TABOO : Situs Resmi Tangkal Hoax Kota Denpasar
DENPASAR – Belakangan ini marak beredar pesan via aplikasi chat Whatsapp yang menawarkan kuota belajar gratis atau link pendaftaran kartu pra kerja kepada masyarakat. Tentu saja penawaran menggiurkan ini dengan mudah menarik minat masyarakat dan beredar luas di WA Grup.
“Kedua pesan tersebut dipastikan adalah berita bohong atau hoax,” jelas Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfos) Kota Denpasar, I Dewa Made Agung, SE, M.Si, didampingi Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Gde Wirakusuma pada Selasa (26/1/2021) di Graha Sewaka Dharma.
“Setelah kami telusuri kedua berita tersebut ada hoax dan berpotensi menjadi wahana pencurian data (phising),” tegas Gde Wirakusuma yang akrab disapa Wira ini. Setelah dianalisa dan diverifikasi, kedua konten pesan hoax tersebut telah diposting di situs resmi antihoax milik Pemkot Denpasar di : https://tangkalhoax.denpasarkota.go.id sebagai upaya edukasi kepada netizen.
Link tersebut juga telah disebar kembali ke WA grup agar bantahan atau klarifikasi hoax terhadap kedua konten tadi kembali menyebar luas ke masyarakat sehingga masyarakat bisa mengetahui keberadaan hoax tersebut dan meningkatkan kewaspadaannya.
Lebih jauh pihaknya berharap agar masyarakat sebaiknya berhati-hati dan waspada jika ada penawaran atau iming-hadiah gratis atau hadiah yang kurang masuk akal. Selain menghindari menjadi korban berita bohong yang merupakan kategori penipuan, link pesan tersebut bisa menjadi sarana pencurian data (phising). Sebab bisa saja dibalik penawaran hadiah atau iming-iming yang menggiurkan terselip upaya pencurian data.
“Ada beberapa link promosi yang jika diklik atau diisi dapat mencuri data dan informasi dari HP pintar (smartphone) milik kita yang terkoneksi internet,” jelasnya lagi. Dari sinilah awal peretasan (hacking) media-media sosial yang kita miliki dan digunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan aksi kejahatan.
“Salah satu yang marak terjadi di Bali adalah penipuan dengan permintaan mengirimkan sejumlah uang atau pulsa via chat WA dari akun relasi kita yang sudah diretas (di-hack) pembajak,” jelas mantan wartawan ini. Atau upaya penipuan lewat akun media social lain seperti facebook yang sudah diretas misalnya. Untuk menghindari menjadi korban penipuan atau pencurian data, Gde Wira berharap masyarakat lebih berhati-hati dan waspada dalam menggunakan HP pintarnya.
“Jika ada informasi ataupun penawaran cek kembali linknya dengan menelusuri konten informasi tersebut melalui mesin pencari baik Google, Internet Explorer, Firefox atau mesin pencari lainnya,” sarannya.
Atau dengan mencari di media arus utama (mainstream) yang sudah terpercaya. Bisa juga masyarakat mengecek melalui akun-akun informasi tentang hoax yang banyak ada, salah satunya yang dimiliki Pemkot Denpasar melalui situs https://tangkalhoax.denpasarkota.go.id, akun turnbakhoax https://turnbackhoax.id/ atau link https://www.kominfo.go.id/content/all/laporan_isu_hoaks serta akun-akun resmi pemerintah lainnya. Masyarakat juga dihimbau jangan mudah langsung mengklik atau mengisi data pada link yang ditawarkan. Apalagi memberikan data-data pribadi yang bersifat rahasia seperti NIK, foto KTP, kode password dan sejenisnya.
Salah satu tips yang bisa digunakan untuk menghindari peretasan akun media sosial adalah dengan mengganti password email dan akun media sosial secara berkala dengan menggunakan password yang spesifik, setiap akun mempunyai password yang berbeda dan merupakan gabungan angka dan hurup. (bs)