Sejarah Singkat Desa Cupel di Kabupaten Jembrana, Bali (1)

DESA Cupel merupakan salah satu desa di pesisir selatan yang ada di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Tidak banyak yang mengetahui, apa arti dari kata Cupel.

Pada tahun 2016, penulis berusaha menelusuri dan mencari informasi mengenai arti kata Cupel tersebut. Beberapa tokoh desa yang penulis tanyakan memang tidak ada yang mengetahuinya.

Lantas penulis mendatangi R. Azhari, seorang pemerhati budaya yang tinggal di Loloan Timur. R. Azhari menuturkan, bahwa orang tuanya pernah mengatakan bahwa kata Cupel berasal dari bahasa Belanda, yakni Koppel. Koppel berarti pasangan. Bisa juga berarti rumah vila atau asrama.

Menurut penelitian penulis, kata Cupel berasal dari kata serapan bahasa Inggris “Couple”. Yang berarti kapal, pasangan. Dulu pantai Cupel merupakan pelabuhan di masa pemerintahan Hindia Belanda. Masyarakat menyebut dengan logat lokal “Couple” menjadi Cupel.

Desa Cupel pada masa Belanda memiliki panorama alam yang indah, sehingga dahulu para mener Belanda bertamasya mengajak pasangannya untuk melihat kapal dan pemandangan laut, serta sunset pantai Cupel.

Pada tanggal 10 Juni 2020 silam, penulis silaturahim ke kediaman sesepuh Desa Cupel, Al Mukarrom KH. Moh. Yasin. Saat itu penulis bertanya, apakah mengetahui arti kata Cupel.

KH. Moh Yasin mengaku tidak mengetahui persis artinya. Namun, ketika penulis sebutkan bahwa kata Cupel berasal dari bahasa Belanda “Koppel” yang berarti rumah atau vila, KH. Moh Yasin berujar “bise jadi ye ka”.

Beliau lantas teringat bahwa dahulu memang dirinya pernah mendengar cerita bahwa ada beberapa bangunan Belanda di pesisir Cupel. Namun sudah hancur dimakan zaman.

Pada waktu itu, KH. Moh. Yasin menyampaikan beberapa pesan moral. Menurutnya, sangatlah penting mengenal Cupel. “Tidak kenal maka tidak saying. Orang Cupel harus kenal Cupel sejak awal hingga sekarang. Ingat masa depan Desa Cupel di tangan generasi sekarang. Ayo cintailah Desa Cupel ini tempat kita hidup tempat kita berjuang dan tempat kita mengabdi kepada Allah SWT,” ujar beliau tegas.

KH. Moh. Yasin kemudian memperlihatkan tulisan tangan yang berjudul “Mengenal Cupel Dulu dan Sekarang”. Atas seizin beliau, tulisan tersebut kemudian penulis dokumentasikan dalam bentuk file foto. Beberapa literasi maupun penuturan lisan yang penulis dapatkan. Penulis berusaha merangkum sehingga tabir dan jejak sejarah awal Desa Cupel agar dapat tersingkap dengan jelas.

Dalam tulisan almarhum I Wayan Reken, pada tahun 1850, seorang komisaris Belanda yang bernama E Schalk dari Residen Banyuwangi datang ke Jembrana. Kedatangan tuan E. Schalk bertugas untuk mengadakan pencacahan jiwa (sensus) dengan menugaskan agar pemetaan dilakukan oleh dinas Topografie di Kerajaan Jembrana.

Hasil Sensus Tuan E. Schalk 1850 di Kerajaan Jembrana sebagai berikut: 1. Kerajaan Jembrana terdiri dari dua distrik, yaitu Distrik Negara dan Distrik Jembrana. 2. Luas kilometer dari 2 (dua) distrik Negara dan Jembrana yaitu luas 40 kilometer persegi. 3. Jumlah seluruh penduduk Kerajaan Jembrana 27.300 jiwa. 4. Jumlah desa Kerajaan Jembrana terdiri dari 21 (dua puluh satu) desa, yang terdiri dari lima belas desa beragama Hindu/Bali dan enam desa beragama Islam, yakni Loloan Barat, Loloan Timur, Air Kuning, Banyubiru (Yeh Anakan), Cupel dan Pengambengan.

5. Jumlah penduduk di kota Negara tercatat 2.923 jiwa. 6. Jumlah sawah 3.765 ha. 7. Di kota Negara-Jembrana Loloan-Barat cacah jiwa penduduk Islam berjumlah 892 jiwa, Cina 0, Arabia 17 dan di empat desa Islam lainnya penduduknya hanya 758 jiwa, jumlah total 1.667 jiwa. (Sumber manuskrip I Wayan Reken yang berjudul Private Secretary of Archeologie and History of Antiquityat Regional Jembrana Historical Society1979). (*)

Foto: Penulis dan KH. Moh. Yasin

Bersambung …..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *