Potensi Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Bali, di Mana Titik-titiknya?

  • Esai Kebencanaan Dr. I Made Rentin, AP., M.Si.

MEMASUKI musim penghujan tahun 2023 ini, saya mendapatkan banyak pertanyaan. Baik pertanyaan dari masyarakat maupun dari teman-teman wartawan.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain, berapa titik potensi banjir bandang di Bali selama masuk musim penghujan ini? Di mana saja titiknya? Per kabupaten ada berapa titik?

Juga ada yang bertanya di mana saja di Bali ada potensi tanah longsor? Lantas apa saja yang perlu diwaspadai? Apa imbauan dan arahan kepada masyarakat terhadap potensi-potensi terjadinya bencana tersebut?

Baiklah kita jawab satu per satu pertanyaan tersebut. Pertama, berapa titik potensi banjir bandang di Bali selama masuk musim penghujan ini?

Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Pergerakan Tanah/Tanah Longsor di Provinsi Bali periode Desember 2023, daerah yang berpotensi menimbulkan banjir bandang ada di 4 kabupaten dan 17 kecamatan.

Empat kabupaten tersebut yakni Buleleng, Karangasem, Klungkung dan Tabanan. Di Kabupaten Buleleng potensi banjir bandang itu terdapat di empat kecamatan, yakni Banjar, Busungbiu, Gerokgak dan Seririt.

Untuk di Kabupaten Karangasem, potensi banjir bandang ada di 8 kecamatan. Mulai Kecamatan Abang, Bebandem, Karangasem, Kubu, Manggis, Rendang, Selat, dan Sidemen.

Sementara di Kabupaten Klungkung ada di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Dawan dan Kecamatan Klungkung. Sedangkan di Kabupaten Tabanan potensi banjir bandang ada di Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Penebel, dan Kecamatan Selemadeg Timur.

Untuk tanah longsor di mana saja potensi terjadinya? Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Pergerakan Tanah/Tanah Longsor di Provinsi Bali periode Desember 2023 dari Badan Geologi Kementerian ESDM bahwa 8 kabupaten di Bali berpotensi longsor dengan kategori Menengah – Tinggi.

Wilayah rawan longsor di Bali berdasarkan Katalog Wilayah Rawan Bencana yang dikeluarkan BNPB terdiri dari 39 desa/kelurahan dengan kategori tinggi dan 324 desa/kelurahan dengan kategori sedang yang tersebar di 8 kabupaten.

Dari peta potensi banjir bandang dan tanah longsor ada beberapa hal yang perlu diwaspadai masyarakat. Ini juga imbauan kepada masyarakat. Misalnya saat bepergian, masyarakat perlu mewaspadai daerah banjir atau longsor dengan memperhatikan rambu- rambu rawan bencana di daerah yang dilalui.

Masyarakat diimbau mengurangi aktivitas di luar rumah saat terjadi hujan yang disertai angin atau petir. Alangkah baiknya masyarakat selalu membersihkan saluran air untuk mencegah banjir.

Lantas yang tak kalah penting di musim penghujan ini, masyarakat harus selalu menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi atau vitamin jika diperlukan. Selain itu juga mesti rajin memantau informasi terkait kebencanaan di kanal-kanal resmi pemerintah seperti BMKG, BNPB atau BPBD setempat.

Seperti kita ketahui, dinamika cuaca awal musim penghujan di akhir November hingga awal Desember mengakibatkan bencana tanah longsor, banjir dan pohon tumbang di beberapa titik di Provinsi Bali. Misalnya bencana tanah longsor di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli pada Kamis malam (30/11/2023). Bencana ini mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 1 rumah rusak berat.

Tanah longsor di Dusun Kampung Anyar, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem yang menimbun bangunan pada Minggu malam (3/12/2023). Bencana ini mengakibatkan 1 orang meninggal dunia dan 2 orang luka.

Juga bencana tanah longsor yang menutup akses jalan dengan ketebalan material longsor hingga 1 meter di Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar pada Jumat (1/12/2023). Bencana banjir lumpur di Banjar Dinas Beten Waru, Desa Tianyar, Kecamatan  Kubu, Kabupaten  Karangasem pada Jumat (1/12/2023) mengakibatkan lumpur menutup jalan umum namun masih dapat dilalui kendaraan.

Kejadian pohon tumbang sejak Senin (27/11/2023) hingga Senin (4/12/2023) yang menghalangi akses jalan terjadi di 6 titik di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Kabupaten  Gianyar, 2 titik di Kabupaten Tabanan dan 2 titik di Kota Denpasar. []

*) Penulis adalah Kalaksa BPBD Provinsi Bali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *