- Motor N-Max yang Ditumpangi Disenggol Motor Tak Dikenal
BULELENG – Tiga anak di bawah umur yang berasal dari Desa Tegallinggah meninggal dunia setelah motor yang ditumpangi disenggol motor lain. Kecelakaan lalu lintas tersebut terjadi di jalan Singaraja – Lovina, Sp.4 Tukad Mungga, Desa Tukad Mungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Kamis (22/6/2023), sekira jam 03.00 WITA.
Kasi Humas Polres Buleleng, AKP I Gede Sumarjaya, SH MH, menjelaskan, yang terlibat laka lantas adalah sepeda motor Yamaha N-Max DK 4863 VM dengan sepeda motor yang tidak diketahui identitasnya (tabrak lari).
Menurut AKP Sumarjaya, laka lantas tersebut saat sepeda motor Yamaha N-Max DK 4863 VM dan sepeda motor yang tidak diketahui identitasnya sama-sama datang dari arah timur menuju ke barat. Posisi sepeda motor Yamaha N-Max DK 4863 VM berada di depannya.
Setibanya di TKP, sepeda motor yang tidak diketahui identitasnya menyenggol sepeda. motor Yamaha N-Max DK 4863 VM dari belakang. Lantas sepeda motor N-Max DK 4863 VM terpental ke beton (leneng), sehingga terjadi laka lantas. Sementara sepeda motor yang tidak diketahui identitasnya meninggalkan TKP ke arah selatan.
Akibat laka lantas tersebut, kata AKP Sumarjaya, pengendara sepeda motor Yamaha N-Max DK 4863 VM, RN (laki-laki), alamat Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng mengalami luka pada kepala dan patah pada tangan kiri dan kaki kanan. Ia meninggal dunia di RSUD Buleleng.
Sementara yang dibonceng ada tiga orang. Yang pertama AF (laki-laki), alamat Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Ia mengalami luka lecet pada tangan dan kaki. Masih sadar dan dirawat RS Paramasidhi Singaraja.
Yang kedua IH (laki-laki), alamat Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng mengalami luka pada kepala, patah pada tangan. Ia dinyatakan meninggal dunia di RSUD Buleleng.
Yang ketiga, Ind (perempuan), alamat Jl. Hasanudin, Singaraja mengalami patah pada kaki. Memar pada perut dan dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat perawatan di RS Paramasidhi Singaraja.
“Korban semuanya anak-anak di bawah 18 tahun dan tidak ada hubungan keluarga. Hanya satu desa saja,” ujar AKP Sumarjaya. (bs)