BULELENG – Meningkatkan peran pemuda dalam pengawasan partisipatif pada Pemilu Tahun 2024 terus digalakkan Bawaslu Kabupaten Buleleng. Bertempat di Berutz Bar & Resto, Bawaslu Buleleng menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif dengan menghadirkan kelompok-kelompok pemuda di Buleleng, Senin (17/4/2023).
Rapat dibuka Anggota Bawaslu Buleleng, Tri Prasetya, didampingi Anggota Bawaslu Buleleng I Wayan Sudira. Dalam sambutannya, Tri Prasetya berharap melalui sosialisasi ini dapat mendorong peran serta pemuda pada Pemilihan 2024. Menurutnya, pemuda bisa menjadi agen yang membawa perubahan pada Pemilihan 2024.
“Pemuda adalah agen perubahan, sejalan dengan proses pemilihan, bagaimana kita memastikan adanya perubahan pemimpin yang harapannya membawa kebaikan,” ujarnya.
Sementara narasumber pada sosialisasi tersebut, Erik Kurniawan, menjelaskan bagaimana kaum muda tidak hanya menjadi komoditas pada Pemilu 2024. Tetapi bagaimana para kaum muda ini turut aktif pada prosesnya untuk menjaga kepentingannya sendiri.
“Jangan mau hanya jadi komoditas saja, tetapi kaum muda ini harus hadir pada proses Pemilu untuk menjaga kepentingannya para pemuda,” ujar peneliti dari Sindikasi Pemilu dan Demokrasi.
Erik kurniawan menambahkan, peran pemuda pada Pemilu dapat menjadi pengawas partisipatif atau mitra kerja Bawaslu. Dimana dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan. Ada 4 tahapan Pemilu yang krusial serta memiliki dimensi yang luas yang membutuhkan peran serta pemuda, seperti Penyusunan Daftar Pemilih, Pencalonan, Kampanye dan Tahapan Pungut Hitung.
Selain Erik Kurniawan hadir pula narasumber dari perwakilan Bawaslu Provinsi Bali Staf Pelaksana Teknis Nuansa Rahmadi dalam sosialisasi yang diikuti oleh 30 orang perwakilan dari organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Kabupaten Buleleng.
Sementara salah seorang peserta Putu Arya Suarnata ditemui seusai sosialisasi mengatakan apresiasinya karena Bawaslu yang memberikan pengetahuan tentang pentingnya pengawasan partisipatif. Menurutnya, masih banyak pemuda yang masih apatis terhadap proses politik. Salah satunya karena memang pemahaman tentang politik yang dirasa masih kurang.
“Sosialisasi ini tentu akan sangat bermanfaat, karena memang saya melihat banyak pemuda yang masih belum tertarik tentang urusan politik. Sementara politik ini sangat penting dan perlu kita awasi bersama,” ungkap Ketua Forum Generasi Muda Lintas Agama Kabupaten Buleleng tersebut. (bs)