Global Youth Forum Saksikan Konservasi Budaya di Sekolah Adat Manik Empul Pedawa

BULELENG – Sekolah adat Manik Empul menerima kunjungan kunjungan dari para pemuda yang tergabung dalam Global Youth Forum,. Kunjungan ke sekolah adat dimaksudkan untuk melihat proses revitalisasi, inventarisasi, konservasi dan pengkajian budaya adat Pedawa yang dilakukan oleh sekolah adat Manik Empul.

Acara ini terselenggarakan berkat kerjasama yang baik antara sekolah adat dengan Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN). Pada kesempatan ini, datang para pemuda dari berbagai negara seperti Filipina, Kamboja, Peru, Myanmar, India, Bolivia, Brazil, Honduras, Ekuador, Kolombia, Panama, Guatemala, dan Argentina.

Acara ini dibuka oleh Wayan Sudiastika, sekalu Kelian Desa Adat Pedawa. Menurutnya, acara ini merupakan kesempatan berharga bagi Desa Pedawa dan anak-anak muda Desa Pedawa. Bagi Desa Pedawa acara ini penting memperkenalkan Desa Pedawa ke kancah internasional.

Pedawa yang dikenal sebagai salah satu desa Bali Aga di Bali perlu mendapatkan panggung untuk dapat menunjukkan keunaikan budaya Pedawa yang berbeda dengan Bali pada umumnya. Bagi anak-anak muda Pedawa, kesempatan ini penting untuk membantu memingkankan kemampuan dak kompetensi komunikasi lintas budaya.

Selain diskusi, acara juga diisi dengan sesi pertukaran budaya antar negara dimana para pemuda adat secara spontatinas menunjukkan tarian-tarian daerah mereka masing-masing. Sebaliknya, pemuda adat Pedawa juga menunjukkan beberapa kegiatan budaya seperti poembelajaran Gerak dasar tarian bali, membuat canang, dan permainan tradisional.

Para peserta Global Youth Forum juga diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan gula area, observasi ke rumah adat bandung Rangki dan proyek konservasi air di Kayuan Gelunggang. Mereka diantar dan mendapatkan penjelasan secara langsung oleh siswa-siswa sekolah adat Manik Empul. Mereka terlihat sangat antusias berinteraksi dengan teman-teman barunya dari berbagai negara.

Ketua Sekolah Adat Manik Empul, I Wayan Sadyana, mengatakan bahwa sekolah adat memperkenalkan berbagai program konservasi budaya, revitalisasi dan inventarisasi budaya yang dilakukan oleh sekolah adat selama ini.

“Kami berupaya untuk menjelaskan sekaligus menunjukkan berbagai program yang tekah kami lakukan dalam proses pengkajian dan pemertahakan budaya Pedawa kepada para peserta Global Youth Forum ini”.

Sekolah Adat Manik Empul merupakan sekolah adat pertama yang ada di Bali. Sekolah adat ini berdiri tahun 2024 sebagai wujud dari refleksi kegelisahan anak-anak muda Pedawa melihat fenomena perubahan budaya yang terjadi di Desa Pedawa.

Setelah dikukuhkan, sekolah adat langsung bergerak cepat untuk menyelamatkan beberapa budaya Pedawa yang hampir punah. Seperti yang telah dilakukannya pada November 2024 sampai dengan Januari 2025, sekolah adat ini telah berhasil menyelamatkan tiga jenis tarian rejang sakral yang telah lebih dari 50 tahun tidak lagi ditarikan.

Setelah melalui penelusuran dan pelatihan yang mendalam akhirnya sekolah ini berhasil melakukan revitalisasi rejang Sirigkuri, Rejang Kepet dan Rejang Pengecek Galuh. Hasil Revitalisasinya dipentaskan dalam acara Saba Ngelemekin di Pura Bingin 15 Januari 2025. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *