Oleh Umar Ibnu Alkhatab *)
DALAM catatan kita, di awal pencalonannya sebagai Gubernur Bali, Pak Koster mendapat dukungan penuh dari dua ormas Islam besar di Bali, yakni Muhammadiyah Bali dan Nahdlatul Ulama Bali. Dukungan itu disampaikan secara terbuka dalam pertemuan tokoh lintas agama dan etnis yang digelar di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, pada pertengahan tahun 2018.
Dukungan dari kedua ormas itu kepada Pak Koster sekaligus menunjukkan kepada publik bahwa kedua ormas ini memiliki kesamaan pandangan terhadap pesona dan visi Pak Koster sebagai calon Gubernur Bali. Artinya, pesona dan visi Pak Koster berhasil menyatukan dua spektrum besar umat Islam di Bali, dan ini merupakan preseden yang sangat bagus untuk menjadikan Bali sebagai etalase kerukunan umat beragama.
Menurut Pak Koster, Bali yang terdiri dari berbagai komponen masyarakat baik dari sisi agama maupun asal golongannya harus dibangun dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Secara spesifik, Muhammadiyah Bali misalnya, memandang visi Pak Koster ini sejalan dengan visi Muhammadiyah. Bagi Muhammadiyah, seperti yang bisa dibaca dari pandangan Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Bali, pandangan organisasi Muhammadiyah dan kebijakan Pak Koster yang akan diterapkan ketika terpilih sebagai Gubernur Bali memiliki keselarasan. Artinya, program kerja ditawarkan Pak Koster senafas dengan misi Muhammadiyah.
Muhammadiyah Bali menilai bahwa ajakan Pak Koster untuk membumikan nilai-nilai Pancasila, yang merupakan ajaran Bung Karno, di Bali, sangat relevan karena heterogenitas masyarakat yang ada di Bali. Apalagi Bung Karno sendiri dikenal sebagai kader Muhammadiyah sehingga nilai-nilai baik yang dianjurkan Bung Karno adalah juga nilai-nilai baik yang dianjurkan pula oleh Muhammadiyah.
Setelah terpilih sebagai Gubernur Bali, Pak Koster terus membangun hubungan dengan Muhammadiyah Bali. Saat menerima audiensi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali, Aminullah, di bulan Juli 2022, misalnya, Pak Koster kembali mengingatkan pentingnya peran sosial Muhammadiyah Bali dalam membangun Bali, terutama dalam bidang yang paling digeluti oleh Muhammadiyah yakni pendidikan dan kesehatan.
Dalam sebuah kesempatan di Tabanan, dihadapan warga Muhammadiyah, Pak Koster melontarkan keinginan untuk membantu Muhammadiyah Bali untuk memodernisasi sarana pendidikan Muhammadiyah, dan keinginan tersebut, meskipun belum dipenuhi, menunjukkan good will Pak Koster untuk ikut memajukan amal usaha Muhammadiyah Bali.
Dalam Halal Bihalal keluarga besar Muhammadiyah Bali yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pengurus Daerah Aisyiah (PDA) se-Bali serta seluruh organisasi otonom Muhammadiyah Bali, Pak Koster, melalui Kepala Kesbanglinmas Provinsi Bali, menyampaikan agar Muhammadiyah Bali menjaga semangat persatuan dan senantiasa merawat sinergitas bersama Pemerintah Provinsi Bali.
Pesan ini disampaikan agar Muhammadiyah Bali seiring sejalan dengan visi dan misi yang diemban oleh Pak Koster. Tentu saja Pak Koster tidak hanya berpesan, tetapi menunjukkan keseriusannya dengan memfasilitasi keberangkatan kontingen Muhammadiyah Bali guna mengikuti Muktamar Muhammadiyah di Solo.
Hemat kita, hubungan yang dibangun Pak Koster ini harus diletakkan dalam kerangka ukhuwah wathaniyah, persaudaraan sebagai anak bangsa, guna menjaga kesatuan dan persatuan di tengah keberagaman masyarakat Bali. Tentu saja, sebagai Gubernur Bali, Pak Koster ingin agar setiap organisasi masyarakat memiliki kontribusi yang positif terhadap masyarakat Bali secara luas, dan dalam konteks itulah Muhammadiyah Bali dilihat sebagai salah satu organisasi masyarakat yang bisa memenuhi harapan Pak Koster.
Akhirnya, harapan yang dibebankan Pak Koster kepada Muhammadiyah Bali harus disambut dengan penuh antusias oleh seluruh anggota Muhammadiyah Bali karena momentum untuk berkiprah lebih luas dan lebih konkret bagi masyarkat Bali telah dibuka oleh pak Koster.
Tabanan, 18 Juli 2023.
*) Penulis adalah Pengamat Kebijakan Publik