Esai Dr. Surayanah *)
DALAM rangka program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) MGMP IPA MTs Kabupaten Banjarnegara, Tri Widayati dari MTs Negeri 1 Banjarnegara mengikuti kegiatan refleksi dan umpan balik terhadap pembelajaran kelistrikan di MTs Muhammadiyah Karang Kobar pada Sabtu, 6 November.
Kegiatan ini bermanfaat untuk peningkatan kualitas guru IPA dalam mengajar, sehingga siswa lebih bersemangat dan tujuan pembelajaran tercapai.
Tri Widayati mendapat ilmu baru seperti cara mengelompokkan kelas, memberikan penghargaan kepada siswa, dan menggunakan kata-kata yang memotivasi.
Farid Alfarizi, fasilitator daerah IPA Kabupaten Banjarnegara, menjelaskan bahwa kegiatan ini memberikan masukan untuk mengembangkan kompetensi fasilitasi, pedagogik, dan keprofesian.
Refleksi dan umpan balik dilakukan dengan presentasi guru model dan observer memberikan kritik serta saran.
Tujuannya adalah agar distrik dapat memperbaiki desain pembelajaran dan menggabungkan kelebihan dari distrik lain untuk meningkatkan rancangan pembelajaran. (Jateng.kemenag.go.id)
Arus globalisasi membawa perubahan yang begitu signifikan terhadap kemajuan IPTEK tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi sebuah dorongan untuk terwujudnya suatu pendidikan yang maju serta modern.
Kegiatan belajar mengajar menjadi hal yang sangat utama sebagai penentu kualitas pendidikan. Seorang pendidik mengemban kewajiban yang sangat besar dalam meemberikan motivasi, membangun karakter dan kepercayaan murid selama proses belajar mengajar.
Keberhasilan yang demikian dapat dipengaruhi karena metode mengajar yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Dengan demikian, pendidik harus cakap dalam penguasaan bahan ajar serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya dapat menambah kualitas prestasi belajar peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, feedback atau umpan balik adalah sesuatu yang esensial dan tidak dapat dilupakan begitu saja. Umpan balik merupakan sesuatu yang dapat berupa keterangan, informasi atau laporan tentang hasil suatu pekerjaan/kegiatan.
Feedback sendiri dapat digunakan untuk mendukung seseorang membenahi sesuatu yang telah dikerjakannya di masa yang akan datang. Dalam kegiatan tukar pengetahuan antara guru dengan peserta didik, feedback atau umpan balik mestilah dilakukan secara konstruktif dan memperhatikan kelebihan serta kelemahan kinerja peserta didik.
Artinya, diberikan dengan maksud memberi masukan dan informasi yang berfaedah dan mendukung peserta didik guna memperbaiki prestasi belajar yang telah dilakukan selama ini.
Diberikannya umpan balik sangat mendukung peserta didik dalam membenahi kekeliruan persepsi dan dapat dijadikan motivasi ketertarikan belajar siswa.
Feedback atau umpan balik untuk guru dapat digunakan sebagai alat pertimbangan saat mengambil sebuah langkah, apakah suatu bidang studi perlu diperbaiki atau terus dilaksanakan, dan untuk siswa dapat mendukung peningkatan prestasi belajar secara berkala. Keterkaitan antara umpan balik dengan motivasi siswa hendaknya difokuskan pada beberapa hal berikut.
Pertama adalah kualitas pekerjaan peserta didik dan mengarah kepada pemecahan masalah. Artinya, umpan balik mestilah memberikan laporan tentang metode-metode yang dapat dijadikan sebagai pembenah hasil kerja siswa.
Feedback yang hanya memberikan komentar dan tidak disertai pemecahan masalah akan menjadikan siswa merasakan keterputusasaan dan hilang motivasi belajarnya.
Kedua, langkah-langkah yang terperinci dibagikan supaya hasil kinerja peserta didik mampu ditingkatkan. Artinya, umpan balik musti memuat laporan yang padat, jelas dan terperinci tentang apa saja yang harus ditingkatkan oleh peserta didik pada kegiatan belajarnya.
Apabila feedback yang diberikan kurang jelas dan tidak terperinci maka akan menyebabkan peserta didik merasa bingung dalam memahami tujuan kegiatan pembelajaran dan sulit untuk memperbaiki hasil kerjanya.
Beberapa karakteristik umpan balik kosntruktif yang hendaknya dipenuhi agar berdampak pada meningkatnya prestasi belajar peserta didik, seperti jumlah yang cukup dan spesifik, terfokuskan hasil kerja peserta didik pada pembelajaran daripada kepribadian perseorangan, selaras dengan tujuan pembelajaran dan karakteristiknya, selaras dengan pemahaman peserta didik dan pengetahuan selama kegiatan belajar mengajar, diberikan untuk diberikan tindak lanjut.
Dengan adanya karakteristik tampak bahwa feedback diperlukan untuk memberikan semangat serta mengevaluasi prestasi belajar siswa.
Umpan balik konstruktif yang diberikan kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar merupakan suatu aspek yang sangat penting. Tetapi, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa faktor pendukung dan faktor penghalang yang dapat menjadi pengaruh keefektifan dari umpan balik itu sendiri.
Faktor pendukung yang pertama adalah peran guru yaitu naluri guru, kompentensi dasar, langkah pelaksanaan umpan balik di ruang kelas, pengetahuan, hasrat dan penguasaan metode pembelajaran. Apabila guru memiliki banyak kreasi dan inovasi menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan serta mendapatkan sarana memadai, maka peserta didik akan lebih termotivasi untuk berlajar dengan begitu guru lebih mudah ketika memberikan umpan balik.
Faktor kedua, suasana sekolah yang mendukung pemberian feedback, seperti terdapat sosialisasi atau pendampingan dari pengawas dan kepsek. Umpan balik yang berasal dari pengawas atau kepsek untuk guru dapat diterapkan oleh guru ketika membagikan umpan balik untuk peserta didik.
Selanjutnya, terdapat kerjasama antara guru dengan guru, terdapat tukar pikiran, saling melengkapi, mengevaluasi, serta ikatan guru dengan peserta didik yang terjalin secara harmonis, sehingga hubungan akan berjalan tanpa hambatan.
Faktor ketiga, terdapat musyawarah bersama antar guru mata pelajaran serta hasrat guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan maksimal. Pengetahuan dan metode pelaksanaan umpan balik yang efektif dapat dibahas serta dimusyawarahkan dalam perkumpulan tersebut.
Dengan begitu, dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan guru mengenai kegiatan umpan balik yang baik dan efektif. Selain itu, juga dapat menyediakan ruang kepada guru untuk saling bertukar umpan balik guna mengevalusi kinerja sebelumnya.
Faktor pendukung yang keempat adalah kegiatan pelatihan dan pemeliharaan oleh kepsek serta pengawas yang terstruktur. Jika terdapat perintah menerapkan umpan balik dan dilakukan dengan dimonitor oleh kepsek maka dalam proses pelaksanaannya akan berjalan dengan baik.
Dengan ini, tidak ada lagi pemberian umpan balik yang asal-asalan dan tidak membangun, sebab telah menjadi program yang terstruktur dan dilaksakan dengan seharusnya. Hal ini akan memberikan dampak yang baik juga kepada peserta didik, sebab mereka dapat mengevaluasi prestasi belajarnya dengan lebih terprogram dan terstruktur.
Selain faktor pendukung ada juga faktor penghalang pemberian umpan balik. Beberapa yang mungkin menjadi faktor penghalang antara lain: pertama adalah ketidakadaannya informasi mengenai fungsi umpan balik konstruktif yang menjadi pengaruh penting peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Faktor guru yaitu apabila seorang guru kurang memahami dasar dan metode penerapan sehingga sukar untuk dilaksanakan. Selain itu, sikap guru yang tidak ada dorongan dari dalam dirinya untuk melakukan perubahan akan berakibat rendahnya kemahiran.
Selanjutnya adalah faktor pimpinan, yaitu pimpinan yang tidak mengadakan pelatihan dan pengawasan kegiatan umpan balik, maka tidak akan ada pelaksanaan umpan balik di kelas. Faktor regulasi alokasi waktu pengajaran yang dibebankan kepada guru terlalu banyak. Hal ini akan berdampak pada guru yang terlalu disibukkan dengan perencanaan dan yang lain, sehingga pemberian feedback akan terabaikan sebab feedback yang diberikan secara perseorangan. Faktor peserta didik, beragamnya kepribadian dapat menghambat guru dalam mengkoordinasi kelas apalagi dalam membagikan umpan balik.
Faktor orang tua, yaitu akan sulit memberikan umpan balik kepada peserta didik apabila hati orang tua rentan tersinggung. Yang terakhir adalah faktor budaya peserta didik. Budaya kurang aktif selama proses pembelajaran dan cenderung menjadi penurut akan menyulitkan guru untuk memberikan masukan yang konstruktif.
Umpan balik konstruktif adalah umpan balik yang memadukan sanjungan atas keberhasilan dan masukan untuk melakukan perbaikan. Adapun metode yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan Feedback Sandwich.
Cara ini dilakukan dengan diawali pemberian kupasan yang positif, dilanjutkan dengan memberi kritik dan terakhir dengan memberikan ulasan atau saran yang membangun. Feedback Sandwich dapat difungsikan sebagai alat untuk membagikan informasi yang membangun kepada seseorang tanpa menyakiti hatinya.
Dari penggambaran di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa umpan balik adalah salah satu hal yang sangat esensial dan hendaknya diberikan secara konstruktif. Guru memegang andil utama dalam menyampaikan feedback atau umpan balik konstruktif.
Selain itu, sekolah juga harus mampu mencipatakan suasana belajar mengajar yang mendukung pelaksanaan umpan balik ini. Umpan balik konstruktif dapat dijadikan sebagai alat yang mendukung peserta didik meningkatkan hasil kerjanya.
Feedback juga bermanfaat untuk mempertahankan minat dan motivasi belajar peserta didik, sehingga prestasi belajarnya akan terus meningkat secara teratur dan terstruktur. []
*) Penulis adalah Dosen Universitas Negeri Malang