Bli Braya Ajak Puluhan Seniman Muda Pentaskan Calonarang Perdana di Buleleng

BULELENG – Sebanyak 60 seniman tari yang berusia rata-rata di bawah 40 tahun dari 4 sanggar diajak LSM Bli Braya untuk mementaskan Calonarang di Pura Dalem Desa Adat Tangguwisia, Kecamatan Seririt, Buleleng, Kamis (2/3/2023) malam. Meski di tengah gerimis, para penonton tetap duduk dan antusias menyaksikan penampilan para penari sampai tuntasnya acara pentas Calonarang.

Ketua LSM Bli Braya, I Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa, menyampaikan, pementasan Calonarang di Pura Dalem Desa Adat Tangguwisia merupakan yang pertama kalinya oleh LSM Bli Braya di Kabupaten Buleleng. Sebab, biasanya saat ngayah mereka hanya menampilkan tarian Topeng Sidakarya dan Bondres.

Mantan Ketua KPU Bali periode 2008 – 2013 ini menjelaskan, ide pementasan Calonarang tersebut muncul dari teman-temannya di LSM Bli Braya yang kemudian sepakat untuk dibawakan saat pelaksanaan upacara Pemelaspasan, Ngenteg Linggih, dan Piodalan di Pura Dalem Desa Adat Tangguwisia.

“Kalau biasanya kita Ngayah Bondres dan Topeng Sidakarya. Tapi kalau sekarang untuk pementasan Calonarang ini memang yang pertama kali di Buleleng dan idenya dari teman-teman Bli Braya. Kami melakukan pementasan dengan mengajak sekitar 60 pragina (penari) dari empat sanggar,” terang Lanang saat ditemui di sela-sela pementasan Calonarang.

Seniman sekaligus dosen asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan ini menyebutkan, meski dengan persiapan waktu sekitar sebulan dengan jarak dari masing-masing sanggar cukup jauh, yakni ada di Desa Bebetin, Singaraja, Tegalalang, dan Ubud. Ia mengaku hanya tinggal mencocokkan masing-masing pragina sehingga mampu dengan sukses menampilkan Calonarang yang pementasannya murni ngayah (tidak dibayar).

“Kami datang untuk betul-betul ngayah di Pura Dalem Desa Adat Tangguwisia. Selain itu, kami di Bli Braya memiliki visi ngajegang budaya Bali yang dimana ini juga selaras dengan visi Gubernur Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ungkap dia.

Sementara itu, Bendesa Adat Tangguwisia, Putu Ngurah Kariasa, menuturkan bahwa upacara Piodalan, Ngenteg Linggih, dan Pemelaspasan di Pura Dalem dan Prajapati di Desa Adat Tangguwisia dilaksanakan sudah sejak tanggal 1 Maret 2023. Dalam rangkaian upacara, menurut Kariasa, LSM Bli Braya memang benar-benar murni bergerak secara sosial melestarikan budaya Bali. Bahkan tidak hanya untuk pementasan Calonarang dan Topeng Sidakarya semata tapi hampir setiap upacara adat di desanya Bli Braya selalu menghaturkan punia (sumbangan) tarian bahkan dulunya pernah juga punia genta untuk pemangku (orang suci).

“Setiap kali ada upacara keagamaan di sini (Desa Tangguwisia) kita selalu hubungi Bli Braya yang memang murni ngayah dan kita tidak ada mengeluarkan biaya apapun. Bahkan pernah beberapa waktu lalu ada upacara ngaben mereka (Bli Braya) sudah punia tarian ditambah lagi punia berupa uang. Kita tidak bisa nilai lagi kalau sosialnya di bidang budaya,” pungkasnya. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *