NAMA lengkapnya, Bagas Satrio Kusumawardhana, Inar Rahmadhani Santosa, dan Gitanyali Bening Maretina. Atau biasa dipanggil Bagas, Inar, dan Gita. Dan ini kisah haru mereka mengikuti Jambore Statistika XII di Universitas Mulawarman.
Waktu itu libur kuliah semester 3. Ada yang kiriman pamflet di grup WA kelasnya tentang lomba karya tulis ilmiah di Universitas Mulawarman. “Akhirnya kita bertiga yang sama-sama punya alasan untuk ingin meng-upgrade diri ini, isenglah untuk ikut. Kita nekat untuk daftar dengan ide seadanya,” cerita mereka.
Karena mereka di Prodi PGSD, ya dipilih tema pendidikan untuk karya tulis ilmiah mereka. Seleksi pertama adalah seleksi abstrak. Trio Bagas, Inar dan Gita mengumpulkan rancangan karya tulis ilmiahnya. Beberapa waktu menunggu, tidak disangka mereka bisa lolos abstraknya, sehingga harus membuat full paper untuk lanjut ke tahap final.
“Akhirnya mulailah untuk melakukan penelitian di salah satu SD di Kabupaten Nganjuk,” papar mereka.
Trio Bagas, Inar dan Gita mulai membuat karya tulis dengan berbagai usaha. Mulai mencari data, revisi judul, cari teori, uji statistik, dan lain sebagainya, sehingga bisa selesai tepat waktu. Dan, saat pengumuman finalis, mereka pun lolos. Namun, untuk mendapatkan juara mereka harus ikut seleksi finalnya, yang dilaksanakan secara offline di Universitas Mulawarman, di kota Samarinda, Kalimantan.
Dalam bayangan mereka, Samarinda itu jauh banget jaraknya dari Malang. “Sempet bingung apa kami harus lanjut atau tidak karena pasti untuk berangkat ke sana, selain fisik dan mental, kami juga butuh dana yang tidak sedikit. Sebelum yakin berangkat atau enggak, kami udah nekat bikin power point dulu buat presentasi. Sampai akhirnya dibantu oleh kampus untuk berangkat dan kami setuju untuk berangkat bertiga,” tutur mereka.
Sejak H-7, H-5, H-3, H-2, H-1, mereka isi dengan membuat revisi power point dan latihan presentasi. “Hari hari itu isinya cuma capek, karena revisi power point plus latihan presentasi. Ditambah lagi minggu UTS. Jadi bener-bener dari bangun sampai tidur cuma di depan laptop,” kata mereka.
Ketika sampai di Universitas Mulawarman, hari pertama mereka mengikuti technical meeting dan seminar. Rasa percaya diri mereka tiba-tiba hilang begitu saja waktu seminar. “Pembahasan statistikanya MasyaaAllah dalam banget, sampe kami yang dari PGSD ini gak tahu apa yang diomongin. Bikin kami ragu sampai malem-malem telpon Bu Tika buat minta support dan ketenangan,” jelas mereka.
Hingga akhirnya tiba di hari H. Trio Bagas, Inar dan Gita sampai di tahap final untuk mempresentasikan karyanya. Mereka mendapat banyak hal selama di Samarinda.
“Ketemu panitia yang super baik-baik, ketemu temen-temen dari kampus lain yang friendly, dapat ilmu mengenai statistika yang ternyata sesulit itu untuk dipahami yang jauh dari apa yang pernah kami pelajari sebelumnya,” tambah mereka.
“Tapi tanpa kami sangka, perjuangan kami untuk upgrade diri ini sangat terbayarkan ketika diumumkan bahwa kami menjadi pemenang kedua pada LKTI ini. Nangis, seneng, ngerasa berhasil, terharu, bener-bener jadi satu waktu itu,” cerita mereka.
Trio Bagas, Inar dan Gita sangat berterimakasih kepada tim yang mau berjuang Bersama. Juga kepada Allah SWT, orangtua, bapak ibu dosen yang sangat berjasa memberikan ilmunya, khususnya Ibu Yuniawatika, S.Pd., M.Pd., serta teman-teman mereka yang selalu support apa yang mereka lakukan dari awal pendaftaran sampai akhirnya ikut bahagia mendengar kabar ini dari mereka.
“Kami bangga karena orang-orang terdekat kami bisa bangga dengan kami. Alhamdulillah karena Allah sudah berikan kesempatan besar ini kepada kami sehingga kami bisa membanggakan orang-orang yang kami cintai.”
Mereka berharap, dengan cerita ini bisa sedikit memberi motivasi untuk teman-temannya, khususnya dari UM dan PGSD agar berani mengambil langkah di luar zona mereka, karena kita tidak tahu bagaimana Allah memberi jalan. “Tapi jangan lupa untuk tetap berusaha, berdoa, dan meminta doa,” pungkas mereka. (bs)