BULELENG – Dalam suasana peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, para Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) se-Kabupaten Buleleng mengekspresikan semangat cinta ilmu dan cinta bumi dengan cara yang berbeda. Bertempat di Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman, mereka menggelar kegiatan penanaman pohon sebagai bentuk nyata dari kepedulian terhadap lingkungan dan sebagai perwujudan nilai-nilai spiritual dalam pendidikan.
Sebanyak 15 pohon ditanam dalam kegiatan ini, termasuk di antaranya pohon matoa—tanaman endemik yang kini menjadi ikon gerakan hijau Kementerian Agama. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis pagi, 1 Mei 2025 ini diikuti oleh jajaran penting di lingkungan Kementerian Agama Buleleng, seperti Kepala Seksi Pendidikan Islam (Kasi Pendis) H. Lewa Karma, M.Pd, Pengawas PAI Sali Subroto, S.Pd.I, serta para Ketua FKG PAI TK, KKG PAI SD, MGMP PAI SMP, dan MGMP PAI SMA. Guru-guru Pendidikan Agama Islam dari jenjang TK hingga SMA turut hadir dan ambil bagian dalam kegiatan penuh makna ini.
Kegiatan diawali dengan istighosah dan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Pengawas PAI, Sali Subroto, S.Pd.I, menciptakan suasana khidmat dan penuh harap akan keberkahan ilmu dan kelestarian lingkungan.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia yang juga bertugas sebagai GPAI di SMPN Satu Atap 1 Sukasada, Eko Hidayatullah, S.Pd., menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan pihak yang mendukung kegiatan. “Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Kasi Pendis, Bapak Pengawas PAI, dan seluruh rekan GPAI dari berbagai jenjang. Kehadiran dan partisipasi panjenengan semua adalah bentuk cinta nyata pada pendidikan dan bumi,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Pendis Kemenag Buleleng, H. Lewa Karma, M.Pd., dalam arahannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Cinta—sebuah pendekatan pendidikan berbasis kasih sayang, nilai spiritual, dan kepedulian terhadap sesama makhluk Allah, termasuk alam.
“Menanam pohon bukan hanya aktivitas fisik. Ini adalah simbol cinta, tanggung jawab, dan harapan kita untuk masa depan generasi. Guru PAI adalah teladan, dan hari ini panjenengan semua telah membuktikannya,” ungkapnya.
Menambah semangat dalam kegiatan, salah satu peserta, Moh. Sahlan, S.Pd.I, GPAI dari SMAN 2 Singaraja, menyampaikan kesan positifnya. “Saya merasa sangat bahagia bisa terlibat dalam kegiatan ini. Ini bukan sekadar menanam pohon, tetapi menanam nilai. Saya pulang membawa semangat baru untuk mengintegrasikan cinta lingkungan dalam pembelajaran di kelas,” ujarnya penuh semangat.
Adapun tujuan kegiatan ini antara lain, menumbuhkan kesadaran ekologis di kalangan pendidik agama, menjadi ajang silaturahmi dan penguatan jejaring GPAI lintas jenjang, menanamkan nilai spiritual dalam aksi nyata pelestarian lingkungan.
Melalui kegiatan ini, GPAI Buleleng tidak hanya memperingati Hardiknas secara seremonial, tetapi mengisinya dengan aksi nyata yang sarat makna, menjadikan pendidikan sebagai kekuatan yang merawat bumi dan membentuk jiwa. (bs)


Bukan hanya cinta murid, cinta lingkungan juga