Sutjidra-Supriatna dan Warga Kampung Bugis Berbagi Bahagia di “Markas Persaudaraan”

RABU malam. 4 Desember 2024. Jarum jam menunjukkan pukul 20.00 Wita. Kampung Bugis Singaraja terasa lebih sejuk dari biasanya. Mungkin karena saat ini Singaraja memang memasuki musim hujan.

Beberapa warga tampak berkumpul di Saung Ukhuwah. Saung kata dalam bahasa Sunda yang berarti gubuk kecil atau gazebo. Ukhuwah berarti persaudaraan. Jadi, Saung Ukhuwah bisa diterjemahkan ‘gubuk persaudaraan’. Warga setempat menyebutnya ‘markas’. ‘Markas persaudaraan’.

Saung Ukhuwah berada di tengah-tengah pemukiman warga Kampung Bugis. Tepatnya di lingkungan Kebon. Untuk sampai ke lokasi ini harus melewati gang-gang kecil, dengan jalan setapak. Bisa dari arah barat di Jl. Pattimura. Bisa dari arah utara Jl. Pattimura, atau dari arah timur di Jl. Diponegoro. Oh ya, bisa juga diakses pakai sepeda motor.

Saung atau markas ini menjadi kenangan tersendiri bagi Calon Wakil Bupati Buleleng terpilih Gede Supriatna. Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 9 September 2024, Supit demikian sapaan akrab Gede Supriatna juga pernah ke tempat ini. Makan ikan bakar bersama warga, dan sejumlah relawan pendukungnya. Ngobrol santai, cerita-cerita masa-masa dulu. Saat Supit masih anak-anak dan remaja, yang juga sering melalui tempat ini. 

Terjadi pertautan rasa, ada ikatan hati. Maka secara alami terjadilah ikrar, muncullah tekad untuk mengantarkan Supit menjadi pemimpin Buleleng bersama dr. Nyoman Sutjidra. Dan, saat itu, Supit merasa harus datang lagi ke tempat itu, ke markas ini. Markas persaudaraan. Dan, dari markas ini, warga termasuk Relawan Bahari bergerak untuk memenangkan pasangan Sutjidra-Supriatna dalam Pilkada Buleleng 2024. Setidaknya di Kampung Bugis.

Pasangan Sutjidra-Supriatna menang atas lawan pasangan Nyoman Sugawa Korry-Gede Suardana. Pasangan Sutjidra-Supriatna meraih 227.312 suara. Di Kampung Bugis pasangan Sutjidra-Supriatna meraih 910 suara, sedangkan pasangan Sugawa-Suardana meraih 350 suara.

Dan, Rabu malam, 4 Desember 2024, itu Gede Supriatna berkunjung kembali ke Saung Ukhuwah. Ke Markas Persaudaraan. Warga menyambutnya antusias dan sangat bahagia. Nasi kebuli dan nasi rawon khas kampung dihidangkan.

Tak hanya warga Kampung Bugis saja ternyata yang datang. Beberapa warga dari Kampung Kajanan, dari Kampung Anyar juga ikut bergabung. Bahkan tokoh-tokoh Muslim di Buleleng juga ikut bergabung. Ada H.B. Ali Musthofa, H. Abdurrahman Said, Lc., H. Imam Syafi’i, H. Moh. Ali Susanto, H. Hasyim, dan tokoh-tokoh lainnya. 

Rasa bahagia seperti memuncak di malam itu. Hati-hati berbunga-bunga. Makan bersama, menikmati nasi kebuli dan rawon sambil ditimpali cerita-cerita sekitar Pilkada. Tawa kecil dan senyum sumringah senantiasa mewarnai.

Supit sepertinya tak ingin menikmati kebahagiaan itu sendirian. Ia mengontak Calon Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra. “Sini Bli. Ke saung, ke markas. Kita makan bersama dan ngobrol santai sama teman-teman,” begitulah kira-kira telpon Supit ke Sutjidra.

Tak lama berselang Bupati Buleleng terpilih itu tiba di Markas Persaudaraan. Berpakaian adat Bali putih-putih, dengan udeng putih. Tokoh-tokoh Muslim menyambutnya dengan peluk kehangatan. Ucapan selamat, ucapan terima kasih terlontar. Dan, Sutjidra pun menikmati nasi rawon.

“Inilah pasukan mukhlisin Pak. Pasukan yang ikhlas, berjuang untuk memenangkan pasangan Sutjidra-Supriatna tanpa meminta imbalan,” kata H. Imam Syafi’i. “Alhamdulillah, pasangan Sutjidra-Supriatna menang,” kata H. Imam Syafi’i menyampaikan rasa bahagianya.

Kebahagiaan yang sama disampaikan H. Abdurrahman Said. “Kami bergembira. Keduanya (Sutjidra-Supriatna, red) sebelum menjadi bupati dan wakil bupati pun sangat care dengan kita. Makanya teman-temannya all out. Tidak ada ragu lagi berjuang. Selamat dan terima kasih teman-teman yang sudah berjuang. Tidak kelihatan. Padahal bekerja betul, tapi tidak mau kelihatan. Mudah-mudahan jadi amal saleh,” kata H. Abdurrahman Said kepada warga. 

Menurutnya, kemenangan pasangan Sutjidra-Supriatna merupakan sebuah kerinduan. Sebuah angin segar. “Pak Dokter (Sutjidra, red) sudah bilang be sing ada mengotak-kotak, pokokne mekejang krama Buleleng,” katanya. “Terima kasih Pak Dokter dan Pak Gede (Supriatna) sudah sudi datang ke tempat ini,” tambahnya.

Calon Bupati Buleleng terpilih, Nyoman Sutjidra, mengaku sangat bahagia sekali bisa hadir di markas ini. “Dadakan ditelpon. Kebetulan sudah selesai sembahyang. Ke Kampung Bugis Bli. Ke markas. Ada ape di Kampung Bugis? Ternyata markasnya tokoh-tokoh di sini,” jelasnya. 

Ia menyampaikan terima kasih banyak kepada krama muslim Buleleng yang ada di Kampung Bugis. “Karena baru pertama kali dalam sejarah pemilihan kepala daerah, pertama kali, kita kompak, guyub ini semua. Dilihat perolehan suaranya jauh. Saya merasa terharu,” ujarnya.

Karena selain tokoh-tokohnya, kata dia, juga anak-anak mudanya luar biasa. Garda-garda dari Kampung Bugis, Kampung Kajanan, Kampung Singaraja itu luar biasa. 

“Mereka datang ke saya, datang ke Pak Gede Supriatna menyampaikan dukungannya dan itu nyata, riil. Jadi bukan mengada-ada. Mereka datang dengan tulus menyampaikan dukungannya dan itu dibuktikan pada tanggal 27 (November 2024, red),” ujarnya.

“Ini yang membuat kami berdua tidak bisa berkata apa-apa lagi. Kami mengucapkan terima kasih. Dan kami dengan Pak Gede Supriatna siap ngayah untuk seluruh krama Buleleng,” kata Sutjidra. 

Kata dia, kalau ada masalah di Kampung Bugis, di Kampung Kajanan, Kampung Singaraja, di Seririt, di Gerokgak adalah masalahnya juga. Dan tentu ia akan berusaha menyelesaikannya. 

“Ini suguhan-nya juga luar biasa. Terima kasih kepada tokoh-tokoh dan krama Muslim Kampung Bugis dari hati saya yang paling dalam. Krama Buleleng kompak. Mudah-mudahan ini bisa dipertahankan untuk membangun Buleleng ke depan,” harap Sutjidra. 

Wakil Bupati Buleleng terpilih, Gede Supriatna, juga menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalam, yang setulus-tulusnya kepada warga yang hadir malam itu. Sebab, kata dia, pada pilkada 2024 ini telah memberikan dukungan kepada pasangan Sutjidra-Supriatna. 

“Hal yang sangat menggembirakan dan yang sangat mengharukan. Karena baru pada pilkada ini kami mendapat dukungan penuh, khususnya di Kampung Bugis ini,” katanya. 

“Luar biasa dukungan umat Muslim di Buleleng ini. Surprise buat tiyang. Dan tiyang juga tahu bagaimana bapak-bapak bekerja sepenuh hati. Tidak hanya di Kampung Bugis, tetapi sampai ke Pegayaman, ke Tegallinggah. Saya sangat terbantu, khususnya di kota Singaraja dan Kecamatan Sukasada,” sambungnya.   

Menurutnya, pihaknya bersama Sutjidra berkomitmen untuk tetap menjaga silaturahmi dengan seluruh tokoh masyarakat di Kampung Bugis, dan juga warga Muslim di Buleleng ke depannya. 

“Kepada seluruh tokoh-tokoh dan warga muslim di kota Singaraja ini yang memberikan dukungan kepada kami, kami menyampaikan terima kasih. Kami banyak mendapatkan masukan dari teman-teman, dari tokoh-tokoh, dari golongan bawah dan pemuda-pemuda, termasuk dari Relawan Bahari, Banteng Matahari, yang membantu kami bergerak,” ujar Supit.

Menurutnya, pihaknya berkomitmen untuk memperhatikan dan memenuhi apa yang menjadi komitmen umat Islam. Ia mengaku perlu banyak belajar dan lebih banyak mengetahui apa yang menjadi persoalan dan keinginan serta harapan masyarakat Muslim di Buleleng. Supit menyatakan, ke depan pihaknya akan meminta banyak masukan dan minta nasihat. 

“Kami akan memandang sama seluruh masyarakat Buleleng. Terima kasih atas dukungan bapak dan saudara-saudara, kami akan balas dengan kebaikan juga. Kami juga minta agar sering-sering dinasehati, sering-sering diingatkan, dan diberikan masukan,” pintanya.

Supit juga berterima kasih atas suasana malam itu yang kental dan penuh kekeluargaan, suasana luar biasa sederhana dan menghangatkan. Ia berjanji akan datang kembali ke markas ini. “Nanti pas bulan ramadhan saya mau buka di sini. Habis buka bersama, ngobrol-ngobrol santai bersama,” kata Supit, dengan raut wajah bahagia. Raut wajah haru. (yum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *