Dua Profesor Bedah Buku “Ensiklopedia Desa Muslim Pegayaman Bali”

DENPASAR – Dua Profesor yakni Prof. I Made Bandem dan Prof. I Putu Gede Suwitha menjadi pembedah buku “Ensiklopedia Desa Muslim Pegayaman Bali” yang digelar Forum Pemerhati Sejarah Islam (FPSI) Bali di Kantor DPD RI Bali, Minggu (11/6/2023). Buku karya putra asli Pegayaman, Drs. Ketut Muhammad Suharto, ini membahas secara rinci dan detail tentang Desa kuno Pegayaman.

Menurut Ketua FPSI Bali, H. Imam Asrorie, penerbitan buku ini untuk meliterasi masyarakat. Dengan penerbitan buku ini, FPSI Bali ingin mengajak masyarakat untuk rajin membaca buku, khususnya buku sejarah.

Sementara pembedah Prof. I Putu Gede Suwitha, menilai, buku “Ensiklopedia Desa Muslim Pegayaman Bali” penting untuk dibaca, terutama oleh kalangan peminat sejarah atau ilmu sosial lainnya.

“Membaca buku ini akan menambah wawasan tentang sejarah, budaya dan juga  konstelasi politik kawasan yang sangat luas pada abad ke-17. Tidak hanya membahas Desa Pegayaman, tetapi sebagai sejarah lokal. Juga berarti dalam konteks kawasan luas meliputi Bali, Jawa Timur, Madura, bahkan Lombok, Jawa Tengah dan juga Sulawesi Selatan. Banyak fakta sejarah dan budaya yang bisa dikembangkan dan sangat berarti dalam perspektif kekinian,” kata Guru Besar Sejarah Universitas Udayana ini.

Kelebihan buku ini, tegas Prof. Suwitha, sebagai karya sejarah dan budaya dan sumber-sumber yang lengkap meskipun banyak yang perlu dikritisi.

Sementara Prof. Made Bandem menilai, buku “Ensiklopedia Desa Muslim Pegayaman Bali” sangat menarik. “Sangat atraktif. Atraktif dari bentu atau penampilannya dan atraktif isinya. Sangat menarik,” ujar seniman tari ini.

Kenapa menarik, menurut Prof. Bandem karena membahas masalah akulturasi. Kata dia, Pegayaman memang kental akulturasinya.

Yang kedua, kata mantan Rektor STSI Denpasar dan ISI Yogyakarta ini, buku ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Buku ini pasti benefit, tapi benefit dari keilmuannya bagi kita,” kata Prof. Bandem.

Selain itu, kata dia, buku ini bagus deskripsinya. Menurutnya, penulis buku ini, Drs. Ketut Muhammad Suharto, menulis apa yang dilihat, dipelajari dan dirasakan dengan apa adanya.

“Ini bisa menjadi model untuk penulisan sejarah kampung-kampung Islam lain di Bali, seperti Kepaon, Sakenan, dan lain-lain,” ujarnya.

Yang lain, kata dia buku ini sangat unik. Menurut Prof. Bandem, memang Pegayaman itu unik. Buku ini berbeda dengan tulisan-tulisan yang ditulis orang luar. “Buku ini sangat unik,” katanya.

Bedah buku yang dirangkai dengan Halal Bihalal tersebut dihadiri sejumlah tokoh Islam di Bali dan perwakilan dari ormas-ormas Islam di Bali. Juga dihadiri pengurus FPSI di seluruh Bali. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *