DENPASAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali merilis sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang rawan bencana di Provinsi Bali pada hari pemungutan suara, Rabu, 14 Februari 2024. Potensi rawan bencana pada hari pencoblosan Pemilu 2024 itu berupa banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem dengan angin kencang disertai petir.
“Berdasarkan peringatan dini cuaca dan iklim Provinsi Bali periode Dasarian II Februari 2024 dari BBMKG Wilayah III Denpasar, potensi hujan sedang hingga lebat terdapat di Kabupaten Buleleng, Bangli, Karangasem, Badung, Tabanan, dan Gianyar,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Dr. Made Rentin, Senin (12/2/2024).
Menurut Rentin, berdasarkan peringatan dini cuaca dan iklim Provinsi Bali periode Dasarian II Februari 2024 (tanggal 12-20 Februari 2024) dari BBMKG Wilayah III Denpasar, ada 8 kecamatan yang masuk kategori Waspada (curah hujan 150-200 mm/dasarian). Yakni Kecamatan Pupuan, Kecamatan Penebel, Kecamatan Baturiti (Kabupaten Tabanan), Kecamatan Payangan (Kabupaten Gianyar), Kecamatan Sukasada (Kabupaten Buleleng), Kecamatan Kintamani (Kabupaten Bangli), Kecamatan Sidemen (Kabupaten Karangasem) dan Kecamatan Petang (Kabupaten Badung).
Sedangkan yang masuk kategori Siaga (curah hujan 200-300 mm/dasarian) ada tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Baturiti (Kabupaten Tabanan), Kecamatan Sukasada (Kabupaten Buleleng) dan Kecamatan Kintamani (Kabupaten Bangli).

Sedangkan desa/kelurahan yang rawan banjir, menurut Dr. Rentin, ada di dua kabupaten, Gianyar dan Karangase . Di Kabupaten Gianyar, ada di Kecamatan Payangan, yakni Desa Melinggih Kelod, Melinggih, dan Kerta. Semua masuk dalam kelas bahaya: Sedang.
Di Kabupaten Karangasem, Kecamatan Sidemen, ada di Desa Tangkup, Talibeng, Loka Sari dan Wisma Kerta, dengan kelas bahaya juga Sedang.
Sementara desa/kelurahan yang rawan longsor ada di enam kabupaten, yakni Buleleng, Tabanan, Bangli, Karangasem, Gianyar, dan Badung. Di Kabupaten Buleleng, Kecamantan Sukasada, potensi rawan longsor yang masuk kelas bahaya Tinggi yakni di Desa Panji. Sementara di Desa Pancasari, Wanagiri, Ambengan, Gitgit, Pegayaman, Silangjana, Sambangan, Panji Anom, Tegal Linggah, Selat dan Kayuputih masuk kelas bahaya Sedang.
Di Kabupaten Bangli, Kecamatan Kintamani yang rawan longsornya masuk kelas bahaya Tinggi, yakni di Desa Belandingan, Pinggan, Siyakin, Subaya, Sukawana, Kutuh, Bantang, Selulung, Pengejaran, Catur, Serahi, Kintamani, Terunyan, dan Ulian.
Sementara yang masuk kelas bahaya Sedang, yakni di Desa Daup, Dausa, Satra, Batukaang, Belanga, Gunungbau, Belantih, Awan, Manikliyu, Batur Utara, Batur Tengah, Batur Selatan, Songan A, Songan B, Abang Songan, Abang Batu Dinding, Suter, Buahan, Kedisan, Bayung Gede, Bonyoh, Banua, Katung, Belancan, Mangguh, Bayungcerik, Lembean, Langgahan, Bunutin, Binyan, dan Mengani.
Di Kabupaten Tabanan, Kecamatan Baturiti yang masuk rawan longsor kelas bahaya Sedang, yakni Desa Mekarsari, Apuan, Angseri, Bangli, Baturiti, Batunya, Antapan, Candikuning, dan Luwus. Di Kecamatan Penebel, Desa Riang Gede, Mengeste, Senganan, Jatiluwih, Wongaya Gede, Pesagi, dan Sangketan masuk rawan longsor kelas bahaya Sedang. Di Kecamatan Pupuan, Desa Belatungan, Kebon Padangan, Belimbing, Sanda, Batungsel, Pujungan, Pajahan, Munduk Temu, Bantiran, Padangan, Jelijih Punggang, Karya Sari, dan Sai masuk rawan longsor kelas bahaya Sedang.
Di Kabupaten Gianyar, Kecamatan Payangan sejumlah desa masuk rawan longsor kelas bahaya Sedang. Yakni Desa Melinggih Kelod, Melinggih, Kelusa, Beresela, Bukian, Puhu, Buahan, dan Kerta.
Di Kabupaten Karangasem, Kecamatan Sidemen yang masuk desa/kelurahan rawan longsor kelas bahaya Sedang, yakni Desa Tangkup, Talibeng, Telaga Tawang, Sidemen, Sindu Wati, Sangkan Gunung, Loka Sari, Kertha Buana, Tri Eka Buana dan Wisma Kerta.
Di Kabupaten Badung, Kecamatan Petang, yang masuk desa rawan longsor kelas bahaya Tinggi, yakni Desa Petang, Sulangai, Pelaga, dan Belok/Sidan. Sedangkan yang masuk rawan longsor kelas bahaya Sedang, yakni Carangsari, Getasan, dan Pangsan.
Menurut Dr. Rentin, langkah mitigasi terhadap bencana banjir, yakni berusaha mengetahui tingkat kerentanan area TPS, apakah berada di zona rawan banjir. Menyiagakan sarana dan prasarana penanggulangan bencana sebagai pendukung pelaksanaan Pemilu seperti, tenda, perahu, pompa air mobile dan lain-lain. Melakukan perencanaan untuk relokasi, termasuk memahami rute relokasi dan daerah yang lebih tinggi. Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa dampaknya untuk TPS. Serta memastikan penempatan lokasi TPS tidak berada persis di dekat aliran sungai yang sering terjadi banjir.
Sedangkan langkah mitigasi terhadap bencana tanah longsor, kata Dr. Rentin, yakni mengetahui tingkat kerentanan area TPS, apakah berada di zona rawan tanah longsor. Tidak membangun TPS di sekitar tebing/lereng yang terjal. Tentukan lokasi aman evakuasi, seperti menjauh dari kemungkinan arah longsoran material. Menyiapkan skenario untuk memindahkan TPS ke lokasi yang aman jika terjadi bencana longsor, termasuk memahami rute relokasi dan daerah yang lebih aman. Serta memprioritaskan keselamatan nyawa. Apabila memungkinkan amankan dokumen penting, seperti surat suara, kotak suara dan lain-lain.
Untuk langkah mitigasi terhadap bahaya petir, yakni merencanakan lokasi TPS menjauhi tanah lapang tanpa ada bangunan tinggi di dekatnya. Menyediakan alat penangkal petir. Merencanakan lokasi TPS berada di dalam bangunan beton bertulang dan bangunan kokoh lainnya, karena aliran listrik dari petir diserap ke dalam tanah melalui dinding. Serta saat berada di dalam bangunan beton atau kayu, pastikan untuk menjaga jarak satu meter lebih dari peralatan listrik, dinding, dan langit-langit rumah. (bs)