- Oleh Nunuk Ikhtiarini, S.Pd., M.Pd.
DI tengah kehangatan senja di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, Bali, sebuah desa yang tak asing dengan ancaman gempa bumi dan tsunami, berdiri seorang guru madrasah ibtidaiyah (MI) dengan tekad membara. Dialah M. Syahrizal Aldi, S.Pd, sosok muda yang sehari-hari akrab disapa Pak Aldi oleh murid-muridnya. Tahun ini, Pak Aldi melangkah maju, memutuskan untuk menjadi bagian dari Lomba Pemuda Pelopor Desa 2025, membawa sebuah gagasan vital yang lahir dari kepeduliannya terhadap keselamatan masyarakat.
Pak Aldi, seorang guru, pengajar, dan pelopor di bidang pendidikan. Ia telah mengabdikan diri sebagai seorang pendidik sejak tahun 2021 di MI Al Huda Pengastulan dan memastikan bahwa dirinya mampu memberikan manfaat bagi semua orang, khususnya di bidang pendidikan. Dengan gelar sarjana pendidikan dari Universitas Pendidikan Ganesha, Pak Aldi telah memperdalam pemahaman bahwa pendidikan harus didapatkan oleh setiap orang tanpa terkecuali.
Pak Aldi dikenal sebagai guru yang kreatif dan inovatif. Dia selalu mencari cara baru untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Dengan menjadi guru atau pengajar yang inspiratif, kreatif, dan inovatif, maka turut mendukung tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
MI Al Huda adalah salah satu Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang telah dikukuhkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng Tahun 2024. Hal ini sejalan dengan dikukuhkannya Desa Pengastulan sebagai Komunitas Tsunami Ready oleh IOC-UNESCO Pertengahan Tahun 2024.
Sebagai seorang pendidik di MI Al Huda, Pak Aldi tak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan umum dan agama, tetapi juga peka terhadap kondisi geografis dan sosial desanya. Pengalaman hidup di daerah rawan bencana memicu ide cemerlangnya: sebuah program Edukasi dan Simulasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Berbasis Moderasi Beragama di Desa Pengastulan. Ini bukan sekadar teori, melainkan upaya nyata untuk membekali warga dengan pengetahuan dan keterampilan yang esensial, sekaligus menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi dalam menghadapi musibah.

Pak Aldi melihat bahwa kesiapsiagaan bencana tidak hanya soal teknis, tapi juga mental dan spiritual. Dengan mengusung tema moderasi beragama, ia ingin menunjukkan bahwa dalam situasi darurat, persatuan dan saling tolong-menolong adalah kunci, tanpa memandang latar belakang keyakinan. Programnya ini akan mencakup beberapa aspek penting:
1. Edukasi Interaktif : Mengadakan sosialisasi tentang karakteristik gempa bumi dan tsunami, tanda-tanda awal, serta langkah-langkah penyelamatan diri dan keluarga, disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak.
2. Simulasi Evakuasi Terpadu : Mengadakan latihan evakuasi berkala, melibatkan seluruh elemen masyarakat—mulai dari siswa MI, orang tua, hingga tokoh masyarakat—menuju titik kumpul yang aman, memastikan setiap warga tahu rute dan prosedur penyelamatan.
3. Penguatan Nilai Moderasi Beragama dalam Kesiapsiagaan : Memasukkan pesan-pesan moral dan spiritual dari berbagai ajaran agama tentang pentingnya saling membantu, kesabaran, dan ketenangan dalam menghadapi musibah. Ini akan diintegrasikan melalui diskusi kelompok dan materi yang relevan.
4. Pembentukan Tim Siaga Bencana Berbasis Komunitas : Mendorong pembentukan tim relawan desa yang terlatih untuk memberikan pertolongan pertama dan mengelola informasi saat terjadi bencana, dengan anggota yang representatif dari berbagai latar belakang.
Lomba Pemuda Pelopor Desa Tahun 2025, merupakan kerjasama antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Kementerian Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Saat ini lomba telah memasuki tahap fact finding, setelah dilaksanakan proses pendaftaran peserta Lomba Pemuda Pelopor Desa Tahun 2025 yang telah diikuti oleh 314 peserta dari 31 provinsi dan 160 kabupaten di seluruh Indonesia dari tanggal 21 Mei s.d. 12 Juni 2025.
Pada tahap fact finding ini, hadir juri dari provinsi dan dihadiri oleh Pj. Perbekel dan Sekretaris Desa Pemerintah Desa Pengastulan, perwakilan Adat Pengastulan, Badan Perwakilan Desa, tokoh masyarakat Bapak H. Anis, AR, dan Ikatan Remaja Kauman.
Pak Aldi dalam presentasinya di hadapan dewan juri, tidak hanya memaparkan kerangka programnya yang matang, tetapi juga menceritakan bagaimana ia telah memulai inisiatif serupa di MI Al Huda, melatih murid-muridnya untuk tetap tenang dan melakukan prosedur darurat saat terjadi gempa. Ia juga menekankan bahwa program ini akan memanfaatkan peran aktif guru MI sebagai ujung tombak edukasi, mengingat posisi mereka yang dekat dengan anak-anak dan orangtua.
Keikutsertaan M. Syahrizal Aldi, S.Pd. dalam Lomba Pemuda Pelopor Desa 2025 adalah cerminan dedikasi seorang guru yang melampaui batas-batas ruang kelas. Ia membuktikan bahwa jiwa kepeloporan sejati adalah tentang memberdayakan komunitas, menyiapkan mereka menghadapi tantangan, dan menumbuhkan harapan di tengah kerentanan.
Programnya yang inovatif ini diharapkan tidak hanya mengantarkan Pak Aldi meraih penghargaan, tetapi yang terpenting, mampu menjadikan Desa Pengastulan sebagai teladan dalam kesiapsiagaan bencana yang humanis dan harmonis. []
*) Penulis adalah Kepala MI Al Huda Pengastulan

