BULELENG – Desa Pegayaman yang merupakan desa tua bersejarah di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali kini berkembang menjadi objek “wisata penelitian”. Dalam tiap minggu bahkan hari, ada saja peneliti, dari kampus, sekolah dan komunitas bahkan peneliti perorangan yang datang ke Desa Pegayaman untuk melakukan penelitian.
Para peneliti itu datang dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang dari luar negeri.
Baru-baru ini peneliti dari Amerika Serikat melakukan penelitian di Desa Pegayaman. Warga Amerika Serikat bernama Joshua tersebut sampai menginap tidur beralas tikar di lantai di rumah warga.
Menurut Pemerhati Sejarah yang juga “Juru Bicara” Desa Pegayaman, Drs. Ketut Muhammad Suharto, di bulan Agustus 2023 saja, ada lima kunjungan penelitian ke Desa Pegayaman. Misalnya pada 6 Agustus tim peneliti dari Universitas Udayana (Unud) yang berjumlah 5 orang melakukan penelitian yang desa unik tersebut.
“Lantas pada 8 Agustus, Desa Pegayaman dikunjungi tim dari SMAIT Abu Bakar Boarding School Kulon Progo, Yogyakarta. Ada 100 orang melakukan studi banding ke Desa Pegayaman,” jelasnya, Selasa (3/10/2023).
Pada tanggal 12 Agustus 2023, rombongan siswa dari MAN 1 Jembrana mengunjungi Desa Pegayaman. Para siswa ini melakukan penelitian tentang keberadaan kepenghuluan Desa Pegayaman.
Pada hari yang sama juga datang peneliti dari Amerika Serikat bernama Joshua. Ia diantar Ngurah Windu. Joshua melakukan eksplorasi terhadap terjadinya akulturasi di Desa Pegayaman.
“Mr. Joshua bahkan menginap di rumah saya ini. Tidur beralas tikar. Ia berada di Pegayaman selama beberapa hari,” papar Suharto.
Lantas pada 27 Agustus, tim dari Desa Adat Muslim Medewi Jembrana melakukan studi banding. Jumlah mereka sebanyak 6 orang.
Pada bulan September 2023, setidaknya ada tiga kunjungan penelitian ke Desa Pegayaman.
Pada tanggal 7 September, beberapa mahasiswa sejarah dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja melakukan penelitian di Desa Pegayaman. Para mahasiswa tersebut meneliti sosok pahlawan dari Pegayaman yang ikut dalam penurunan bendera Belanda di Pelabuhan Buleleng pada 27 Oktober 1945. Nama pahlawan itu Anwar Bek, dari Pegayaman.
Pada 9 September, Tim Peneliti dari FISIP Unud datang ke desa di atas bukit tersebut. Mereka terdiri atas Dekan FISIP Unud, dosen dan sejumlah mahasiswa.
Lantas pada 24 September, Desa Pegayaman kedatangan tamu dari mahasiswa yang tergabung dalam Modul Nusantara. Mereka yang berjumlah 25 orang berasal sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Biasanya para peneliti melakukan penelitian di Desa Pegayaman terkait akulturasi antara Bali dan Islam. Juga meneliti tentang seni budaya yang ada seperti seni burdah, hadrah, seni bela diri pencak Belebet, serta seni-seni lainnya.
Juga ada yang melakukan penelitian soal sistem kepenghuluan (adat), tatanan sosial kemasyarakatan, dan keunikan atau kekhasan lainnya.
“Semoga semua kunjungan tersebut bisa memberi manfaat untuk perkembangan Desa Pegayaman ke arah lebih maju dalam perkembangan yang sesuai dengan zamannya,” kata Suharto yang juga penulis buku ‘Ensiklopedia Desa Muslim Pegayaman Bali’ ini. (bs)