DENPASAR – DPRD Bali memilih mengikuti kebijakan pemerintah pusat soal akan dibukanya pariwisata Bali bagi wisatawan internasional (asing). “Ikuti kebijakan pusat,” ujar Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali, IGK Kresna Budi, ketika diminta tanggapannya, Senin (17/8/2020).
Jika pemerintah pusat memundurkan waktu dibukanya Bali bagi turis asing dari rencana 11 September menjadi sampai akhir 2020, itu harus diikuti oleh Bali. “Mau bagaimana lagi. Itu sudah kebijakan pemerintah pusat. Dan saya yakin pusat sudah koordinasi dengan negara lain,” ujarnya.
Selain itu, menurut politisi Partai Golkar asal Buleleng ini, pemerintah pusat pasti sudah memperhitungkan soal kesehatan.
Seperti diketahui, Pemprov Bali sebenarnya berencana membuka Bali bagi wisatawan mancanegara pada 11 September 2020 mendatang. Namun, pemerintah pusat lewat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan, Indonesia masih tertutup untuk wisatawan internasional hingga akhir 2020.
Sementara Ketua Asita Bali, Ketut Ardana, mendorong Gubernur Bali untuk tetap membuka Bali bagi wisatawan asing pada 11 September 2020. Sebab, kalau diundur, maka mundur pula upaya pemulihan sektor pariwisata Bali.
“Kami mendorong supaya Pak Gububer jangan berubah. Tetap buka tanggal 11 September untuk wisatawan internasional,” kata Ardana.
Menurutnya, ketika Bali dengan percaya diri tetap menyatakan membuka pada tanggal 11 September, calon-calon wisatawan internasional akan mempelajari destinasi ini lebih dulu. “Mereka pasti pelajari Bali yang sekian lama sudah menjadi destinasi wisata. Kalau tidak ada trust terhadap destinasi ini, tidak mungkin mereka datang,” paparnya.
Jadi, kata dia, kalau dibuka pada 11 September, bukan berarti mereka (wisatawan asing) akan langsung datang ke Bali. Sementara jika dibuka awal tahun baru 2021 atau mundur dari rencana semula, itu juga akan memundurkan peluang. Kesiapan calon wisatawan atau biro-biro perjalanan di luar negeri pasti juga berpikirnya mundur. “Ya udah nanti saja kita promosikan. Pasti mereka berpikirnya begitu. Namun, Kalau Bali start tanggal 11 September, pasti mereka juga gencar untuk promosi,” jelas Ardana. Ia menyakini, tidak mungkin begitu Bali dibuka, wisatawan internasional langsung tumplek bleg datang ke Bali dengan jumlah yang banyak. “Itu tidak mungkin juga. Pasti bertahap. Yang penting kita buka dulu. Paling Australia dulu datang. Australia sudah sangat kangen dengan Bali,” jelasnya. (bs)