Sekaa Gong Kebyar Legendaris Eka Wakya “Bius” Penonton Pesta Kesenian Bali 2024

DENPASAR – Sekaa Gong Kebyar Legendaris Eka Wakya dari Banjar Paketan, Desa Adat Buleleng, duta Kabupaten Buleleng tampil memukau pada ajang Parade Gong Kebyar Legendaris Pesta Kesenian Bali (PKB) di Panggung Ardha Candra, Denpasar Senin (8/7/2024).

Berbeda dengan penampilan Duta Gong Dewasa Buleleng sebelumnya yang dihadiri langsung oleh Pj. Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, pada penampilan sekaa gong legend Pj. Bupati Buleleng diwakili oleh Asisten I Setda Buleleng.

Penampilan Sekaa Gong Kebyar Legendaris Eka Wakya diawali dengan Tabuh Nem Lelambatan Galang Kangin yang penuh semangat dan energik. Kemudian, Tari Gelatik dibawakan dengan anggun dan lincah, bagaikan burung gelatik yang menari dengan riang. Diikuti Tabuh Kreasi Dwi Kora yang dinamis dan penuh improvisasi, menunjukkan keahlian para penabuh dalam memainkan gamelan.

Sebagai penutup, Tari Subali Sugriwa dibawakan dengan penuh semangat dan heroik, menceritakan kisah kepahlawanan Sugriwa dan Subali dalam pewayangan Ramayana. Bagaikan mantra, alunan tabuh dan gemulai tarian yang dibawakan membius para penonton.

Pembina Sekaa Gong Kebyar Legendaris Eka Wakya Banjar Paketan, I Made Pasca Wirsutha, menjelaskan bahwa penampilan memukau ini merupakan hasil dari dedikasi dan latihan keras seluruh anggota sekaa sejak bulan November lalu.

“Anggota sekaa dan penari itu semua dari Banjar Paketan “sebunan” biarpun ada yang sudah nikah kita hubungi agar kembali ikut serta dalam penampilan gong kebyar legendaris Eka Wakya Banjar Paketan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Dek Pas Kocok ini menambahkan bahwa Sekaa Gong Kebyar Eka Wakya satu-satunya sekaa di PKB 2024 yang membawa pelawah gambelan “bakiak” atau tanpa ukiran.

“Kita masih melestarikan itu, daun gong kuno masih dilestarikan. Kami tidak akan merusak keasliannya karena ini juga menjadi gong duwe kita tidak mau melebur seenaknya. Kami berterimakasih kepada semua masyarakat yang menonton acara gong mebarung legendaris, astungkara setelah pentas ini sekaa kami tetap eksis dimanapun baik kabupaten maupun provinsi dan semoga tabuh yang kami bawakan akan mendunia lagi seperti tabuh sekatian,” tandasnya. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *