BULELENG – Cendekiawan yang juga sejarawan dr. Soegianto Sastrodiwiryo tutup usia pada Senin (18/12/2023). Semasa hidupnya, dr. Soegianto menulis banyak buku sejarah dan pernah aktif di berbagai organisasi.
“Pak Soegianto berpulang di Rumah Sakit Hermina Grand Wisata Bekasi Senin, 18 Desember 2023, sekitar pukul 12.00 WIB, akibat pneumonia. Mohon doanya dan dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya untuk kekhilafan tang diperbuat selama hidupnya,” kata Amoeng A. Rachman, sahabat yang juga editor beberapa buku dr. Soegianto Sastrodiwiryo, Senin (18/12/2023).
Dr. Soegianto Sastrodiwiryo lahir di Singaraja, 12 Agustus 1943. Ia adalah putra dari perkawinan Alip Soemioto yang berdarah Jawa (Solo) dengan Legi Rahayu yang berdarah Bali (Lombok).
Dr. Soegianto Sastrodiwiryo lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan pernah berkarir sebagai dokter Inpres di NTT (1977). Sejak tahun 1979 ia berhenti dengan hormat sebagai PNS dan pulang ke Bali bekerja di ASJ Bina Atma Denpasar.
Ia selanjutnya mendirikan Yayasan Kawisastra Mandala, sebuah lembaga yang bergerak dibidang usaha pelestarian lontar-lontar tua dan Lembaga Pengkajian Bali Utara (North Balinese Study Group).
Dr. Soegianto juga merupakan Ketua pertama ICMI Orsat Buleleng. Ia juga pernah menjadi pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Buleleng.
Sejak tahun 1994 ia bermukim di Bekasi, Jawa Barat. Buku-buku hasil karyanya yang sudah diterbitkan, yaitu Perang Jagaraga (1994), I Gusti Anglurah Panji Sakti (1994), Perang Banjar (1997), Perjalanan Danghyang Nirartha (1999), Budak Pulau Surga (2009), Pemberontakan Bali Aga (2021) dan Kalacakra Tantrayana (2022).
Juga menulis kumpulan esai sosial budaya dan sejarah “Mumbul Melintasi Zaman”. Serta beberapa buku yang masih dalam proses pengeditan. (bs)