Bangkitkan Kembali Budaya Mendongeng, Mahima Gelar Festival Mendongeng Se-Indonesia 2022

BULELENG – Dongeng merupakan karya sastra yang ideal untuk mengedukasi anak-anak. Dongeng sarat dengan pesan moral, dan dapat disampaikan secara imajinatif dan menyenangkan. Karena itu, kegiatan mendongeng digarap dengan serius oleh Komunitas Mahima melalui kegiatan Festival Mendongeng Mahima 2022 yang melibatkan peserta se-Indonesia.

Festival yang digelar secara hybrid yaitu online dan offline sekaligus itu digelar di Gedung Sasana Budaya Singaraja pada Kamis (22/9/2022). Festival Mendongeng Mahima diselenggarakan selama 5 hari pada 22-27 September 2022.

Dalam Festival Mendongeng Mahima juga diadakan workshop mendongeng, pertunjukan teater dongeng, bedah buku dongeng, pertunjukan dongeng non lomba dan lomba mendongeng.

Festival Mendongeng Mahima dibuka dengan pembacaan dongeng legendaris “Sang Landean” yang dituturkan oleh Cok Sawitri. Nampak para siswa SD, SMP, SMA dan para guru yang hadir sangat antusias mendengar dongeng yang menceritakan sepak terjang antara I Lutung yang cerdik dan seorang raja yang bergelar Sang Landean.

Ikut mendongeng pada pembukaan festival tersebut Diretur RSUD Buleleng, seorang dokter yang juga penulis esai, dr. Putu Arya Nugraha. Dr. Arya membawakan dongen berjudul “”Dinosauros vs Virus”. Juga Tampil mendongeng Luh Wanda yang membawakan dongeng “Dadong Dauh”.

Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, yang hadir untuk membuka festival tersebut, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Mahima itu. Sebab, dewasa ini sudah jarang sekali orang tua yang membacakan dongeng untuk anak-anaknya. Ia berharap kegiatan ini dapat membangkitkan kembali semangat mendongeng bagi para orang tua.

“Kalau dulu kan kita sebelum tidur dibacakan dongeng, menjadi interaksi yang sangat dekat, kemudian juga pesan-pesan moral, pesan-pesan kehidupan, itu diberikan orang tua kepada kita yang mendengarkan,” kenang Sekda yang pernah berprofesi sebagai guru itu.

Suyasa menyayangkan kebiasaan mendongeng untuk anak ini sudah ditinggalkan karena maraknya digitalisasi dan peran media sosial yang kerap menjadi distraksi orang tua dari anak atau sebaliknya. Informasi yang didapat pun cenderung banyak yang tidak baik bagi tumbuh kembang anak karena tidak ada filternya. Ia bersyukur kegiatan ini diikuti antusias oleh para peserta, sehingga ada harapan budaya mendongeng kembali meningkat.

Sementara itu, Ketua Komunitas Mahima Kadek Sonia Piscayanti mengatakan, kegiatan ini digelar guna meningkatkan kembali budaya mendongeng di kalangan orangtua, sehingga edukasi pesan moral yang dapat disampaikan orangtua kepada anak dapat kembali dibiasakan.

“Kalau dongeng itu kita berikan kepada anak-anak, di sana memberikan banyak sekali nilai-nilai pendidikan karakter,” imbuhnya.

Sonia berharap melalui festival ini, pihaknya dapat memasyarakatkan dongeng dan kembali menjadi pengantar tidur bagi anak yang sarat akan pendidikan karakter dan pesan moral. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *