BUPATI GIRI PRASTA KOMITMEN AYOMI SEMUA GOLONGAN

MANGUPURA – Selaku Kepala Daerah Kabupaten Badung, Bupati Giri Prasta menegaskan bahwa pihaknya selalu berkomitmen untuk mengayomi semua lapisan masyarakat yang terdiri atas beragam suku agama ras dan golongan.

“Selaku Bupati Badung saya mengayomi semua lapisan masyarakat, seperti pada pelaksanaan upacara  ini, hal paling luar biasa yang kami lihat sekarang adalah dimana guru nabe napak Ida Bhawati AA Ngurah Agung Sania Negara dan beserta Ida Bhawati Mas Istri Hartayani adalah Ida Pandita Mpu Acarya Nanda. Inilah yang menunjukkan bahwa hubungan Anak Agung dengan Pasek betul-betul kami melihat itu sebagai wujud nyata implementasi dari wasudewa kutumbakan. Kita adalah saudara,” ujar Bupati Giri Prasta saat menghadiri Upacara Rsi Yadnya Apodgala Dwijati Ida Bhawati AA Ngurah Agung Sania Negara beserta Ida Bhawati Mas Istri Hartayani di Grya Kesaewan Magada Prabu Mandala Kesambi Kerobokan Kuta Utara, Rabu (27/10/2021).

Sebagai wujud bakti Rsi Yadnya dan perhatian kepada Sulinggih secara pribadi Bupati Giri Prasta mepunia sebesar 25 juta rupiah. Acara turut dihadiri oleh Nabe Napak, Nabe Waktra, Nabe Saksi, Ketua DPRD Badung Putu Parwata, Ketua PHDI Badung Gede Rudia Adiputra, Camat Kuta Utara Putu Eka Parmana, Kompyang R Swandika beserta Tokoh Desa Adat Kerobokan Dan Desa Adat Tabanan.

Disamping itu, Bupati Giri Prasta juga mengingatkan dan mengajak semua umat sedharma baik yang ada di Bali maupun yang ada di seluruh nusantara agar bersatu padu membangun solidaritas. “Ada prinsip yang mengatakan kalau kita bersatu maka setengah perjuangan berhasil, kalau kita tidak bersatu maka setengah perjuangan gagal. Pilihannya adalah kita harus berhasil, maka kita harus mesikian karena kita semua adalah sama” ingatnya.

Sementara manggala karya dwijati AA Ngurah Gde Surya Wanija melaporkan upacara dwijati bertujuan untuk meningkatkan yasa linggih sang medwijati nyujur kebrahmanan. Pihaknya juga merasa bahagia karena salah satu semetonnya bisa ngemargiang sesana kebrahmanan.

“Upacara ini juga bertujuan untuk melahirkan sulinggih yang berkualitas sesuai dengan ajaran sastra agama dan tradisi di Bali,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan setelah melewati prosesi dwijati yang dipimpin oleh Nabe Napak yaitu Ida Pandita Mpu Acarya Nanda, Nabe Waktra Ida Pandita Mpu Jaya Wijaya Nanda Dan Nabe Saksi Ida Pedanda Putu Baskara Manuaba. Ida Bhawati AA Ngurah Agung Sania Negara Dan Beserta Ida Bhawati Mas Istri Hartayani berganti nama menjadi Ida Begawan Megada Prabu Dwijananda dan Ida Begawan Patni Megada Prabu Dwijananda.

Sebagai informasi Ida Begawan Megada Prabu Dwijananda lahir di Tabanan 20/9/1963, putra ke 4 dari lima saudara berasal dari Jro Tegal Batang Tabuh Puri Kaleran Tabanan, di saat welaka bertugas di Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Badung. Sementara Ida Begawan Patni Megada Prabu Dwijananda kelahiran Badung 13/5/1966 saat welaka bertugas di PD Pasar Kota Denpasar. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *