. Misalnya dari Perth ke Sydney. Sydne ke Melbourne. Tapi, kata dia, kalau mereka traveling di dalam negeri biayanya sangat mahal. Terbang dari Perth ke Sydney memerlukan waktu empat jam. Harga tiketnya cukup mahal. Tinggal di hotel 200 dolar per malam.
Sementara kalau ke Bali dari Perth hanya 2,5 jam. Mereka hanya bayar hotel 30 dolar per malam. Dia belanja di Bali sangat murah. “Ketemu budaya yang beda, ketemu orang yang beda. Dia bisa minum bir yang bebas. Banyak hal yang dia dapat berbeda di Bali,” jelasnya.
Untuk membuka diri, kata Ardana, memang perlu ada komnikasi G to G antara Indonesia dengan negara pasar. “Perlu travel bubble. Harus ada pendekatan yang bagus, sehingga nanti Australia akan mengatakan ‘OK saya berani kirim orang ke Bali’. Indonesia juga harus begitu, membolehkan orang Indonesia traveling ke Australia,” jelasnya.
Selain Australia, juga bisa disasar negara-negara di Asia, seperti Vietnam, Thailand, atau Malaysia. “Jadi ada beberapa negara yang bisa dibuat travel bubble ini. Ini perlu kecerdasan pemerintah untuk mlakukan komunikasi dengan negara-negara lain,” ujarnya.
“Jangan dulu mimpi Eropa, Amerika untuk datang ke sini. Jangan dulu mimpi itu. Yang dekat-dekat dulu. Kalau perlu Timor Leste dulu kita harapkan datang ke sini,” sambung Ardana.
Bagaimana kesiapan Bali? Menurutnya, industri wisata di Bali sudah biasa memberikan pelayanan bersih, sehat dan aman yang disyaratakan di masa pandemi Covid-19. Itu sudah dari dulu dilakukan dan sudah standar pelayanan kepada wisatawan. Baik itu oleh biro perjalanan, guide, hotel, restoran dan komponen lainnya.
“Memasuki pandemi Covid-19 ini, hal yang sudah biasa itu tinggal kita sempurnakan lagi. Dibuat lebih bagus lagi. Di objek-objek wisata itu kita pastikan bahwa mereka siap. Menyiapkan semua yang sudah diarahkan pemerintah,” katanya.
Kata Ardana, Asita sudah turun melakukan roadshow untuk mengecek langsung ke objek-objel wisata untuk memastikan bahwa mereka ready. Menurutnya, semuanya sudah cukup siap. Apakah DTW, hotel, resto, dan lainnya. Itu karena mereka sudah menerima turis sejak lama. “Jadi kebiasaan-kebiasaan memberikan pelayanan cukup biasa. Tinggal mengikuti arahan pemerintah saja. Apa yang diarahkan. Menyiapkan tempat cuci tangan, ada tisu, thermo gun,” paparnya. (bs)