HARAPKAN SENIMAN-SENIMAN MUDA TETAP BERKARYA
DENPASAR – Pemutaran film pendek dari Aktivitas Kreatif Seniman Indonesia (AKSI) dihadiri langsung oleh Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, didampingi Kepala Bkraf Kota Denpasar, Putu Yuliartha, serta Kepala Bidang Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wayan Hendaryana, di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA), Jumat (18/9/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, menyampaikan apresiasi kepada para pemuda kreatif yang tergabung ke dalam AKSI ini. “Saya sangat mengapresiasi karya film pendek yang berjudul “Wong Tilar” yang berhasil dibuat oleh pemuda kreatif yang tergabung ke dalam Aktivitas Kreatif Seniman Indonesia (AKSI),” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, ini akan menjadi harapan yang baru bagi kita, khususnya di Kota Denpasar, terutama di masa pandemi seperti saat ini, semoga kedepannya para pemuda-pemuda kreatif lainnya dapat lebih bersemangat dan termotivasi untuk menciptakan sebuah hasil karya seperti ini, serta karya yang dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dan bagaimana dapat kreatif di masa pandemi covid 19 serta dapat menghasilkan karya yang memberi hiburan kepada masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bkraf Kota Denpasar, Putu Yuliartha, menambahkan, saat ini sangat dibutuhkan film-film yang dapat menceritakan tentang kehidupan lokal khususnya di Kota Denpasar dan berani menggunakan talenta atau seniman-seniman lokal untuk ikut berpartisipasi, karena dapat mengangkat berbagai sektor-sektor khususnya yang ada di Kota Denpasar,” ujarnya.
Produser Film ‘Wong Tilar’, IB Ngurah Parthayana, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kota Denpasar karena telah memberikan ruang untuk mendukung kreativitas anak muda, khususnya di Kota Denpasar. “Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah karena telah memberikan ruang bagi kami para seniman untuk mengapresiasikan diri sekaligus mendukung hasil karya kami,” ujar Parthayana.
Lebih lanjut dikatakan, film “Wong Tilar” atau orang yang hilang, ini merupakan sebuah karya film pertama dari Aktivitas Kreatif Seniman Indonesia (AKSI), menceritakan tentang bagaimana anak muda yang memasuki sebuah hutan terlarang dan tidak mematuhi aturan serta adat dan budaya yang ada di sana, lalu terjadilah hal-hal mistis yang menimpa anak muda tersebut.
Film ini juga mengambil unsur hantu Bali yaitu “Memedi” yang menjadi culture masyarakat Bali serta menggunakan logat masyarakat Bali agar diketahui oleh khalayak luas,” pungkasnya. (bs)