Gede Yudi, Pemuda Pelopor Buleleng, Yang Sukses Membantu Anak-anak Bisa Baca Tulis

NAMANYA I Gede Yudi Antara. Ia yang menginisiasi berdirinya Taman Belajar Puspita Laksmi pada tahun 2019. Ia terbilang sukses membantu anak-anak sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng mampu baca tulis.

Melalui Program Podcast Bincang Komunikasi (B-Kom), Dinas Kominfosanti Buleleng, Selasa (19/11/2024), Gede Yudi bercerita bagaimana tentang kiprah luar biasanya tersebut.

Kondisi lingkungan Desa Pengastulan, tempat tinggal Gede Yudi, banyak dijumpai anak-anak jenjang SD masih belum mampu membaca dengan baik atau masih dalam kondisi mengeja bacaan. Banyak faktor yang menjadi penyebab kondisi itu.

Gede Yudi mengamati, sebagian besar karena memang dari anak yang bersangkutan yang kurang dalam belajar. Selain itu, juga dari kondisi orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat mengawasi anak-anaknya belajar ketika di rumah. Faktor ekonomi dan faktor pendidikan orang tua juga ikut.

Begitu banyaknya anak-anak SD di sekitar Desa Pengastulan yang belum mampu membaca dengan baik dan juga menghitung, pada tahun 2019 Gede Yudi terdorong untuk memulihkan kondisi itu. Ia mendirikan sebuah taman pendidikan yang bernama Taman Belajar Puspita Laksmi. 

“Saya bersama-sama dengan STT Puspita Laksmi Desa Pengastulan mencoba membantu anak-anak di desa dengan mendirikan tempat belajar sederhana, yaitu Taman Belajar Puspita Laksmi. Tutor atau tenaga pengajarnya adalah teman-teman dari STT itu sendiri, kami ngayah membantu mereka bisa baca, menulis dan yang utama adalah berkarakter,” terang Gede Yudi.

Ia menerapkan metode belajar yang menyenangkan bagi anak-anak. Hal itu dilakukan agar anak-anak tidak mengalami kebosanan selama 2 jam proses pembelajaran. 

Gede Yudi menyadari bahwa anak setingkat SD sudah lelah menjalani pendidikan setiap hari selama hampir 8 jam di sekolah, sehingga metode pembelajaran diimbangi dengan permainan untuk mengembalikan fokus anak-anak.

Taman Belajar Puspita Laksmi buka pada hari Sabtu dan Minggu. Dengan memegang teguh konsep Tri Hita Karana, Gede Yudi mengawali pembelajaran dengan berdoa, menghargai teman dan menghormati tutor serta menjaga lingkungan tetap bersih dan lestari. Hal ini berlaku juga kepada anak-anak SMP di Taman Belajar Puspita Laksmi. 

“Kami mengajarkan anak-anak selalu berdoa sebelum mulai belajar. Saling menghargai dan menghormati dalam keseharian baik di sekolah maupun di lingkungan. Nah saat hari Minggu kami mengajak mereka untuk mencintai dan menjaga lingkungan, dengan hal kecil-kecil dulu seperti melihat lingkungan taman belajar, kalau ada sampah langsung dibersihkan bersama-sama,” ujarnya.

Disinggung terkait gelar Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan khususnya pada mitigasi bencana, Gede Yudi kembali mengaku semua itu atas dasar pengamatan langsung kondisi Desa Pengastulan yang memang dinilai rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan banjir. Ia berkeinginan masyarakat desanya punya bekal ilmu mitigasi bencana, sehingga nanti ketika terjadi bencana masyarakat tidak panik dan paham akan tindakan apa yang perlu dilakukan.

“Saya ajarkan anak-anak tentang mitigasi bencana seperti simulasi dan langkah pertama yang harus dilakukan ketika terjadi gempa misalnya. Ini penting menanamkan pengetahuan seperti ini sejak dini,” ujarnya.

Gede Yudi menambahkan bahwa pihaknya bertemu kembali dengan anak didik SD yang kini menempuh pendidikan di SMP N 1 Seririt, tempat ia bekerja sebagai guru. Sungguh luar biasa, apa yang diajarkan dan ditekuni dulu di Taman Belajar Puspita Laksmi menjadi potensi gemilang dan beberapa kali meraih juara di SD dan di SMP N 1 Seririt dalam lomba membaca puisi. 

Gede Yudi merasa senang sekaligus bangga atas upaya kecilnya bersama STT Puspita Laksmi berdampak positif bagi anak-anak SD dan SMP di desanya. “Sebagai generasi muda kita seharusnya berdedikasi aktif untuk perubahan di masyarakat, mulai dari yang kecil saja yang penting berdampak. Mari bersama-sama menanamkan kepada anak-anak untuk memiliki kepribadian yang baik saling menghormati sesama,” pesan Yudi, sang Pemuda Pelopor. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *