GELORAKAN SEMANGAT GOTONG-ROYONG HADAPI COVID-19

Ketut Kariyasa Adnyana

DENPASAR – Menghadapi virus corona (Covid-19) harus digelorakan semangat gotong-royong. Masyarakat dan pemerintah harus bergandengan tangan, dan bersinergi, mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak meluas. Itu dikatakan anggota Komisi IX DPR RI asal Dapil Bali, Ketut Kariyasa Adnyana, Senin (16/3) di Denpasar.

Menurutnya, melawan Covod-19 itu harus dijalankan dalam semangat gotong royong. Ia memahami sikap Pemprov Bali yang tidak memilih lockdown. “Kalau di-lockdown itu lebih cepat, tapi hak sipil masyarakat banyak yang akan terganggu, apalagi Bali daerah wisata. Sekarang pemerintah memutuskan tidak Lockdown tapi mengambil langkah cepat untuk itu. Nah, ini harus didukung secara gotong royong oleh masyarakat dan pemerintah daerah,” ujarnya.

Dalam semangat gotong royong menghadapi Covid-19 ini,  kata Kariyasa, yang harus dilakukan adalah, bagaimana masyarakat harus mulai menjalani pola hidup bersih. “Hidup bersih itu harus sudah menjadi budaya. Minimal mereka sudah biasa cuci tangan, menjaga kebersihan diri,” paparnya.

Sementara pemerintah harus menjamin ketersediaan masker, hand sanitizer, dan sebagainya, yang belakangan ini mengalami kelangkaan. “Sekarang kan susah sekali mencari masker, hand sanitizer untuk cuci tangan,” katanya.

Kariyasa berrharap pemerintah daerah bisa memiliki infrastruktur yang cukup memadai, berupa peralatan medis dan SDM, agar bisa secepatnya turun ke tengah masyarakat untuk mengambil sampel, sehingga bisa diambil tindakan cepat jika ada yang mengarah ke indikasi terinfeksi Covid-19. “Kalau pemerintah punya infrastruktur yang cukup, Pemprov, Badung, Denpasar, infrastruktur baik SDM maupun peralatan, harus melakukan pengambilan sampel di beberapa tempat yang disarankan untuk tes dini Covid-19 ini, sehingga secara statistik bisa cepat diketahui sehingga cepat untuk diobati,” tandasnya.

Kariyasa juga meminta pemerintah  harus mulai menyiapkan tempat-tempat isolasi atau perawatan pasien Covid-19. Seperti di Buleleng, pemerintah setempat sudah menyiapkan Rumah Sakit Pratama di Girimas yang nanti dipakai khusus untuk menangani pasien Covid-19. “Di Badung juga sudah mulai lakukan itu,” jelasnya.

Khusus untuk di Badung, Kariyasa mengaku sudah berbicara dengan Bupati Giri Prastaterkait penanganan Covid-19 ini. Badung yang memiliki ambulans banyak, misalnya, bisa dikerahkan ke tengah masyarakat untuk memeriksa hingga evakuasi yang terindikasi infeksi Covid-19. Termasuk juga untuk membagikan masker dan lainnya. “Harus cepat diketahui yang terdeteksi. Saya bicara dengan Bupati Badung, sebagai daerah pariwisata, ambulans banyak pakai aja untuk Covid ini, bisa cepat dievakuasi dengan peralatan lengkap, bagikan masker kepada masyarakat,” katanya.

Ia juga mendorong agar gerakan menghadapi Covid-19 ini perlu melibatkan wisatawan, yang tentunya paling banyak berada di Kabupaten Badung. “Karena ini menyangkut keselamatan warga negara apalagi menyangkut kesehatan. Kalau ini sudah bisa teratasi, saya yakin dia sendiri (wisatawan) akan mempromosikan Bali, mereka kembali ke Bali. Kalau tidak ada langkah-langkah itu tentu mereka akan khawatir, dan ini nanti lama prosesnya,” katanya.

Menurutnya, melibatkan wisatawan itu juga bagian dari kerja gotong-royong mencegah penyebaran Covid-19 ini. “Karena itu diundang juga Konjen-Konjen yang ada di Bali, bagaimana wisatawan itu hidup sehat seperti harus pakai masker, cuci tangan. Karena tidak semua wisatawan itu bersih, sehingga perlu diberi penjelasan, sosialisasi,” tegas politisi asal Busungbiu, Buleleng ini.

Pemerintah Daerah juga pelu menyiapkan infrastruktur menyusul kebijakan Presiden Jokowi yang memberi kewenangan ke daerah untuk melakukan tes Covid-19. Selama ini sampel selalu dikirim ke Kementerian Kesehatan di Jakarta, sehingga prosesnya lama. “Nah ini juga yang harus disiapkan pemerintah daerah, infrastrukturnya. Apakah Fakultas Kedokteran Udayana siap untuk itu, bekerjasama, agar masyarakat bisa berinisiatif memeriksanakan diri. Ini tentu membutuhkan infrastruktur dan SDM yang cukup,” katanya. Jika kerja-kerja gotong royong itu tidak dilakukan, maka butuh waktu yang lama bagi Bali bisa bebas dari Covid-19 ini. “Jika ini tidak dilakukan ya ini akan jadi lama. Yang sangat cepat itu di-lockdown, tapi pemerintah daerah ada pertimbangan lain. Sekarang masyarakat ngeh, Menteri kena. Mudah-mudahan Presiden gak kena. Kalau semua menteri kena lumpuh negara ini. Di Korea bisa berakhir tidak lockdown karena disiplin sekali masyarakatnya, karena pengalaman virus SARS, hidup bersih selalu pakai masker, tidak kumpul-kumpul di kerumunan. Itu masyarakatnya disiplin. Nah ini masyarakat kita bisa gak seperti itu. Tapi Bali ini kecil, daerah pariwisata, dan masyarakat Bali dengan kuatnya gotong-royong, menyama braya itu yang ditumbuhkan,” ujarnya. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *