BADUNG – Setelah hampir 5 bulan berlalu, Jumat, 31 Juli 2020, Pemerintah Provinsi Bali kembali membuka pintu bagi wisatawan domestik. Wujud apresiasi terhadap penumpang yang tiba melalui bandara I Gusti Ngurah Rai, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, menyambut dan mengalungkan bunga kepada para penumpang.

“Keputusan Pemprov Bali juga dukungan para tokoh, pemimpin adat dan pelaku pariwisata patut kita apresiasi. Tentu keputusan tersebut melalui pertimbangan yang matang,” demikian disampaikan Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Bali, Ikhwan Syah Nasution, dalam bincang sore di Canggu, Rabu (5/8/2020).
Dikatakan, Bali sangat terdampak dari pandemi Covid-19. Sebagai salah satu destinasi wisata dunia, Bali dan masyarakatnya sebagian besar mengantungkan ekonominya dari sektor wisata. Dengan kebijakan lockdown di hampir seluruh Eropa, Amerika, Asia dan Australia, hampir 6 bulan turis tidak ada lagi berkunjung ke Bali.
“Kerugian sektor pariwisata di Bali ditaksir Rp 9,7 triliun per bulan. Ini menjadi pukulan berat buat perekonomian Bali. Banyak hotel, restoran, cafe, homestay, guest house, agen perjalanan yang tutup sementara atau bahkan gulung tikar. Sekitar 76 ribu pekerja sektor pariwisata di rumahkan atau PHK karena dampak Covid-19,” jelas Ikhwan.
Menurutnya, semua stakeholder harus terlibat aktif dalam menumbuhkan kembali kepercayaan terhadap Bali sebagai destinasi wisata utama di Indonesia. JMSI Bali sebagai organisasi tempat bernaung bagi perusahaan media online di Bali memiliki peran yang sangat strategis dan berkewajiban dalam membantu promosi wisata Bali, dan mengampanyekan cara baru berwisata.
Ketua JMSI Bali mengatakan, sekarang kita hidup dalam era baru, tatanan baru dalam interaksi kehidupan sosial masyarakat. “Covid-19 ini sebuah keniscayaan yang harus dihadapi. Kita tidak bisa menolak atau bahkan menganggap tidak ada. Langkah-langkah preventif harus kita lakukan semisal cuci tangan, pakai masker, jaga jarak. Kita harus disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Terlebih Bali dijadikan sebagai salah satu pilot project penerapan SOP dan protokol kesehatan cleanliness, healty, safety (CHS),” katanya.
Menurut Ikhwan, para pelaku pariwisata di Bali harus proaktif menyambut keputusan pemerintah Bali yang telah membuka diri untuk turis domestik dan secara bertahap diperkirakan bulan September akan menerima turis asing. “Saya kira hotel, penginapan, cafe, taman wisata, pantai harus menyediakan tempat cuci tangan, pengukur suhu tubuh, ruang husus isolasi, masker gratis sebagai upaya preventif meminimalisir penyebaran virus corona ini. Dan juga penting untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat luar kepada Bali. Jika kita disiplin dan berhasil dalam penerapan protokol kesehatan Covid-19, saya yakin dan optimis pariwisata Bali akan cepat pulih kembali,” demikian Ikhwan. (bs)