JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi guru di Indonesia, Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) berupaya ikut serta dan berkontribusi melalui Program Organisasi Penggerak yang kerjasama dengan Kemdikbudristek. Dengan desain konsep Pendidikan dan Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, Berbasis Aplikasi Mobile dan LMS di 8 kota secara hybrid melalui aplikasi Gurumerdeka, PP Pergunu fokus pada pengembangan kompetensi Guru Nahdlatul Ulama.
Pada Senin, 1 Agustus 2022, kegiatan kick off pelatihan ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Pergunu Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim, MA, Sekretaris Umum PP Pergunu, Dr. Aris Ade Laksono, M.Pd, Wasekjen Pergunu dan Penanggungjawab POP, Ahmad Zuhri, M.Ikom, dan Dr. Praptono selaku Direktur Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Tenaga Kependidikan, serta 449 peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Guru.
Dalam pembukaannya, Dr. Praptono menyampaikan bahwa perubahan dilahirkan untuk menciptakan generasi Indonesia yang lebih baik dan berkualitas. Menurutnya, teknologi informasi berkembang begitu pesat, dengan begitu perubahan-perubahan fundamental terjadi di sekeliling kita. Seperti kemampuan literasi, kemampuan numerasi dan karakter.
Dr. Praptono mengatakan, Kemdikbudristek menaruh harapan kepada para guru dalam tiga kemampuan tersebut. Ia mengapresiasi Pergunu yang bermitra dengan Kemdikbudristek dalam menjalankan program POP yang ikut serta menyiapkan guru-guru yang berkualitas, dan memanfaatkan teknologi untuk media pembelajaran, seperti LMS yang dapat dimanfaatkan untuk mengakses ratusan modul untuk dibuat acuan Merdeka Belajar.
Sementara itu, Ketua Umum PP Pergunu, KH. Asep Saifudin Chalim, MA, menyampaikan bahwa guru yang baik adalah guru yang menjalankan kompetensinya dengan baik dan bertanggung jawab untuk mengupayakan seluruh peserta didiknya menerima transfer muatan kurikulum dari guru kepada mereka. Kata dia, PP Pergunu mengumandangkan bahwa menjadi guru atau tidak sama sekali, yaitu kita harus mengimani apa yang sudah ada dalam Al-quran bahwasanya orang yang berilmu (berpengetahuan) dan tidak (berilmu) itu, keduanya tidak sama.
Sebagai Penanggung Jawab Program Organisasi Penggerak PP Pergunu, Ahmad Zuhri, menjelaskan, LMS Guru Merdeka ini dibuat untuk meningkatkan kapasitas bapak ibu guru, khususnya kompetensi guru di abad 21 menuju word class teacher.
“Tahun kemarin kita sudah melakukan perencanaan. Sementara tahun ini kita akan melaksanakan program. Kegiatan ini akan berjalan kurang lebih 2 bulan, di LMS guru merdeka,” katanya.
Dikatakan, bapak/ibu guru dapat bisa mencapai 4 level, yaitu 1) guru pembelajar, 2) guru ahli, 3) guru master, 4) guru profesional, di masing-masing level bapak ibu akan mendapatkan bebrapa materi berupa, modul, video, kuis, power point, dan akan mendapatkan sertifikat di setiap level dari Kemendikbudristek untuk mendapatkan tambahan angka kredit. Ada 450-an peserta sampai 500 peserta. Tiga guru terbaik akan mendapatkan tawaran beasiswa bekerjasama dengan Pergunu.
Dalam kesempatan tersebut, Aris Adi Leksono juga menyampaikan bahwa wajib bagi guru yang baik untuk memahami metodologi dan kompetensi guru. Guru harus mampu adaptif dengan tantangan perubahan zaman. “Teknologi sangat penting untuk menjawab tantangan tersebut,” ujarnya.
Menurut Aris, ada tiga pondasi yang harus dimiliki oleh guru yaitu 1) pondasi metedologi yang kuat, 2) melakukan asesmen yang baik, dan 3) menyajikan media pembelajaran yang baik. Jika tiga hal tersebut bisa dilakukan, kata dia, maka guru tidak perlu risau dengan tantangan perubahan zaman.
Aris meyakini bahwa dengan model pembelajaran saintifik bisa menjawab tantangan perubahan itu kepada peserta didik lebih aktif untuk pembelajaran apalagi dengan gagasan Merdeka Belajar ini.
Selain itu, aplikasi LMS gurumerdeka.org juga sudah mulai dapat digunakan sebagai media pelatihan. Hal tersebut disampaikan oleh Dakroni dan Khaidar dalam kesempatan pada penjelasan teknis penggunaan aplikasi gurumerdeka.org kepada peserta. (bs)