Pergunu Natuna Terbentuk, Perkuat Daerah 3T

NATUNA – Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) melakukan kunjungan ke Kabupaten Natuna guna membentuk dan mengukuhkan Pimpinan Cabang Pergunu yang bertempat di SMP Berbasis Pesantren Nurul Jannah, Bunguran Timur, Natuna. Dalam kesempatan itu, hadir Achmad Zuhri (Waketum PP Pergunu) dan Dr. Aris Adi Leksono (Sekjen PP Pergunu) yang didampingi oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Natuna, H. Budi Dermawan, S.Ag, M.Sy.

Pergunu di Natuna sangat strategis bagi penguatan persatuan kebangsaan, mengingat posisinya sebagai daerah terdepan dan terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Natuna merupakan wajah termaju bukan terbelakang lagi bagi Indonesia, Terdepan Terluar dan Termaju (3T).

“Pergunu hadir sebagai organisasi profesi guru yang moderat dan mewadahi pengembangan kompetensi guru-guru di penjuru negeri. Harapannya Pergunu bisa menjadi rumah perjuangan guru-guru Nahdlatul Ulama dalam menanamkan nilai-nilai Ahlussunah Waljamaah Annahdliyah,” tutur H. Budi Dermawan.

Sekjen PP Pergunu menyampaikan pesan bahwasanya peran guru di daerah terluar justru tak kalah penting dari guru lainnya. Sebab, tugas mulia guru harus menanamkan ideologi Pancasila serta menjadi guru pemersatu bangsa.

“Silahkan, Pergunu memberikan beasiswa S1 hingga S3 bagi kader-kader NU Natuna, mumpung masih ada kesempatan di tahun ini. Berikan kami santri-santri terbaik agar dikuliahkan secara gratis ke Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto. Insya Allah sepulang kuliah mereka akan mampu mewarnai kemajuan pembangunan SDM di Natuna. Inilah kontribusi konkret Pergunu saat ini,” kata Dr. Aris Adi Leksono.

Waketum PP Pergunu menambahkan, sejauh ini pihaknya selalu melakukan upaya konsolidasi organisasi guna menebar kemanfaatan serta kemaslahatan bagi bangsa dan negara. Sebagai organisasi profesi guru, Pergunu memiliki sejarah panjang dalam memajukan kompetensi guru-guru di Indonesia.

Dulu Pergunu sudah eksis sejak tahun 1952 sebagai organisasi yang dilahirkan oleh LP Ma’arif NU hingga pada era Orde Baru keluar Kepres monoloyalitas organisasi profesi guru, yaitu PGRI, sehingga Pergunu sempat vakum, hingga lahirnya UU Guru dan Dosen tahun 2004, Pegunu mulai bangkit kembali.

Selepas Muktamar NU di Makassar pada tahun 2010 Pergunu kembali menjadi Badan Otonom dari Nahdlatul Ulama. Saat ini kepengurusan Pergunu sudah mencakup semua wilayah/provinsi di Indonesia serta lebih dari 300 kepengurusan di tingkat kabupaten/kota dan 7.012 kepengurusan di tingkat kecamatan atau PAC Pergunu.

Daerah-Daerah terluar ini merupakan target konsolidasi Pergunu sebelum tahun 2024 agar masif membentuk kepengurusan sampai tingkat ranting/kelurahan. “Selain itu, kita juga harus memegang prinsip; menjadi guru terbaik, atau tidak sama sekali. Itulah pesan dari ketua umum Pergunu, sebab menjadi seorang guru memiliki tanggung jawab dunia akhirat,” imbuhnya.

Setelah kegiatan tersebut, para pengurus terpilih akan melakukan koordinasi dengan PCNU Kabupaten Natuna, Kepala Disdikpora Natuna dan Bupati Natuna guna persiapan pelantikan kepengurusan. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *