Paslon Sutjidra-Supriatna Melali ke Pasar, Tak Sekadar Tebar Senyum dan Pesona

PASANGAN calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng nomor urut 2, Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna memanfaatkan jatah kampanyenya, Jumat (4/10/2024), dengan melali ke sejumlah pasar tradisional. Di antaranya ke Pasar Buleleng dan Pasar Anyar Singaraja.

Kedua sosok calon pemimpin Buleleng ini tak sekadar menebar senyum dan pesona kepada pedagang dan pembeli di pasar yang dikunjungi. Paslon ini juga menggali informasi apa yang menjadi persoalan pedagang di pasar-pasar tersebut.

Memang rasanya kurang dramatis, jika seorang calon pemimpin daerah yang mengunjungi pasar tidak membeli dagangan beberapa pedagang. Itu juga yang dilakukan paslon Sutjidra-Supriatna.

Di Pasar Buleleng, misalnya, Nyoman Sutjidra sempat ngopi di lapak UMKM. Sementara Gede Supriatna makan nasi rawon di warung Bu Hj. Hera. 

Di Pasar Buleleng, Gede Supriatna juga mengunjungi tokoh Kampung Singaraja, H. Moh. Zen Usman, yang rumahnya persis berada di belakang Pasar Buleleng. H. Moh. Zen Usman, yang juga imam Masjid Nur Rahman tersebut tengah berbaring sakit. Supriatna mendoakan dan memberi semangat H. Moh. Zen Usman agar cepat sembuh.

Dalam kunjungannya ke pasar, kedua paslon memang tidak berjalan bersamaan atau beriringan. Mereka berpencar didampingi sejumlah anggota timnya, dan istri masing-masing.

Usai dari Pasar Buleleng, paslon dari PDI Perjuangan ini menuju Pasar Anyar di pusat kota Singaraja. Di pasar ini, keduanya berpencar dengan menyasar pedagang yang berbeda.

Balisharing.com kebetulan mengikuti Supriatna yang akrab disapa Supit. Sosok yang low profile ini menyapa sejumlah pedagang. Melempar senyum. Pedagang pun membalas dengan senyum. Ada yang salaman, ada yang minta foto.

Supit menuju sisi timur Pasar Anyar, tepatnya di Jl. Durian. Setelah menemui beberapa pedagang buah, ia menuju portal parkir. Portal parkir ini memang sempat menjadi keluhan pedagang yang ada di selatan pasar saat mesadu ke Posko Pemenangan JOSS24 beberapa waktu lalu. 

Pedagang mengeluh pintu masuk portal parkir hanya ada satu, yakni di bagian utara. Sedangkan portal keluar ada dua, di bagian selatan dan timur. Pedagang di bagian selatan merasa dirugikan, karena lokasi dia berdagang hanya kebagian dilewati pembeli untuk keluar parkir pasar.

Gede Supriatna tampak ingin merasakan, apakah yang dikeluhkan pedagang tersebut masuk akal atau tidak. Supit tampak memandang ke beberapa sudut dan bahkan berdialog dengan petugas portal.

Dari sana, mantan Ketua DPRD Buleleng ini menuju utara. Sejumlah pedagang dan pembeli menyapanya. Seperti bukan sosok asing lagi bagi mereka. Supit membalas dengan senyum khas dan menanyakan kabar dan kesehatan mereka.

Di tangga pasar, Supit naik menuju lantai dua pasar. Ia diingatkan oleh timnya bahwa di atas atau lantai dua sepi pengunjung. Supit menjawab tak apa, karena ia ingin tahu kondisi sekaligus memperkirakan apa penyebab di lantai dua selalu sepi pengunjung, dan karena itu juga sepi pedagangnya.

Ia pernah mengatakan, soal sepinya lantai atas pasar harus dievaluasi apa penyebabnya, dan bagaimana solusinya. Karena di beberapa pasar, seperti di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri, lantai 2 atau 3 selalu sepi.

Dari lantai atas, Supit terus ke utara, turun menuju Jl. Sawo, atau depan Pasar Anyar bagian utara. Ia berjalan di celah-celah sempit parkir sepeda motor yang pagi tadi cukup ramai karena membeludaknya pengunjung pasar menjelang Hari Raya Kuningan.

Sejumlah pedagang dan pengunjung juga menyapanya. Ada yang memanggilnya ‘Pak Ketua’. Mungkin karena yang mereka kenal, Supit selama ini merupakan Ketua DPRD Buleleng. Supit akhirnya sampai di kontainer sampah yang ada di sisi utara Jl. Sawo. Ia pernah mengatakan, seharusnya tidak ada kontainer sampah di sana. Apalagi pada sore hingga malam, di lokasi tersebut merupakan pasar senggol, tempat para pedagang kecil menjual makanan, seperti sate, gule, nasi goreng, tipat tahu, es, dan lain-lain. 

Menurutnya, pada sore sampai malam, seharusnya tidak ada sampah di sana karena mengganggu pedagang pasar senggol. Dalam perda juga ditetapkan lokasi tersebut merupakan pasar senggol. Supit tampak beberapa saat memperhatikan kontainer sampah tersebut. 

Dari kontainer sampah, Supit menuju Jl. Diponegoro. Sesampai di suatu titik di trotoar jalan, Supit langsung duduk di trotoar, atau tepatnya di lantai depan sebuah toko di pinggir trotoar. Sang istri memberinya sekaleng minuman larutan penyegar. Supit langsung menyeruputnya. Tampak ia kehausan setelah hampir satu jam berkeliling pasar. Beberapa saat, seorang anggota timnya mengambilkan kursi.

Tak lama, di titik yang sama, calon Bupati Nyoman Sutjidra juga tiba di lokasi tersebut. Dan setelah melayani foto bersama beberapa orang, paslon ini melanjutkan perjalanan mengunjungi pasar tradisional di Kebon, Kampung Tinggi. (bs)            

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *