“Jangke”, Artefak Penakar Beras Zakat pada 1800 Masehi di Loloan Jembrana Bali


Catatan Eka Sabara, S.Pd.I *)

PADA tanggal 19 Oktober 2019 silam, secara tidak sengaja saya silaturrahmi di kediaman Datuk Encu Kaye di Kampung Selimut Loloan Barat. Di atas rumah panggung telah hadir anak laki-laki tertua yang bernama H. Amin.

Sambil memperlihatkan sebuah kayu yang berlubang, H. Amin menjelaskan bahwa ini merupakan barang peninggalan yang didapat dari atas pare. Barang itu tersimpan tanpa ada yang mengetahuinya. saat bersih-bersih sore hari H. Amin menemukan kayu tersebut saat bersih-bersih di suatu sore hari.

Barang tersebut adalah “jangke”. Sebuah alat ukur yang biasa dipergunakan untuk menakar berat dari beras yang akan dikeluarkan sebagai zakat pada saat akhir bulan Ramadhan.

Jangke

“Jangke” ini merupakan peninggalan orang-orang tua terdahulu sebagai alat menakar beras. Sebab, pada masa dulu sangat jarang yang mempunyai timbangan, sehingga dibuatlah sebuah mal/takaran yang sudah disesuaikan dengan memakai timbangan sehingga berat beras yang berada dalam jangke tersebut akan pas menjadi 2.5 kg.

H. Amin saat itu menuturkan, “jangke” tersebut dipergunakan sebagai alat ukur diperkirakan pada kisaran tahun 1800 Masehi. Jika sudah mendekati akhir bulan Ramadhan, maka masyarakat saat itu bersiap-bersiap untuk menunaikan dan mengumpulkan zakat. Masyarakat mengeluarkan zakat berupa beras.

Nah, alat ukur sederhana yang dipergunakan untuk mengukur jumlah beras untuk zakat saat itu bernama kayu “jangke”. Menariknya kayu jangke tersebut biasanya dimiliki oleh para penghulu agama (sebutan alim ulama di Loloan abad ke-18). Karena terkait timbangan berat zakat kala itu, masyarakat sepakat kayu “jangke” tersebut hanya dipegang atau dikuasai para penghulu agama.

“Jangke” digunakan untuk mengetahui timbangan berat beras zakat. Jika beras sudah “sejangke”, beratnya 2.5 kg tepat. Ketika dilakukan cross check dengan timbangan manual sekarang, maka berat beras tepat 2.5 kg. Subhanallah. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *