Ketan Tetel, Kuliner Khas Loloan yang Merekatkan Persaudaraan


GUYUP Bugis Melayu Loloan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali memiliki aneka keragaman makanan khas yang merupakan warisan dari para pendahulu. Salah satunya sajian sedekah pagi, yang cukup favorit bernama Ketan Tetel.
Ketan Tetel terbuat dari gula merah, santan dan pisang yang diiris kecil kecil, dimasak bersama dengan suhu proses yang memadai. Selama dimasak, campuran ini diaduk rata setiap saat sampai matang. Serta ketan yang sajikan dengan irisan segi empat.


Filosofi Ketan Tetel Loloan sebagai menu sedekah pagi, disajikan sebagai menu sarapan di zaman lama. Yakni sebagai makanan pembuka dalam setiap acara yang diadakan di Loloan.


Sebuah pertanyaan yang penuh keingintahuan akan makna Ketan Tetel di masa silam, yaitu mengapa harus menyajikan Ketan Tetel? Hal inilah yang cukup menarik untuk dikupas. Ketan mempunyai daya rekat atau merekat yang cukup kuat untuk menyatukan. Dengan irisan bentuk ketan persegi empat, yang melambangkan empat arah mata angin, sehingga ketan persegi empat secara simbolik merekatkan dari segala penjuru.


Sedangkan gula merah, santan dan pisang merupakan saos pemanis yang alami dan mudah didapatkan, yang digunakan untuk melumuri ketan yang putih persegi empat. Rasa manis alami tersebut melambangkan unsur rasa keramahan.


Jadi Ketan Tetel disajikan sebagai menu sarapan pagi bermakna menjaga tali silaturrahmi dengan persatuan yang manis. Ketan tetel dengan kopi jahe sebagai pasangan terasa menyambut para tamu dengan pelukan keramahan dari lubuk hati terdalam.

Sajian pagi yang sederhana dan alami ini sampai saat ini masih tetap ada serta populer di Loloan. Ya ketan memiliki daya tahan yang baik untuk menahan rasa lapar di pagi hari, dan mampu bertahan hingga siang hari, sehingga baik bagi kesehatan sebagai menu sarapan di pagi hari. (bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *