DENPASAR – Memasuki masa kontestasi politik menjelang Pemilu 2024 mendatang, banyak isu-isu yang bergulir di masyarakat yang terkadang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga dapat mengkeruh situasi dan menjadi pemicu adanya perpecahan antar golongan masyarakat.
Menyikapi hal tersebut, KMHDI Bali bersama beberapa organisasi keumatan dan kemahasiswaan seperti Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Daerah Bali, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Daerah Bali, Prajaniti Provinsi Bali, Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) Provinsi Bali, serta organisasi mahasiswa Hindu di seluruh Bali menggelar kegiatan Deklarasi Pemilu Damai 2024.
Deklarasi Pemilu Damai 2024 adalah suatu kegiatan untuk menyuarakan aspirasi dan menyatakan sikap yang menjunjung tinggi integritas dan demokrasi dalam kontestasi pemilu saat ini. Kegiatan Deklarasi Pemilu Damai 2024 tersebut dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2024 yang bertempat di Pasraman Satyam Eva Jayate.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 30 orang yang tergabung dalam berbagai organisasi keumatan dan mahasiswa di seluruh Bali. Adapun hasil deklarasi ini adalah menyatakan bahwa para generasi muda dan seluruh komponen masyarakat senantiasa merawat, menjaga, dan memperjuangkan kebhinekaan dan persatuan di atas kepentingan yang lain.
Selain itu, menyerukan kepada seluruh komponen dan anak bangsa agar menyikapi tahun politik dan segala implikasinya dengan bijaksana dengan cara membangun narasi positif tanpa provokatif agar terciptanya pemilu damai tahun 2024. Hal tersebut juga selaras dengan pandangan umum yang disampaikan oleh Pasek Aribudi Dwikayana dari perwakilan PHDI Provinsi Bali.
“Deklarasi ini merupakan aksi nyata generasi muda Hindu yang intelektual dalam menjaga kedamaian di tengah pergolakan politik yang saat ini,” ucapnya.
Disampaikan juga agar seluruh masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan sebaik mungkin agar terciptanya suasana demokrasi yang murni. Begitu pula hal yang disampaikan oleh ketua KMHDI Bali, Putu Dika Adi Suantara yang mengkritisi terkait gejolak politik saat ini yang semakin terasa panas serta mengajak para generasi muda penerus bangsa agar tidak apatis terhadap politik.
“Sesungguhnya pemilu adalah implementasi dharma agama dan dharma negara yang bisa dilaksanakan oleh seluruh Masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, para ketua organisasi mahasiswa juga menyoroti terkait pemasangan alat peraga kampanye yang kurang tepat sehingga dapat merusak tatanan lingkungan yang tidak sesuai dengan konsep Tri Hita Karana. Dengan adanya deklarasi ini diharapkan seluruh komponen masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih pemimpin maupun wakil rakyat yang terbaik demi kemajuan bangsa serta mengedepankan konsep kebhinekaan sehingga tercipta pemilu yang damai dan menyenangkan. (bs)